Part 16 : Geng Motor

388 35 1
                                    

Di sepanjang jalan Tari terus menangis, ia merasa jijik akan tubuhnya. Mengapa dia selemah itu hingga tak dapat memberontak.

Merasakan basah di punggunya, Aris tau tari sedang menangis. Apalagi tubuh yang menempel padanya gemetaran menahan isak tangisnya.

Dengan arahan sendiri, tangan kirinya memegang tangan Tari yang sedang memeluknya. Aris sedikit mengusap usap untuk memberikan kekuatan pada Tari.

Cowok itu semangkin meninggikan gasnya, sebenarnya rumah Tari dekat jika mengendari sepeda motor. Apalagi jika Aris yang membawanya. Tapi cowok itu harus memutar arah, supaya tidak bertemu Darma dan gengnya.

Tibanya dirumah, Tari berjalan dibantu dengan Aris. Tubuh yang lemah akibat menangis di sepanjang jalan tadi, membuat gadis itu sulit untuk berjalan.

Melihat pintu terbuka, memudahkan Aris membawa Tari kedalam kamarnya.

"Istirahat ya" ucap Aris sambil mengusap surai hitam Tari. Dengan pelan Aris menutup pintu, saat berbalik ia langsung dikejutkan oleh Billy.

Aris berdehem untuk menghilangkan keterkejutannya, "lo bang, ngagetin aja" kata Aris lalu melangkah keluar rumah.

"Darma buat ulah" ucapnya saat di luar, Billy mengerutkan keningnya. Billy tadi sempat melihat Aris membantu Tari untuk kedalam kamar, jadi abang dari Tari itu penasaran apa yang terjadi.

Aris tidak yakin untuk memberitahukan kejadian tadi pada Billy, tapi mau bagaimana lagi Billy itu abangnya Tari.

"Tadi Darma... dia mau, mau ngelecehin Tari" Billy melebarkan matanya, "lo serius?" Aris mengangguk.

Bught

Billy menonjok dinding rumahnya, "Brengsek! Dia berani deketin Adek gue, gak bisa di biarin" dengan kadaan emosi Billy masuk kedalam rumah untuk mengambil jaket nya.

"Lo gak usah gegabah bang, kita bisa rencanain ini matang matang. Gimana pun kita harus susun strategi" ujar Aris saat melihat Bily siap ingin pergi.

Billy memberhentikan langkahnya dan menatap tajam Aris, "gue gak bisa diem aja Ris, Adek gue udah di lecehin sama si brengsek itu!" bentak Billy.

"Gue tau, tapi setidak nya kita harus buat strategi dulu. Mereka banyak, kalok lo kesana sama aja lo ngaterin nyawa" cetus Aris, cowok itu memegang pundak Billy untuk menyalurkan kekuatan.

"Tiga hari lagi, itu hari kebangkitan Wemonster. Kita bisa hancurin mereka dihari itu" tambah Aris sambil tersenyum penuh arti.

Billy mengangguk anggukan kepalanya, dia sepertinya akan benar benar menyusun strategi untuk kali ini.

"Makasi lo udah nolongin adek gue" ucapnya tulus.

Aris menyengir, "udah tugas gue kali" kekehnya lalu meminta izin untuk pamit.

Malamnya Billy membawakan makanan kepada adiknya itu, setelah mengetuk pintu cowok itu masuk kedalam kamar Tari.

Billy melihat Tari meringkuk di tempat tidur, makanan yang ia bawak di letakan di nakas. Lalu cowok itu mengelus rambut Tari.

Tari yang terusik dengan kegiatan Billy membuka matanya, mentap Billy sebentar lalu menatap ke arah lain. Tari takut jika abangnya itu marah padanya, karna tidak bisa menjaga diri.

Satu air mata menetes yang langsung dihapus cepat oleh Tari, Billy yang mengetahui nya memaki Darma dalam hatinya.

Darma berengsek batinya berkata, "Makan dulu ya" dengan bantuan Billy, Tari mendudukan diri.

Sebelum suapan itu masuk kedalam mulut, Tari segera menyekalnya. Lalu cewek itu mengatakan sesuatu yang membuat hati Billy menyesal, "bang billy marah sama tari" lirih Tari yang masih terdengar.

Kisah MentariWhere stories live. Discover now