3

291 44 1
                                    

Acha membuka lebaran buku diary miliknya. Dulu Acha lebih suka untuk berkeluh kesah kepada Kelvin. Namun semenjak Kelvin memintanya untuk menjauh, buku ini yang menjadi teman curhat Acha.

Acha menatap rerumputan yang ada di hadapannya yang berwarna hijau, warna kesukaan Kelvin. Astaga!! kenapa Acha masih mengingat Kelvin? Sedangkan dia malah tidak peduli. Bahkan Kelvin yang duluan meminta Acha untuk menjauh. Acha move-on, move-on!!

"Aarrrrggghh..." Acha menyandarkan tubuhnya ke pohon beringin. Oke, kalian boleh bilang Acha ini rada gila atau emang sudah gila. Masa berani duduk sendirian di pohon beringin, nggak takut kesurupan apa?

Acha menulis sesuatu di buku diary itu. Tulisan Acha menggunakan kata sandi, jadi Acha nggak perlu takut jika ada yang melihat buku itu, emang anak pramuka aja yang bisa menggunakan kata sandi, Acha juga bisa, tuh.

Acha belajar kata sandi dari Kelvin, otomatis jika Kelvin membaca buku itu, pasti bakalan terbongkar semua isinya.

Kira-kira seperti ini isi tulisan itu..

Dear Kelvin.

Hari ini aku berharap, agar turun hujan. Agar aku bisa menangis di bawah hujan. Supaya kamu tau, jika aku terluka. Bukan aku, sih. Tapi hati aku yang terluka, karena kamu. Kenapa sih? Kamu dengan begitu mudahnya bisa berpacaran sama Citra? Acha pernah berbuat salah, ya? Sampai-sampai Kelvin kayak gini. Kalau Acha pernah buat salah sama Kelvin, Acha minta maaf. Acha sayang Kelvin.

Acha mendecih, ternyata kayak gini rasanya tidak diakui? Kata orang, sakit tapi tidak berdarah. "Aarrrrggghh."

"Acha."

Acha tersentak saat ada orang yang memanggilnya, apa itu penghuni dari pohon beringin ini? Ampun, kalau tau kayak gini nggak akan pernah Acha sumpahi hantunya, nyesal. 

"ACHAA!!"

"Ke..Kelvin?!" Acha menatap Kelvin bingung, sejak kapan Kelvin ada di sini? "Kelvin ngapain ke sini?"

Kelvin berjalan mendekat ke arah Acha. Kalau bukan karena Brian yang mengatakan Acha sering duduk di pohon beringin, Kelvin nggak akan pernah tau kalau Acha berada di sini. "Lo ngapain ke sini?"

"Acha lagi nulis, Kelvin ngapain ke sini? Nanti kalau Citra lihat, pasti marah." sengaja banget Acha bilang begitu, agar Kelvin mau memberi tau kenapa dia bisa berpacaran dengan Citra, padahal baru saja putus dengan Febby.

"Nggak ada urusannya dengan lo." Kelvin mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya, sebuah amplop. "Kalau bukan karena janji gue. Nggak akan pernah gue datang ke sini."

Kelvin memberikan amplop itu kepada Acha. "Tanggal 24, sesuai janji gue, kasih lo sebuah gambar."

Acha mengambil amplop yang di berikan oleh Kelvin. "Terima kasih, karena Kelvin masih ingat sama janji ini. Walau janji yang lainnya nggak di tepati, tapi nggak papa. Setidaknya Acha tau gimana Kelvin yang sebenarnya."

Acha menundukkan wajah, tidak berani menatap iris mata Kelvin yang tajam. Kenapa tatapan Kelvin begitu mengerikan, dulu nggak seperti itu. "Acha boleh nanya sesuatu?" tanya Acha harap cemas, takut jika Kelvin bakalan marah. "Kenapa Kelvin meminta Acha menjauh? Acha ada salah sama Kelvin?"

"Karena gue udah nggak cinta sama lo, paham?"

Acha tersenyum sinis, menganggap dirinya bodoh. Kenapa dia nggak ke pikiran jika Kelvin sudah nggak suka sama dia? Dasar Acha bego. "Okey, Acha udah tau jawabannya sekarang. Jadi Acha nggak perlu berharap, kan?"

Kelvin berjalan mendekat ke arah Acha, sehingga Acha terpaksa mundur ke belakang. Kelvin menumpukkan tangannya ke pohon beringin, sehingga Acha tidak dapat lari.

"Gue dari awal udah nggak pernah suka sama lo. Gue cuman kasihan sama lo, jadi jangan terlalu berharap kepada gue," bisik Kelvin tepat di telinga Acha.

Acha menahan air matanya agar tidak turun, rasanya begitu sakit. Acha mendorong tubuh Kelvin agar menjauh darinya. "Terima kasih, ya. Udah mau jujur sama Acha, setidaknya Acha tau siapa yang benar tulus."

Acha meneguk saliva, rasanya ada yang tersangkut di tenggorokannya. "Dan ternyata benar, ya. Terkadang kita lebih cinta kepada yang pandai menyakiti."

"Gue? Lo salah, Cha. Gue kasih tau sama lo, cinta itu hanya untuk orang yang bodoh."

"Ya, Acha emang bodoh, dan itu karena Kelvin." Acha mengambil buku diarynya. Lalu berlari pergi meninggalkan Kelvin, orang yang seharusnya di benci bukan di cintai.

💐💐💐

Terima kasih sudah baca 🎃🎃

The Hows Of Us ✓حيث تعيش القصص. اكتشف الآن