01. The Perfect Plan

9.8K 726 80
                                    

G W E N

"Gwen!"

"Steveeen!" Aku terpaksa nyengir menyambut kedatangan Steven yang baru pulang dari Filipina itu. Tentu saja terpaksa, kebebasanku selalu dibatasi jika Steven Kruger, ayahku, berada di rumah. Tapi biasanya itu tidak berlangsung lama. Rekor terlama yang pernah kucatat adalah 4 hari 4 malam.

"So," aku membuang napas setelah berpelukan cukup lama, "how's Philippine, Steve?"

"Ya, begitulah. Menurutku, akan lebih baik jika meluaskan perusahaan ke UAE dahulu," jawab Steven mengelus-elus dagunya yang secara kurang menarik—namun cukup mempesona—berewokan itu. Aku mengangguk tetapi masa bodoh apa yang dibicarakannya, aku tak mengerti, dan tak akan.

"Wow! That's Amazing. Talk to you later!" Seruku (tidak luar biasa sebenarnya) seraya mengangkat heels-ku dan berlari menaiki tangga melingkar di rumahku yang super mewah di Upper East Side. Ya, memang mewah, harus aku akui. Aku Gwen Kruger, anak Steven Kruger yang kaya. Sangat kaya dan aku sedikit bangga dengan itu—atau banyak.

Aku bahkan tidak tahu bagiamana ia membuat uang sebanyak itu.

Setelah sampai di kamar, aku melempar sepatuku sembarang. Itu salah satu keajaiban dunia, kau tau? Sepatu itu akan tersusun kembali ke rak dengan sendirinya. I don't care who cares about it.

Aku ke kamar mandi untuk mandi (tentu saja), dalam tiga puluh menit aku selesai. Aku mengambil buku kimia yang aku peroleh dari penyiksaan ringan Ursula tadi siang lalu melemparnya ke arah ranjang yang empuk dan sebenarnya bisa memuat empat orang itu.

Aku berjalan menuju rak kaca elegan tempatku menyimpan sekumpulan komik—dan ya seluruhnya komikku. Aku mengambil The Rare Ranger yang ke-17. Itu adalah komik favoritku. Sekarang sudah terbit sampai edisi ke 24, dan aku sudah membeli semuanya, walaupun baru selesai kubaca yang ke-18.

Karena cintanya dengan The Rare Ranger, aku pernah merelakan musim panas hanya untuk pergi ke Jepang dan membeli komik itu. Karena menurut pemikiranku yang secara istimewa tidak istimewa ini, jika menunggu dan beli Amerika, 'harusnya sudah bertelur, malah baru ingin melakukan pembuahan'. Anyway, menurutku musim panas tidak begitu menarik. Akan ada banyak pesta dimana akan ada banyak lelaki mabuk merayuku dan there will be a lot of bitches that go fiercer (mungkin aku juga termasuk).

The Rare Ranger bercerita tentang seorang lelaki yatim sejak ia berumur 2 tahun, Zu, yang tinggal bersama ibu dan tiga saudara perempuannya, sehingga ia memiliki sifat seperti wanita (ini konyol tetapi aku selalu membayangkan ia super tampan seperti Lucky Blue Smith). Ketika negaranya, Chaioa, terancam diserang, ia harus mengikuti semacam pelatihan —seperti wajib militer—dan Zu membuatnya rumit karena ia tidak hanya mengikuti latihan, tetapi juga latihan agar ia menjadi seperti laki-laki sesungguhnya.

Entah mengapa aku menyukainya. Seperti ada suatu keterkaitan antara aku dan komik ini. Konyol, aku tau. Mungkin karena ini lucu?

Aku mengambil komiknya dan buku kimianya, lalu meletakkan komik di dalam buku kimia. Dengan demikian, aku dapat membaca The Rare Ranger tanpa khawatir Steven akan masuk dan mencurigaiku.

Time flows. Setelah membaca hampir setengah The Rare Ranger yang ke-19, Steven masuk ke kamar—yang sangat mengganggu karena Zu hampir dicium oleh laki-laki lain dalam kemah.

"Gwen?" Steven membuka pintu kamar dengan pakaian seolah ia ingin bekerja malam hari ini.

"Ya?"

"Kau sedang apa?"

"Belajar kimia. You know, besok ada tes," aku tersenyum pada Steven yang ada di ambang pintu kamar. Dia mulai mendekat dan aku harus menutup buku kimia a.k.a. komiknya. "But yeah, aku sudah selesai. Ada apa?"

How to Get 11 Out of 10 [Harry Styles]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang