20. Insolent

4K 502 57
                                    

G W E N

Aku menghabiskan natal di 93 sendirian sambil menyeruput cokelat panas, berselimut 3 lapis, dan menonton Home Alone 3 di depan perapian. Miserable, i know. Steven mengajak Harry, Amy dan beberapa pejabat kantor terdekatnya untuk berangkat ke Aspen, Colorado. Harry meng-emailku dan Amy terus bercerita tentang detail mereka disana, antara lain merayakan 12 Days of Aspen, bermain ice skating di kaki gunung Ajax, menonton santa dan rusa secara langsung, berseluncur di bukit Whoa Nellie, dan masih banyak lagi.

'Di Aspen, kau bisa benar-benar merasakan yang namanya White Christmas' kata-kata yang sama keluar dari pesan Harry dan Amy.

OH, OH DAN APA KAU TAU?! SABTU KEMARIN HARRY MEMBERIKU NILAI 8,3! ITU BENAR-BENAR MENAKJUBKAN. Well, sebagian dariku berpikir itu karena Gillian. Aku yakin nilai-nilaiku naik karenanya dan guru pasti memberi tau kemajuanku pada waliku aka Harry. Dan aku juga yakin bahwa ia tidak menyukai bad girl. Jadi aku berusaha semampuku untuk bertindak seperti lady di hadapannya.

Dan...Hari ini, tanggal 31 Desember.

"SHIT YOU FUCKING BITCH!" Tentu saja aku berteriak! Bagaimana tidak? Aku hanya memakai celana dalam saat itu. Harry membangunkanku dengan cara menarik selimutku.

"I'M SORRY!" Harry langsung berbalik dan menyirsir rambut dengan kedua tangannya. "And swear words, please."

Aku menarik selimut itu kembali.

Harry kembali menghadapku, "kau sudah bangun?" Tanyanya tak peraya.

"Ya! Apa kau mengalami jet leg?! Ini jam 12 siang! Perbedaan New York dan Aspen bahkan hanya dua jam!"

"Ya ampun Gwen! Apa yang kau lakukan di balik selimut?"

"Mengecek socmed," jawabku dengan nada tikus terjepit, "apa yang salah dengan itu? Aku remaja!"

Harry tertawa, "oke, oke, baiklah. Bisakah kau mandi sekarang?"

Aku memajukan bibirku, "MA-LAS."

"Please," Harry memohon.

"Okay, baiklah. I'll be ready in 30 minutes."

"Seriously?" Ia bertanya lalu mendekat ke sisi kanan ranjang.

"Okay, 20."

"15," ia menawar.

"18," aku memelas.

"15 minutes, Gwen," ia memberi penekanan pada namaku.

"Okay," aku meletakan iPhoneku di atas bantal. "Tapi tarik aku," aku menyodorkan kedua tanganku ke arahnya. Harry terkekeh dan menyodorkan kedua tangannya, tetapi tangan kami tetap tidak menyatu karena kesengajaannya. Aku melihatinya bagai anak umur 5 tahun.

"Tidak sampai," aku memelas, "aku tidak akan mandi."

Tiba-tiba ia menarik kedua tananku dengan kuat dan seketika setengah badanku berada di pelukannya dan setengah lagi masih ada di ranjang. Aku berteriak karena terkejut. Dan ia tertawa. Jika dia tertawa dia akan terus tertawa dan jika dia marah akan ada gempa bumi. Itu Harry.

Di bahunya aku bernapas, "kau mau mengajakku kemana?"

"Kejutan."

"Baiklah," aku mengangkat kedua kakiku, aku melayang sejenak lalu mendaratkannya. "20 menit!" Aku langsung melepaskan tanganku dari bahunya dan berlari menuju kamar mandi.

***

Aku keluar dari kamar mandi dengan berbalut handuk biruku. Aku melihat sebuah kantong diatas ranjang yang berantakan. Ada catatan disana yang bertuliskan;

How to Get 11 Out of 10 [Harry Styles]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang