16. Free for the Night

4.9K 481 47
                                    

G W E N

Aku bersusah payah membongkar semua kantong yang aku bawa dari rumah lamaku.

Great, dimana aku harus meletakkan semua ini? Kulkas?

Kemarin aku belum menyiapkan pakaian--seperti perintah Harry--jadi, aku baru memutuskannya hari ini. Setelah lelah mencari akhirnya aku memutuskan untuk mengenakan pakaian biasa yang Harry bawakan untukku. Sweatshirt bewarna pink muda dan jeans biru muda, tetapi aku memakai sneakers putih yang aku bawa.

Apartmentku--well, aku tidak ingin itu menjadi kepemilkanku jadi aku sebut saja itu 93--terletak tidak jauh dari Jefferson High. Hari ini aku bangun lebih pagi--atau, aku tidak bisa tidur. Ini masih pukul 6.00, tapi kau tau? Aku tidak bisa terus menatap langit-langit kamar 93 yang jelek ini, atau menonton berita pagi di CBS.

Jadi, aku membawa tasku dan memutuskan untuk berjalan di taman terdekat. Setelah aku mengunci 93, aku menuju ke lift. Ada tulisan disana.

'Lift rusak.'

Aku menghela napas lalu berbalik dan terkejut bukan main karena seseorang yang ada di belakangku. "Holy fu--"

"Swear word," Harry menunjuk mulutku, "apa yang sedang kau lakukan?"

"Umm--a--aku--" Ayolah, Gwen. Kau tidak melakukan apapun yang salah.

"Apa kau ingin ke sekolah?" Tanya Harry setelah ia melihat tasku. "Masih ada dua setengah jam sampai entah-siapa-di-Jefferson-High membunyikan bel tanda sekolah dimulai," Harry mengutipku. Ya, ampun. Aku ingat saat pertama kalinya ia mengangkatku ke bathub.

Aku terkekeh, ia tersenyum. "Aku tidak bisa tidur, aku tidak bisa diam disana selamanya menunggu dua setengah jam sampai entah-siapa-di-Jefferson-High membunyikan bel tanda sekolah dimulai."

"Kau belum sarapan. Ayo," Harry mendahuluiku menuruni anak tangga.

***

Harry membawaku ke IHOP yang buka 24 jam. Disana ada dua meja yang terisi, dan sekarang menjadi tiga. Pelayan datang dan mencatat pesanan kami. Aku bersyukur ia laki-laki, karena jika perempuan--seperti biasanya--mereka tak akan berhenti melihati Harry dan itu mengangguku.

"Kau terlihat berbeda," komentar Harry.

"Bukankah berbeda itu bagus?"

"Ya, tergantung subjeknya."

"Apakah aku harus beterima kasih?" Balasku tak tertarik pada topik.

"Mungkin perasaanku saja," ia tersenyum dan terus melihatiku. Karena risih aku mengalihkan perhatian dan menoleh ke arah kanan. Disana ada kaca dan holy fuck.

Aku segera memegang kedua pipiku. Aku memang terlihat berbeda.

"Harry kita harus kembali! Aku lupa memakai makeup! Ya Tuhan, aku terlihat sangat mengerikan!" Aku mendesaknya. Bagaimana jika seseorang melihatku? Bagaimana jika mereka memotretku? Jika mereka anak populer dan tampan?

"Calm down," aku panik dan yang ia lakukan hanyalah tersenyum.

"Bagaimana bis--"

"You still rock."

"Kepalamu! Aku sangat berbeda!" Protesku.

How to Get 11 Out of 10 [Harry Styles]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang