chapt 12

26.1K 2.3K 263
                                    

"Sometimes i wanna fall with you, but in other time i just want you dissapear"

******


Setelah pertemuan tidak di sengaja pada ruangan Direktur, Elina langsung di bawa ke ruangan rapat yang tidak jauh dari sana. Pria itu menarik tangan Elina dengan cengkraman yang kuat. Dia masih terdiam bahkan ketika sampai di ruang rapat. Namun sepertinya ada hal yang harus dibicarakan oleh keduanya.

Elina masih diam di tempat duduknya, tidak memiliki niatan untuk mengeluarkan suara. Dia masih terkejut ketika dirinya kembali di pertemukan dengan pria di masa lalunya. Dia bukan pria jahat yang sengaja dia hindari, hanya saja dia tidak ingin menyakiti pria di hadapannya sekarang.

Krissendra Viveldi.

Teman kuliahnya dulu sekaligus orang yang mencintai Elina dengan begitu gigih. Meskipun dia tahu jika hati Elina hanya diisi oleh satu nama saja.

"Kamu masih ingin mendiamiku, Myesha?" ucap Kriss lembut.

Elina mendongakan kepalanya yang tadi tertunduk, kini dia menatap manik mata kebiruan yang dimiliki Kriss.

"Tidak"

"Lalu mulailah bicara, kamu juga belum menjawab pertanyaan yang aku ajukan di ruangan Daddy tadi. Kamu terus menutup mulutmu dan enggan berbicara denganku, jika aku menyakitimu katakan Myesha. Bicaralah jangan malah pergi menghilang seperti dulu, aku minta maaf jika.."

"Kepergianku dulu bukan karena dirimu" potong Elina cepat. "Maaf aku tidak bisa mengatakan alasan sebenarnya, aku belum siap"

Tambah Elina sekali lagi saat Kriss akan mengucapkan seuatu, tentu saja pria itu tidak mudah menyerah. Dia pasti akan mencari cara agar Elina mau mengatakan alasan yang sebenarnya.

"Jadi pertanyaanku tidak terjawab atau belum bisa terjawab sekarang. Baiklah aku tidak bisa memaksamu bukan, tapi yang jelas untuk saat ini aku bersyukur bisa bertemu denganmu lagi, Myesha" terang Kriss lembut, dia memperlihatkan wajah kelegaan yang luar biasa.

"Sudah lama sekali tidak ada yang memanggilku dengan panggilan itu"

"Tentu saja! Hanya aku yang boleh melakukannya. No one else" ucap Kriss sombong.

Elina tertawa kecil melihat bagaimana tingkah Kriss, dia tidak menyangka ternyata temannya ini masih sama seperti dulu. Sifat percaya diri dan narsisnya tidak pernah hilang sedikitpun.

Diam-diam Elina juga bersyukur bisa melihat Kriss yang sekarang, pria dihadapannya bisa hidup dengan sangat baik setelah kepergiannya.

"Hari ini temani aku seharian ya, sebagai ganti karena kamu dulu menghilang tanpa kabar" ucap Krisis sambil meletakan sikunya di atas meja.

"Aku harus kembali ke rumah sakit, Kriss.  Ada pasien yang harus aku periksa. Lagipula aku tidak bisa seenaknya melalaikan kewajibanku, dan aku belum meminta izin pada tuan Direktur"

"Kalau masalah itu serahkan padaku, jika kamu mendapatkan izin maka kamu akan setuju dengan usulanku bukan?  Baiklah itu bukan hal yang sulit" putus Kriss seenaknya.

"B.. Bukan begitu, Kriss. Maksudku.. "

Ucapan Elina terpotong karena Kriss sudah mengangkat tangannya tanda agar Elina berhenti berbicara, dia langsung mengambil ponsel miliknya dan menghubungi seseorang.

"Hallo, ini aku. Aku ingin menculik satu dokter mu untuk di ajak kencan bolehkan?"

"....."

Kriss langsung menjauhkan ponsel yang dia pegang dari telinganya, karena terdengar suara teriakan dari sebrang sana. Bahkan Elina pun bisa mendengarnya.

CAN'T STOP [COMPLETE]Where stories live. Discover now