Dari sekian banyak chat, Rama memilih untuk mengecek chat masuk dari Syahdan.

Syahdan

Lo beli minuman ke Papua apa gimana? Lama banget!

Rama
Y

Mie cup instan tadi sudah matang. Rama pun memasukkan bumbu ke dalamnya. Tak lupa memasukkan potongan sosis yang sudah ia iris dengan garpu plastik. Mengaduk-aduk semua bumbu dan pelengkapnya sampai tercampur merata. Uap dari kuah mie itu membumbung naik, hidung Rama pun bisa mencium aroma dan merasakan senikmat apa mie ini.

Semua tugasnya telah selesai. Sekarang Rama tinggal menentengnya keluar bersama satu kantung minuman.

"Gue anter pulang ya, cantik."

"Cewek."

"Berhenti atau gue teriak?!"

Dua lelaki itu pura-pura takut dan terkejut. Lanita kesal karena diganggu, padahal jelas-jelas Lanita hanya duduk diam, tapi dua pria itu malah terus mencoba menempel padanya.

"WOI!" teriak Rama keras.

Dua lelaki setengah mabuk itu langsung menoleh pada Rama. Kening mereka mengernyit heran, merasa terpanggil, tapi bisa jadi bukan mereka. Tetapi, mata Rama yang tajam dengan rahang mengeras hanya tertuju ke arah mereka.

Rama menahan tangannya dengan memegang erat kantung belanja dan cup mie instan yang panas. "Jangan sentuh dia."

"Emang lo siapa? Nih, gue sentuh rambutnya. Hidungnya. Pipinya. Pundaknya." Satu persatu pria di samping Lanita memegang tubuh Lanita yang ia sebutkan. Kekehannya keluar karena ada perlawanan dari Lanita.

"Gue bilang jangan sentuh! Berarti jangan, brengsek!" teriak Rama lebih memperingati. Otot wajahnya sudah mengeras.

"Gue tanya, lo siapa, hah?"

"Tau, ikut campur aja lo! Pacar bukan."

"Kalo gue pacarnya, kenapa?!" balas Rama.

"Hah?" Dua pria itu malah ngelantur. Pandangannya sayup-sayup dan jalan pun sudah sempoyongan.

"Pergi! Sana pergi!" usir Rama.

"Minum," pinta keduanya.

Rama merogoh minuman yang ia beli. Segera melemparkannya pada dua pria pemabuk itu. Mereka langsung menerimanya dan pergi dengan saling merangkul. Rama berdecak, sangat berbahaya jika orang seperti mereka berkeliaran bebas. Kejahatan bisa saja terjadi kapanpun.

Lanita menoleh pada Rama yang mendekatinya. "Kak."

"APA?! Lo kalo diganggu, lawan! Bukannya diam!" Rama rupanya masih kebawa emosi, Lanita sampai ikutan kena semprot, padahal Lanita kan korban.

Lanita tersentak, matanya mengerjap. "Kok gue dimarahin juga? Gue diam di sini karena tungguin Kak Rama tau."

Rama tertegun.

"Cuman lo yang tahu jalan pulang. Mana gue nggak ada ongkos," ujar Lanita meratapi nasibnya.

"Ya udah, makan." Rama kembali duduk sembari menyodorkan mie instan cup. Lanita pun juga ikutan duduk dan menerima makanan itu dengan senang hati. Dari dalam kantung plastik belanja, Rama mengeluarkan sebuah lotion dan memberikannya juga pada Lanita. "Pake  buat usir nyamuk."

BEFOREजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें