Part 20 : Terkunci di toilet

317 30 2
                                    

Krekkk
Krek

Tari melotot mendapati pintu yang tak dapat di buka, "kenapa ni" gumamnya. Tangan nya semangkin cepat berusaha membuka pintu toilet tapi nihil, pintu itu sama sekali tidak terbuka.

"Masa rusak sih, tapi gak ada larangan buat masuk toilet ini deh" sekali lagi Tari tak dapat membuka pintunya.

Tok tok tok

"Siapa pun yang di luar! Tolong bukain!" teriaknya.

Tok tok tok

"Tolong!" Tari semangkin mengeraskan suaranya. Namun tampaknya di luar tidak ada orang, Tari mendesah pasrah.

Ia mengambil ponselnya, lalu menscrol nomor di ponselnya. Tari bingun menelpon siapa, Oji ia tidak memiliki nomornya.

Tari menekan nomor Feby saat itu, gimana pun cuman nomor cewek itu yang ia tau.

Tuuut
Mohon maaf pulsa yang anda miliki tidak--

"Aish, kok gue lupa ngisi sih. Gimana dong ini" cewek itu mengacak rambutnya dengan frustasi. Tari mondar mandir sambil mengetuk ngetuk dahinya mencoba mencari cara agar keluar. Tari menatap ponselnya yang sebentar lagi ingin mati, tampak tertulis lima persen daya batrainya.

Dengan pasra Tari duduk di kloset sambil menunggu seseorang masuk kedalam toilet, agar dia dapat meminta tolong.

***
Oji mengerucutkan bibirnya membuatnya tampak imut, baru saja pengumuman di pulangkan cepet di kumandangkan. Begitu juga dengan cepat sekolah Sanjaya kosong melompong, meninggalkan dia yang duduk di pinggiran lapangan.

Tampak tas hitam milik Tari di sampingnya, sebagai laki laki baik hati. Oji mengambil tas cewek itu, agar tidak terkunci di kelas. Apanya coba yang kurang dari dia, baik iya, lumayan cakep, jujur dan rajin menabung. Tapi mengapa ia masih jomblo, ngenes. Apalagi sekarang ia harus menunggu Tari, doubel shit.

Ingin sekali Oji berlari menuju motornya, lalu melaju pulang kerumah. Tapi mau bagaimana lagi, ia harus menunggu Tari.

Hendak mengubungi gadis itu, tapi Oji tidak memiliki nomor ponselnya. Betapa bodohnya ia tadi sampai lupa meminta nomor ponsel cewke itu. Kini cowok itu duduk lesehan sambil menunggu Tari.

Di toilet Tari menatap jam di pergelangan tangan nya, satu jam tiga puluh menit ia menunggu. Tapi anehnya tidak ada yang masuk kedalam toilet, cewek itu bergerak gelisah.

Braakk

Tari mematung, itu suara orang masuk atau bagaimana. Suara ketukan sepatu terdengar di sunyinya toilet itu. Cewek itu ingin minta tolong, tapi ia sedikit takut. Di luar sana seorang cewek apa bukan, masa pintu di gebrak begitu.

Setelah menimbang nimbang, Tari akhirnya berteriak.

Tok tok tok

"Saipa pun di luar, tolong buka in dong!"

Sedangkan di luar tampak seorang cowok menggertuk, dengan sebal ia menutup pintu toilet lalu menguncinya satu persatu. "Mau di tarok mana muka gue, seorang kapten basket  malah di suruh ngunciin toilet. Gara gara pak bambang ini" geramnya.

Dengan kesal cowok itu menarik keras pintu itu hingga terdengar suara,

Braakk

Lalu dengan malas menuncinya, wajah kesalnya tak pernah luntur sedikit pun. Cowok itu memberhentikan kegiatanya saat mendengar suara perempuan meminta tolong, cowok itu menatap heran pintu itu.

"Ini toilet rusak" gumamnya saat membaca kertas tertempel di pintu, tapi mengapa ada suara di dari dalam.

"Ada orang di dalam?" ucap nya untuk memastikan.

Kisah MentariWhere stories live. Discover now