8. Titik Awal

6.2K 273 4
                                    

*Typo Bertebaran



Hari demi hari berlalu, Affan menepati janji untuk tak terlalu dekat dengan Sana, walaupun Sana kadang mengirimkan makanan ke rumah sakit untuk Affan. Tapi sebisa mungkin Affan untuk menjaga hati sang istri.

Seperti hari ini, saat Sana mengajaknya makan siang bersama tapi Affan menolak dengan alasan dia ada urusan penting yang harus dikerjakannya.

Affan baru saja menyelesaikan pekerjaannya, ia berniat makan ke kantin rumah sakit sebelum pintu ruangannya dibuka

"Kenapa menghinadar sih kak?"

Yapp siapa lagi kalau bukan Sana. Dia datang ke rumah sakit.

"Kak kenapa menghindari aku sih?" tanyanya lagi

"Aku gak menghindar Sana, memang lagi sibuk."

"Pokoknya aku harus makan siang sama kakak"

"Sana please, jangan terlalu memaksa kehendak mu"

"Aku gak mau tau pokoknya harus ya harus titik" ucap Sana yang sukses membuat kesabaran Affan di uji.

"Sana maaf bukannya aku menghindar, kamu sama aku itu udah beda. Kamu bukan anak kecil yang selalu aku jagain kaya dulu, aku sudah punya istri. Tidak pantas rasanya dekat dengan wanita lain yang bukan muhrim ku, itu bisa menyebabkan fitnah. Kakak harap kamu bisa ngerti" jelas Affan

"Ooh jadi ini semua karena mba Dilla? Dia yang ngelarang kakak gitu? Kalau gitu aku mau ketemu sama mba Dilla" ucap Sana

"Bukan Dilla tapi memang udah seharusnya gini, dan jangan pernah bawa-bawa istri ku. Sekarang silahkan kamu pergi" ucap Affan mencoba untuk tetap tenang

"Baiklah kalau gitu, Bye" ucap Sana meninggal kan ruangan Affan dengan membanting pintunya.

Affan menghela nafas, sungguh Sana sama sekali tak pernah berubah, selalu memaksakan kehendaknya. Affan melanjutkan pergi meninggalkankan ruangan nya menuju kantin, dan yaa dia melihat beberapa orang yang berbicara berbisik melihat kearahnya. Tapi dia tak terlalu ambil pusing dengan itu, ia melanjutkan makannya dan melanjutkan pekerjaannya lagi setelahnya.

~•~


Sementara Sana benar-benar kesal dengan tingkah Affan, apa maksudnya menghindari bahkan untuk diajak makan pun tidak lagi. Affan benar-benar berubah pikirnya. Dan itu semua karena Dilla, sehebat apa wanita itu sampai membuat kak Affan nya menjauhinya seperti ini.

"Sial" teriak Sana

"Tunggu aja sampai kamu yang datang ke aku balik kak, and Dilla, I'll make you cry" ucap Sana lalu menambah kecepatan mobilnya

~•~

Akhir-akhir ini Affan benar-benar sibuk di rumah sakit. Bahkan sering pulang malam. Tapi malam ini dia pulang sama sekali tak memberi kabar, jam sudah menunjukkan pukul 23.15 wib, namun Affan tak juga sampai dirumah bahkan tak memberi kabar pada sang istri.

Dilla menunggu suaminya, ia khawatir, kemana suaminya semalam ini belum juga sampai di rumah. Apakah terjadi sesuatu? Ataukah ada operasi mendadak? Ia menunggu di sofa sampai akhirnya tertidur.

Pukul 01.30 Affan sampai dirumah dan melihat istrinya tertidur di sofa, pasti ini karena menunggu ia pulang. Affan mengangkat tubuh Dilla, ia berniat memindan Dilla ke kamar mereka. Namun Dilla terusik dan dan bangun karena nya.

"Mas, kamu udah pulang?"

"Hmm" jawab Affan singkat yang membuat Dilla heran

De FactoOnde as histórias ganham vida. Descobre agora