Part 7 : Gue nebeng ya

467 42 8
                                    

Tari terus memperhatikan cowok itu, baru kali ini ia melihat cowok mau ke perpustakaan.

Bukan berarti cowok tidak di peruntukan di perpustakaan, tapi aneh aja cowok cool gitu mau membaca buku. Apalagi saat jam pelajaran masih berlangsung

Tari menerka nerka, pasti cowok itu kakak kelas nya. Gimana Tari tau? Karna sekolah nya memberikan seragam yang berbeda pada tingkatan nya.

Misal kls 10 memiliki garis satu di lengan baju nya, sedangkan kls 11 memiliki dua dan kls 12 tiga. Setiap tahunya akan memutar, entah lah mungkin kepala sekolahnya  agar mudah melihat para sisiwa nya itu. Dan cowok yang duduk disebrang sana memiliki garis tiga di lengan bajunya.

Tapi kenapa kakak kelasnya ganteng ganteng sih, kenapa juga Tari baru menyadarinya.

Cewek itu terus menatapnya, hingga tatapan tajam itu terarah membalas pandanganya. Terlena dengan mata coklat itu, Tari hanya bisa membeku dalam lingkaran mata itu.

"Apa?" Tari gelagapan sendiri mendengar nada bicara yang tak kalah dingin dengan Tovan.

Cewek itu menegakan tubuhnya,   dengan gerogi ia membuka asal buku yang tadi di jadikan bantal. Terkadung malu, Tari tak mampu membalas ucapan itu.

Di rasa cowok itu tidak menatap nya lagi, Tari sesekali melirik ke sampingnya. "Gak kalah serem ama kak Tovan" gumamnya.

"Gue bukan hantu, dan gue bukan Tovan" seketika Tari menatap cowok itu, ia tidak menyangka gumamnya dapat di dengar cowok itu.

Tari diam membisu, lalu menatap buku ditangan nya. Tercetak kerutan di dahinya saat membaca buku itu, buku apa yang dia ambil ini. Dari pada malu, dan mengambil buku baru lebih baik ia berpura pura membaca.

Kriiinggg

Suara bel berbunyi, membuat Tari mengembuskan nafas bahagia. Akhirnya, ia bisa keluar. Tari yang hendak bersiap seketika berhenti saat melihat cowok itu juga ingin pergi.

Tari menunduk seolah membaca kembali, dalam hati ia ingin cowok itu cepat cepat pergi dari sana.

Cowok itu berdiri lalu melangkah keluar, namun perkataan cowok itu membuat Tari bertambah malu.

"Ada ya kls 10 baca materi kls 12,  pinter banget kayaknya" ucapan itu langsung memohok Tari.

Saat sudah di pastikan cowok itu pergi, Tari menepuk jidatnya beberapa kali. Ia melihat sampul buku itu, yang tertulis kls 12.

"Bodoh banget sih Tari, seharusnya lo liat pas ngambil buku. Sekarang yang malu elo sendiri ini" gumamnya yang masih menepuk nepuk dahinya.

***

"Demi apa! lo seriusan Tar" teriak Feby mendengar cerita Tari, dengan segera Tari memasukan somaynya kedalam mulut Feby.

Tanpa marah, Feby mengunyah somay itu. "Lo seriysan kan? Gue masih gak yakin, kak Tovan sendiri yang nawarin lo jadi sekertarisnya. Setau gue, kak Tovan itu paling males cari begituan."

Tari mengangguk, "ya mana gue tau" tungaksnya.

"Jadi elo terima?"

Dengan ragu Tari mengangguk, "terpaksa" lirihnya.

"Enak yah jadi lo, bisa deket deket kak Tovan" ejek nya membyat Tari mendengus, enak dari mana nya cobak. Orang Tovan itu dingin plus nyeremin, jika di suruh memilih antara Tovan dan setan Tari tidak akan memilih ke dua duanya, karna ia takut juga dengan setan.

Tari tidak membalas ucapan Feby, pandangan menelusuri kantin. Hingga sesuatu berbunyi.

Drrrttt

Kisah MentariWo Geschichten leben. Entdecke jetzt