chapt 65

8.7K 1.2K 344
                                    

"Dari dulu hingga sekarang, karma memang selalu menyakitkan."

*****

Ngaku yang sekarang langsung jerit lihat notif 😂😂

Apa yang tengah terjadi sekarang. Elina tampak kebingungan saat mendapati seorang pria yang kini tengah berdiri menatap ke arahnya. Seorang pria yang tidak asing untuknya.

Tapi, bukan dia yang ingin Elina cari. Melainkan pria pemilik rumah yang ia datangi.

"Dimana Raiki?"

"Di belakang bersama istriku." Balasnya cepat.

"Bisa tolong panggilkan dia. Ada hal yang ingin aku katakan padanya,"

"Bukankah kau sudah mengatakan segalanya tadi? Masih kurang?"

Ah, Elina paham apa yang Dominick maksud. Ternyata pria itu juga ada di caffe tadi.

"Itu bukan urusanmu, Dom." Elina menatap tajam Dominick.

"Menjadi urusanku jika menyangkut dia."

Elina menghela nafasnya berat. "Jangan ikut campur, ini masalah kami berdua. Kau tidak perlu bereaksi seperti itu. Ingat bahwa sekarang kau sudah memiliki seorang istri dan 3 anak. Sadar akan posisimu, Dom."

Kali ini Dominick yang menghela nafas berat, dia menolehkan kepalanya ke arah kiri. Mencoba untuk meredam amarahnya yang sejak tadi belum benar-benar hilang.

"Sebagai sahabatnya jelas aku akan ikut campur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sebagai sahabatnya jelas aku akan ikut campur. Kamu tidak perlu mengingatkanku, karena aku sangat sadar akan posisiku sekarang. Dia patut untuk bahagia, apapun tujuanmu kemari pasti itu hal buruk. Tidakkah kamu kasihan padanya?"

"Kau sendiri, tidak kasihan padaku?" Sergah Elina bertanya balik kepada Dominick. "Kau sangat tahu benar bagaimana perlakuannya padaku selama ini. Dan kau masih menayanyakan apa aku kasihan atau tidak. Sangat keterlaluan. Jelas-jelas selama ini kau diam saja, bahkan kau membantunya untuk menyingkirkanku. Kau tidak ingat?! Perlu aku ingatkan lagi apa saja yang sudah kalian lakukan padaku?!!" Teriak Elina keras.

Dia sudah tak mampu lagi menahan kemarahan yang sejak tadi sudah dia tahan. Elina tidak ingin marah, hanya saja perkataan Dominick sedikit menyingungnya.

"Sebelum kesabaranku hilang, aku akan pergi dari sini. Dan.. " Elina meraih sesuatu dari dalam tas hijau miliknya. "Tolong berikan pada Raiki"

Elina memberikan sebuah benda berbentuk persegi panjang dengan pita di tengahnya. Benda itu berjumlah lima buah. Dengan nama yang tertera di masing-masingnya.

CAN'T STOP [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang