chapt 44

16.8K 2K 288
                                    

"Karena tidak semua hal bisa berjalan sesuai dengan keinginan."

*****

Wah aku ngilangnya lama 😂
Ah cuma 4 hari bentar kan ya :v

Di kesempatan kali ini aku mau ucapin Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 H. Mohon maaf lahir dan batin. Maaf jika aku pernah berbuat salah untuk yang di sengaja atau tidak. 😊🙏

Eh aku banyak salahnya ya :'v sering phpin anak orang :'v (Sadar diri 😂)

Dari pada kelamaan.

Happy reading 😘

Selamat jatuh cinta ❤❤

*****

Waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam. Suasana yang tadinya ramai karena suara beberapa anak kini berganti keheningan. Para anak-anak telah tidur di kamar atas yang memiliki ranjang cukup besar. Bahkan cukup untuk mereka berempat tidur.

Elina menyelimuti Aliky, lalu mencium kening putranya dengan lembut. Begitupun dengan Atha dia membenarkan letak selimut yang tadinya terdorong ke bawah akibat Dariell yang beraksi saat tidur.

Posisi tidur mereka kini Nicta yang berada di tengah antara Dariell dan Darius. Lalu Aliky berada di samping kanan Dariell. Setelah memastikan anak-anak tidur dengan nyaman Elina dan Atha berjalan perlahan ke arah pintu luar.

Di depan pintu sudah ada Hase yang berdiri, dia menundukan kepalanya ke arah Atha dan Elina. Keduanya juga ikut mengangguk dengan kikuk. Atha sudah di beri tahu oleh Dominick jika pria berwajah Jepang di hadapannya adalah orang kepercayaan Tristan. Dia pria yang begitu pendiam dan juga sangat sopan, dia selalu menggunakan bahasa formal. Dari dulu hingga sekarang tidak pernah berubah. Biarpun begitu Atha maupun Elina merasa tidak terbiasa dengan kebiasaan Hase ini.

"Saya akan menjaga di depan anda tidak perlu cemas" ucap Hase sopan.

"Tidak perlu, mereka pasti tidak akan bangun sampai pagi. Jadi kamu tidak perlu berdiri terus di sini" balas Atha cepat.

"Benar, kamu bisa beristirahat." sahut Elina menambahi.

Hase menurunkan kepalanya sedikit menunduk tanda dia mengerti. Elina dan Atha berjalan ke arah belakang rumah. Dimana ada ruang santai dengan konsep al terbuka. Rumah kakek milik Tristan memang sangat berbeda dari rumah kebanyakan. Dimana biasanya ruang santai ada di dalam, namun ini malah berada di luar. Dengan banyak kursi yang tertata begitu rapi.

Setelah sampai, para pria sudah duduk di kursi besi yang letaknya mengelilingi meja berbentuk bundar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Setelah sampai, para pria sudah duduk di kursi besi yang letaknya mengelilingi meja berbentuk bundar. Diatas meja itu terdapat beberapa kaleng bir, dan cemilan. Keempat pria itu tengah membicarakan hal serius hingga tidak sadar jika dua wanita kini juga berada di sana.

CAN'T STOP [COMPLETE]Where stories live. Discover now