2

66.2K 4.1K 100
                                    


Pria berwajah tampan berhati dingin

•••

Ritual seorang Bagas setelah bel pulang berbunyi yaitu menunggu sampai semua teman-temannya pulang, ia malas jika harus berdesak-desakan diparkiran sekolah untuk mengeluarkan motornya, di tambah lagi sekarang mereka kedatangan murid baru. Dan hari ini sekolah memulangkan seluruh murid lebih awal bersamaan dengan para peserta Mos.

Bagas menghela nafasnya berat, tubuhnya ia sandarkan ke papan tulis dengan tangan ia masukan kedalam saku celana. Kedua matanya mengamati kedua temannya sedang sangat sibuk sekali mengacak-acak kolong meja miliknya.

"Wahh gue dapet coklat gede nih dari Eka, buat gue ya Gas" teriak Dava mengangkat coklat itu tinggi-tinggi. Raut wajahnya selalu berbinar.

"Ya allah rejeki anak soleh, makasih ya allah" sahut Malik tak kalah berbinarnya.

Seperti itu lah mereka saat pulang sekolah membersihkan kolong meja milik Bagas yang berisikan coklat, bunga dan juga kue. Apalagi sekarang bertambah dengan adanya siswa baru tentu saja membuat kolong meja Bagas dipenuhi coklat, kue, bermacam Snack dan minuman.

Saat tengah sibuk mengacak kolong meja Bagas, Malik menemukan sebuah kotak bekal. Ia kemudian mengangkatnya tinggi-tinggi.

"Gas ada yang beda nih tumben, ada suratnya juga"seru Malik membuat Dava dan Bagas menatapnya penasaran.

"Dari siapa tuch?" tanya Dava kepo.

Bagas langsung menghampiri Malik dan merebut kotak bekal tersebut.

Bagas langsung membuka secarik kertas yang tertempel di kotak bekal itu.

'dari orang yang paling mencintaimu.....eaaaaa'

'jangan lupa dimakan, gue tau Lo suka nasi goreng. Gue buat spesial buat lo'

Insial S penggemarmu...

Malik dan Dava langsung tertawa puas.

"Ini buat gue" ucap Bagas tiba-tiba.

"Inisial S" ucap Dava sambil mengelus dagunya.

"Sapri" celetuk Malik membuat Dava tertawa.

"Kalian mau gue hajar" ancam Bagas.

Malik dan Dava menggeleng dan langsung meminta ampun.

"Berarti ini semua untuk kita" tanya Dava antusias. Bagas mengangguk pelan.

"Lumayan ini buat stok dirumah" ujar Malik senang.

"Buat gebetan ane, Mba Lisa blekping" seru Dava semangat.

"Aye ayeeeee" balas Malik semangat.

Bagas menghela nafasnya, bagaimana bisa ia berteman dengan dua pria aneh? Dan bagaiman bisa mereka menjadi teman.

Bagas mengangkat tangan kanannya mengecek jam berapa sekarang. Pukul 12.00, tepat 30 menit setelah bel pulang sekolah berbunyi pasti parkiran sudah cukup sepi.

"Gue pulang duluan" teriak Bagas berpamitan kepada dua temannya.

"Nggak ikut kumpul di warung Mba Nur?" tanya Malik tanpa menoleh.

"Nanti gue nyusul" teriak Bagas lagi, lalu memasang headset di telinganya.

"Oke oke"

"Hati-hati" teriak Dava dan Malik bersautan.

Bagas melangkah keluar kelasnya.

"Astagfirullah!" kaget Bagas memundurkan tubuhnya beberapa langkah.

BAGASKARAWhere stories live. Discover now