BAGASKARA

7

🦁🦁🦁🦁

Hari Senin yang cukup sibuk, pukul setengah 7 pagi siswa SMK YOSKA berkeliaran untuk bersiap menjalankan upacara bendera. Ritual wajib yang harus di ikuti oleh semua pelajar setiap hari senin.

Bagas memakai topi upacarnya, bersiap berdiri keluar kelas.

"Yaelah Gas, masih pagi muka udah kusut aja!" Ucap Malik mengekori Bagas.

"Iya sih kenapa? Ada masalah? Ceritalah ke kita" tambah Dava.

Bagas tetap diam, tak menjawab racauan Dava dan Malik.

"Penonton kecewa nih diabaikan" sahut Malik mulai ngaco.

"Curhat dong Mah" ucap Dava.

"Iya dong" sahut Malik.

Bagas menghentikan langkahnya diambang pintu kelas, lalu menghela nafasnya berat.

"Siapa diantara kalian berdua yang ngasih nomer ponsel gue ke....." jawab Bagas langsung pada intinya.

Siapa?" tanya Malik penasaran.

"Hmm"

"Ke.... Siapa woy?!" balas Dava tak sabar.

Malik dan Dava saling berpandangan sebentar.

"SELFI" serempak keduanya.

Bagas memejamkan matanya rapat-rapat, mengatur nafasnya lebih tenang.

"Jangan kasih kendor Gas, pepet terus yang model begitu" ucap Dava dengan semangatnya.

"Cintaku bersemi kembali" balas Malik dramatis.

"Judulnya Dari jendela SMP berlanjut ke jenjang SMA" sambung Malik lagi.

"Terserah lo berdua!" Bagas langsung pergi begitu saja, tak menggubris lagi kedua sahabatnya.

"Lo sih!" ucap Malik menyalahkan Dava.

"Lah kok gue? Kan Lo yang ngasih!" sahut Dava tak terima.

"Lo juga ikut dukung!" Tajam Malik.

"Emangnya si Bagas mau nyalon jadi Bupati, pake di dukung segala. Otak lo ada ada aja Mal!" balas Dava.

"OTAK LO YANG NGGAK NYANTAI!" seru Dava lantang.

"BEGONYA KEBANGETAN!" kesal Malik.

"Kayanya lo lagi PMS deh Mal, ngomong dari tadi ngegas mulu" ucap Dava ngawur.

"Iya gue PMS"

"Lo mau tau apa kepanjangan PMS?" tanya Dava.

"Pemuda Masih Single"

"Terserah lo!" jawab Malik.

Bagas kembali masuk kedalam kelasnya, ia berdiri lagi di ambang pintu menatap kedua sahabatnya.

Malik dan Dava yang menyadari itu langsung menatap Bagas penuh arti.

"Kenapa?" tanya keduanya serempak.