3

49.9K 3.9K 199
                                    

Hukuman pembawa keberuntungan

°°°°

Dengan langkah tertatih-tatih sambil sesekali menyeka keringat di pelipisnya Selfi berlari menuju sekolahnya. Sepertinya keberuntungan hari ini memang bukan ditakdirkan untuk menjadi miliknya. Buktinya motor Kakaknya yang tadi ia tumpangi tiba-tiba mogok saat dipertengahan Jalan menuju sekolahnya. Dan saat itu juga tidak ada bus ataupun angkutan umum. Terpaksa Selfi berlari menuju sekolahnya agar tidak terlambat.

Tapi sayangnya ia dihukum oleh Kakak kelasnya karena terlambat 5 menit dari waktu yang di tentukan, padahal ia sudah mencoba bernegosiasi namun hukuman tetap hukuman. Semua peserta Mos sudah berkumpul di lapangan, untuk mengikuti kegiatan Mos hari ini. Berbeda dengan Selfi ia di hukum berdiri di depan teman seperjuangannya dan menjadi pusat perhatian.

"Perhatian semuanya, kumpulkan tugas yang kemarin kami beri!
Sekarang!!" teriak Rina salah satu Kakak Osis.

Satu persatu ketua kelompok mengumpulkan tugasnya ke depan, tak terkecuali Kelompok dari Selfi. Ia menggigit bibir bawahnya, keringat membasahi dahinya. Ia lupa tidak membawa tugas dari kelompoknya, pasti mereka akan di hukum juga karena kesalahannya.

Bagas berjalan mendekati Rina untuk mengecek tugas yang di kumpulkan. Setelahnya ia kembali lagi ke tempatnya.

"Kelompok siapa yang belum mengumpulkan?" pertanyaan Bagas membuat seluruh murid menegang tidak ada yang berani menjawab.

"Saya tanya sekali lagi, kelompok mana yang belum mengumpulkan?" tanyanya lagi.

Masih sama tidak ada yang menjawab, Selfi menyeka keringatnya meneguk ludahnya susah payah. Ia terlalu takut untuk menjawab dan ia juga tidak mau teman satu kelompoknya terkena imbasnya karena kesalahannya.

"Baik kalo tidak ada mau yang menjawab, saya anggap semua tidak mengumpulkan tugas hari ini dan kalian semua saya hukum" ucapnya tegas tanpa belas kasian.

Riuhan suara para peserta Mos memecah keheningan, mereka seakan tidak terima dengan penuturan Bagas. Namun mereka tidak bisa berbuat lebih.

"Kelompok saya yang belum mengumpulkan Kak" ucap Selfi sambil mengangkat tangannya keatas memberanikan diri.

Semua Siswa menatap Selfi, antara percaya atau tidak percaya dan juga kasian. Karena mereka tau pasti hukumannya akan sangat berat.

"Siapa yang satu kelompok dengan dia silakan maju ke depan?!" ucap Bagas dengan wajah datar dan tatapan dingin.

"Saya yang salah Kak jadi saya yang bertanggung jawab dan menerima hukuman" ujar Selfi tenang.

Perkataan Selfi membuat semuanya tercengang, karena baru kali ini yang berani menentang seorang Bagas. Anggota Osis saja tidak ada yang berani dan tidak mau berurusan dengan cowok itu.

"Peraturan tetap peraturan!" sahutnya tegas, membuat siapa saja yang mendengarnya pasti merinding.

"Peraturan macam apa? Dimana-mana orang yang salah yang harus di hukum! Disini saya yang salah Kak, saya minta maaf. Tapi tolong jangan hukum teman-teman saya" ucapnya memohon.

Bagas tersenyum miring. "Kamu siswa baru disini. Berani sekali kamu mengatur saya! Saya sudah bilang peraturan tetap peraturan! PAHAM KAMU!!" ucap Bagas terpancing emosi namun masih terlihat tegas.

Selfi hanya berdecak lalu tersenyum tipis. "Terus kalo saya siswa baru disini, Kakak bisa berbuat seenaknya. Saya tahu Kakak Ketua Osis, tapi bukan berarti Kakak bisa seenaknya. Saya sebagai siswa baru dan mewakili peserta MOS disini, kami semua juga berhak menyuarakan pendapat kami. Saya ubah peraturan Kakak mulai hari ini YANG BERSALAH LAH YANG HARUS BERTANGGUNG JAWAB!!! KAKAK PAHAM!!" ucapnya menohok. Ia mulai kesal, bagaimana bisa ia menyukai pria seperti itu selama tiga tahun.

BAGASKARAWhere stories live. Discover now