Part 35 : Murid baru

252 28 4
                                    

Gerbang SMA Sanjaya perlahan tertutup. Saat sedikit lagi gerbang itu sempurna ditutup, tubuh seorang gadis langsung menyalipnya .

Hal itu membuat kegiatan pak satpam berhenti, "Aduh neng kalok kenak gimana?" Protes pria itu.

Gadis yang baru tiba itu menyengir, "Slow pak, Tari ni udah legend" kata gadis itu.

"Tari duluan nya pak, Assalamualikum" saat sudah mendapat jawaban baru Tari melangkah menuju kelasnya.

Saat baru tiba di koridor kelas sepuluh, Tari menatap aneh seorang cewek yang terlihat linglung. Di lihat dari seragamnya sih, dia kelas sebelas.  Tapi mengapa di koridor kelas sepuluh saat jam belajar saja hampir di mulai.

Tari memelankan langkahnya saat hampir mendekati cewek itu.

Bruukk

Tak di sangka cewek itu memutar arahnya membuatnya bertabrakan dengan Tari. "Eh, maaf gue gak sengaja" katanya.

Tari menegakan tubuhnya kembali, menatap cewek ini aneh. "Kakak ngapa disini, cari seseorang?" tanya Tari. Mana tau kan ia bisa membantu.

"Oh, gue mau cari ruang kepsek tapi malah nyasar di sini" ujarnya.

"Oohh jadi kakak murid baru, kalok gitu Tari anterin aja ya" balas Tari.

"Serius, makasi ya" cewek itu tersenyum manis sekali. Cewek itu juga memiliki tubuh yang ideal,  semua cowok pasti mengantri untuk menjadi pacarnya.

Keduanya berjalan berlawanan arah dari cewek itu pergi, "Btw kita belum kenalan, gue Dinda" katanya sambil mengulurkan tangannya.

Tari memberhentikan langkahnya lalu menjabat uluran tangan itu,  "tari" ucapnya singkat.

Tak begitu lama mereka tiba di ruang kepala sekolah, "Makasi ya tar udah nganterin. Gak tau kalok gak ada lo" ucapnya membuat Tari terkekeh.

"Santai aj kali kak, kalok gitu tari ke kelas dulu."

Dinda itu kayak mirip siapa gitu, kayak pernah liat tapi dimana batin Tari berbicara.

***
"Jadi namanya Dinda" tanya Feby.

Kini kedua sahabat itu tengah berada di kantin, Feby tampak serius dengan nasgor nya sekaligus menangapi ucapan Tari.

"Iya... dia tuh cantik, ramah juga orangnya. Tapi kayak pernah liat, tapi lupa dimana" balas Tari sambil berpikir pikir dimanakah ia melihat orang yang mirip dengan Dinda itu.

Feby meneguk minumannya,  lalu melipat tanganya di meja. "Kebetulan kali" ucapnya. Makanan mereka sudah habis, namun tampaknya enggan untuk meninggalkan kantin itu.

"Jadi pengen liat kayak mana tuh yang namanya Dinda" tambah Feby.

Tari mengangkat bahunya acuh lalu menatap kesekeliling kantin, iris matanya menangkap siluet perempuan yang mereka bicarakan. Dinda yang kala itu tiba di kantin menatap kesegalah arah yang sudah terisi siswa Sanjaya. Cewek itu jadi bingung ingin duduk di mana.

"Kayaknya lo beruntung deh Feb, itu orangnya. Kak Dinda!" Saat memanggil ia meninggikan suaranya membuat empunya nama menoleh padanya.

Feby yang saat itu juga menoleh seketika melebarkan matanya, juga mulutnya ikut terbuka. Tubuhnya menengang,  saat melihat siapa yang di panggil Tari.

Dinda tersenyum lalu menghampiri meja yang berisikan Tari dan Feby.

"Hai" sapanya.

Tari membalasnya dengan senyuman, "kakak kenalin deh. Ini temennya tari, namanya Feby" ujar Tari.

Dinda mengulurkan tangannya sambil tersenyum, namun uluran tangan itu tak kunjung di sambut Feby. Gadis itu tetap terdiam dengan raut wajah memucat.

Hal itu membuat Tari tersenyum kaku, ia menyenggol lengan Feby. "Itu kak Dinda mau kenalan" bisik nya pada Feby.

Bisikan itu ternyata mampu mebuat Feby tersadar kembali ke dunia nyata. Bukanya menjabat uluran tangan Dinda, Feby malah menarik tangan Tari untuk keluar dari sana.

"Lo apa apaan sih Feb" protesnya saat tiba di luar katin.

"Elo yang apa apaan, lo tau itu siapa?" Tanya gadis itu.

"Ya, kak Dinda yang gue omongin tadi" jelasnya.

Feby berdecak lalu menatap serius kearah Tari, "itu Alena yang pernah gue ceritain" ucapnya.

"Gak mungkin, orang jelas jelas di bilang namanya Dinda."

"Ck. Iya namanya dinda, tepatnya Adinda Alena Pricylia" jelas Feby membuat Tari terdiam.

"Gue gak mungkin lupa tar sama wajahnya Alena, rasa benci gue masi berbekas tau" tambahnya.

"Jadi... dia Alena" tanya Tari yang langsung di angguki oleh Feby.

"Yap,  gue nyakin tuh cewek pindah kesekolah kita karna udah tau Aris dkk sekolah disini juga" cetus Feby.

"Gue jadi penasaran, kita balik lagi yuk" ajak Tari yang langsung mendapat pelototan dari sahabatnya itu.

"Gak mau!"

"Ayok lah Feb, pokok nya harus" Tari menyeret Feby kembali ke kantin. Namun langkahnya terhenti saat di pintu masuk kantin.

Dinda atau Alena yang tadinya sendiri kini telah di temani Aris dkk. Tampak sekali Aris dan Revan menggobrol dengan seru disana,  sesekali tertawa dengan keras. Tovan yang tadinya dingin juga ikut tersenyum, kecuali Iqbal yang masih fokus pada buku yang ada di tangannya.

"Tuh kan, kita gak seharusnya kesini" bisik Feby.

Hatinya seolah tak rela melihat keakraban mereka, tapi mau bagaimana Tari bukan siapa siapa mereka. Gadis itu melirik dengan kesal kearah sahabatnya.

"Nyebelin" ucap nya lalu meninggalkan Feby.

Feby menyusul temanya itu sambil menyolek nyolek pipi Tari, "Uuhh kasian dedek tali cembulu ama abang alis iya" ucapanya dengan berkata cadel.

Tari seketika langsung menoyor kepala temanya itu, "nggak ya, gue bukan sapa sapa dia buat apa cemburu" kata Tari.

Jawaban Tari malah membuat Feby terkekeh,  "kita mau kemana sih?" tanyanya saat melihat lengkah mereka tidak kearah kelas.

"Muterin ni sekolah" jawab gadis itu.

"Capekkkk" rengek Feby namun tak di pedulikan Tari.

Saat melewati belakang sekolah, tak sengaja keduanya melihat Oji yang tengah memanjat pagar. Tari dan Feby saling melirik, dengan seringai tercetak di bibir keduanya, mereka mendekati Oji.

Tari memegang satu kaki Oji, "Hayo mau kemana?" tanya Tari.

Suara Tari membuat cowok itu  tersentak kaget, "lo berdua ngageti aja" balasnya sambil mengelus ngeluh dadanya.

"Kak oji ngapain sih manjat manjat,  kayak monyet aja" cetus Feby.

"Bangsat  lu pada, lepasin! Gue mau pergi" ketusnya.

"Gak boleh pergi,  kak oji disini aja" Tari semangkin menarik narik kaki cowok itu.

"Nanti ketauan woy,  lepasen!!!" teriaknya.

Kini Feby ikut menarik kaki Oji, "gak boleh bolos kak" bela Feby. 

"Elo-

"Ngapain kalian bertiga disini!!!" Ketiganya sontak menoleh dengan horor keasal suara itu.

Mampus batin ketiganya.

________
Ku tunggu Vote kalian_author

Kisah MentariWhere stories live. Discover now