42

72 29 0
                                    

Acha menarik nafas panjang, sejak kejadian beberapa hari lalu sikap Juna mulai berubah, mungkin Juna mulai curiga tentang hubungannya dengan Kelvin. Acha berjalan menuju kelas dengan lunglai. Saat membuka pintu kelas, sesuatu jatuh dari atas kepalanya, bunga.

"HAPPY BRIST DAY ACHA!!" teriak semua orang yang berada dalam kelas.

Acha menutupi wajahnya dengan telapak tangan, tidak menyangka jika dia akan mendapatkan kejutan seperti ini. "Terima kasih."

Juna mendekati Acha, di tangan Juna ada kue ulang tahun. "Selamat ulang tahun, pacar."

"Terima kasih."

"Tiup dulu lilinnya dong."

Acha menutup matanya, memberikan satu permohonan sebelum dia meniup lilin itu. "Terima kasih udah bikin ini semua."

"Pacar senang?"

Acha mengangguk. "Senang, sekali lagi makasih."

Juna memberikan kue yang di pegangnya kepada salah satu temannya. "Maaf ya, tadi saya tinggalin kamu. Karena ingin membuat kejutan ini."

"Nggak papa, Acha ngerti."

Juna memegang tangan Acha, lalu menyematkan sebuah cincin di jari manis Acha. "Sekarang, kamu sudah resmi menjadi calon istri saya. Nih udah di kasih cincin."

Acha menatap cincin itu dengan mata berbinar. "Cuma untuk Acha aja, nih? Untuk Juna nggak ada? Masa cuma Acha doang yang pakai cincin."

Juna mengambil karet yang dia ikat di baju sekolahnya, entah sejak kapan karet itu ada di sana. Juna membentuk karet itu seperti sebuah cincin, lalu memakainya. "Ini cincin tunangan saya."

"Nanti Acha belikan cincin buat Juna."

Iikuuut," ucap Juna dengan nada suara yang di manjah-manjahkan.

"Kemana?"

"Beli cincin tunangan untuk saya."

Acha terkekeh. "Iya, iya."

"Gini jadinya jika dua sejoni yang mabuk asmara, seakan dunia milik kita berdua. Bisa nggak lihat sekitar kalian, yang mana para jomblo berkeliaran." Brian buka suara setelah sekian lama hanya menjadi penonton dalam serial drama.

"Gue kirain nggak ada orang," ucap juna acuh.

Anggi mendorong tubuh Juna agar menjauh dari Acha, lalu memeluk sahabatnya itu. "Selamat ulang tahun Acha, doa gue buat lo cuman satu, semoga lo dan Juna bisa langgeng sampai ke pelaminan." Anggi memberikan bingkisan kado kepada Acha. "Kado dari gue."

"Terima kasih Anggi. Maaf udah ngerpotin."

"Nggak papa kok. Doakan juga agar gue dan sih badut Kelvin bisa pacaran," bisik Anggi di telinga Acha, takut di dengerin banyak orang.

Acha tersenyum sinis. "Iya, semoga aja."

"Acha selamat ulang tahun." Brian memberikan sebuah novel kepada Acha. "Maaf banget, ya. Gue nggak punya duit, ATM gue udah di blokir oleh Ibu, jadi gue nggak bisa belikan kado yang bagus buat lo. Dan sory, novelnya nggak gue bungkus, hehehe."

"Nggak papa kok. Udah di ucapkan aja Acha udah senang. Makasih, ya."

"Gitu, ya? Gue ambil lagi novelnya boleh? Mau gue jual sama kelas sebelah."

"Iiih, janganlah, udah di kasih masa minta lagi."

"Bercanda, Cha. Jangan di anggap serius."

Acha geleng kepala, sahabat Juna yang paling gila adalah Brian, tapi ada satu lagi yaitu Iqbal. "Buka hape lo Cha!" perintah Iqbal.

The Hows Of Us ✓Where stories live. Discover now