Part 4 : Nonton Pertandingan Basket

608 52 0
                                    

10/03/2029
__________
Tari segera duduk saat sampai di kelasnya, rasa lelah nya terobati seketika saat Feby memberikan sebotol air.

"Lo kok telat masuknya?"

Tari meneguk air mineral itu, "gue kesiangan, plus di hukum ama kak Tovan" jelasnya sambil memberikan botol yang tinggal setengah.

Tari masih mengingat tentang kejadian pagi ini, kenapa ia harus berurusan dengan seorang yang menyebalkan.

Feby menatap aneh sahabatnya itu, ada apakah gerangan sahabatnya itu memasang wajah kesal seperti itu.

"Lo kenapa sih Tar, dateng ke kelas pasang wajah kesel gitu"

"Lo tau, gue tadi ketemu orang nyebelin" jelas Tari sambil meremas buku yang baru di ambil dari dalam tasnya.

"Orang, siapa cowok apa cewek?"

"Cowok, dia tadi di hukum bareng gue" ucap Tari sambil menerawang kejadian tadi.

"Siapa?"

"Tadi kata tuh cowok, nama nya Aris. Gak tau deh siswa mana" ucapnya ogah ogahan, bahkan kini matanya terfokus kedalam buku yang ia pegang.

"Aris? Aris Al Na'ir yang namanya kayak salah satu nama bintang  itu?" Tanya nya, Tari mengangkat bahunya acuh.

"Aduuh Tari, lebih baik lo jahui dia!" Cetus Feby.

"Kenapa?"

"Tu orang salah satu berandalan di sekolah kita, biang kerok deh" penjelasan Feby membuat Tari mengerutkan dahinya.

"Cowok kayak dia berandalan sekolah, kayaknya lo salah deh. Tuh cowok gak ada muka muka sangarnya" malah ganteng kali, eh bukan ganteng sih tapi nyebelin lanjutnya di dalam hati.

"Yah setau gue yang nama panggilanya Aris, sih cuman Aris Meghantara" pungkasnya.

Aris Al Na'ir? Ia sedikit lupa nama cowok itu tadi, yang ia ingat cuman nama Aris saja. Lagian tidak penting mengingat nama cowok itu, cowok super nyebelin begitu harusnya di tenggelamkan.

Tari membayangkanya, cowok bernama Aris itu beradalan di sekolahnya. Sungguh mengejutkan baginya.

***

Tari memasukan buku terakhir. Karna ada pertandingan basket, maka siswa di pulangkan cepat, tidak lain hanya untuk menonton pertandingan basket.

"Tar sekali aja, nonton napa bareng gue. Lo mah kalok ada kegiatan sekolah, kagak pernah ikut" sedari tadi Feby membujuknya untuk ikut melihat pertandingan itu.

Tari itu paling anti dengan keramaian, lagian menonton pertandingan bola itu tidak di haruskan. Lebih baik ia pulang duluan, dari pada harus teriak teriak. Jujur sebenarnya Tari tidak tau mana tim Sanjaya dan mana yang tidak.

"Gue bilang gak, ya gak. Gue gak tau tentang basket" Tari tetap kekeh akan pendiriannya.

Feby mengerucutkan mulutnya, "ayo lah plissss... demi gue" mohonnya sambil memasang pupy eyes nya.

Gak bisa ni, Tari paling susah melihat orang yang membujuknya sampai memohon begini. Apalagi ini sahabat nya sendiri, dengan terpaksa Tari menerimanya.

"Demi lo" ujar Tari tanpa berniat sedikit pun.

Feby menatap Tari dengan binar bahagia, "seriusan ni... ahhh Tari makasiih" ucapnya sambil berusaha memeluk Tari, namun keburu Tari melangkah keluar kelas.

"Gak ada pelukan, cepet. Atau gue berubah pikiran" tungkas Tari, langsung membuat Feby berlari menyusul Tari.

Tiba nya di sana, Tari menatap ngeri penonton yang sorak sorakan. Ia sempat berpikir, orang yang tengah mereka sorakin apa iya mengenal mereka juga. Gadis itu menggeleng, tidak habis pikir akan itu.

Kisah MentariWhere stories live. Discover now