42. Ujian senjata dan elemen 2 Hida.

Start from the beginning
                                    

"Woah,"

"Hiyaaaaaas,"

"Kayyaaaaaaaaa,"

"Oh nooooo,"

"Aku hanya bisa terdiam,"

Navy juga ikut-ikutan berteriak, seperti mau konser biasnya, Rais tak berkutik, bahkan yang tadinya ikut berteriak, ia sendiri merasa seperti speechless, bukan apa dan bukan apa, melainkan siapa.

Orang itu sama seperti yang ia.... Ia.... Tabrak, Si pemilik simbol aneh.

"Dia?"

"Beri tepuk tangannya yang meriah, untuk pemimpin Gesa dan anggotanya silahkan duduk ditempat."

Deg! Seketika itu juga jantung Rais seperti tak berdetak. Namun berdetak.

Navy melihat Rais yang terdiam dengan muka yang setengah pucat memukul Rais dengan segera takut kesabet atau dirasuki hal yang mistis, plak.

"Ngalamun apa gimana!" Ucapnya.

"Hah, itu? Pemimpin elemen dan senjata? Siapa namanya tadi?" Tanya Rais,

"Kak Gesa, Gesa ???? Ga tau lanjutannya, susah namane, setahuku sih, dia adalah orang paling dingin diantara yang lain" ucap Navy tersenyum, jangan-jangan ini mau mengidolakan lagi.

Rais tak salah dengar lagi, Sebenarnya dia gak mau memikirkan hal yang bukan urusannya, tapi itu benar-benar membuatnya penasaran akut, terlebih lagi ia ingat betul apa yang Kak Zayn ucapkan tadi malam. Wah ingatannya kembali.

Disamping riuh-riuhnya, seseorang bermanik mata indah itu menatap seseorang dari tempatnya, menghembuskan nafas perlahan, kemudian menutup matanya, dan membukanya perlahan.

"Baiklah, babak pertama, kita akan mengadakan battle, untuk nomor ganjil dan genap dia akan berpasangan, contohnya nomor 1,2 akan melawan nomor 3,4, begitu seterusnya."

"Kita mulai untuk nomor 1,2, akan melawan nomor 3,4, fokuslah keluarkan kemampuan kalian, tapi ingat, peraturan yang pernah diberi tahu masih berlaku."

Wush, wush, wush, wush, orang yang tadinya duduk sudah saja dipindahkan ke arena.

"Hida, Jiacheng, akan melawan Eleanor dan Lord."

Bersamaan dengan munculnya keempat orang itu, Podium yang mirip lima kali lapangan stadion ditutup oleh beberapa lapis pelindung. Kedua belah pihak saling berhadapan, menunggu aba-aba juri. "All you ready!"

Keempatnya mengangguk, "go-"

Eleanor mengeluarkan senjatanya, pedang bayangan berwarna ungu, ia buat dari elemennya sendiri, Ele memilih menyerang Jiacheng, Jiacheng mengeluarkan busur panahnya,

Sring... Dan mengubah busurnya menjadi pedang angin, mereka saling mengeluarkan tatapan yang tajam,

"Hiyaaaa" Eleanor terlebih dahulu memulainya, mencoba menebas bagian bahu Jiacheng, tapi tak semudah itu, dengan bantuan elemennya, jiacheng mengaktifkan mode topan,

Mereka berdua saling tebas menebas dan mengeluarkan elemen, Eleanor mengajukan tangannya mengeluarkan bayangan berwarna ungu, mengikat erat, Jiacheng,
Hida segera menolong teman rekannya itu, jika tak segera ditolong, nasib tim menjadi taruhannya,

"Boam..." Petir menyambar, memutus bayangan yang tadi mengikat Jiacheng, Jiacheng mengaktifkan mode topannya lagi. Kali ini lebih kuat dari sebelumnya.

"Cheng! Fokus, dia bayangan" teriak Hida, sempat mendengar, Jiacheng mengangguk, mulai melanjutkan pertandingannya.

Disamping itu, Hida masih dalam posisi tak berpindah tempat sama sekali, bahkan tergeser se-centipun belum, pedang biasa yang dibuatnya Sendiri dari elemennya, masih terpegang erat,

ELEMENTER CLUSTERSWhere stories live. Discover now