37

67 30 0
                                    

Kelvin membawa motor dengan kecepatan penuh. Saat di lampu merah Kelvin memberhentikan motornya itu. Kelvin menatap kearah café, mendapati seorang gadis yang sangat familier menurutnya. Kelvin membelokan motornya, membawanya ke café itu.

Kelvin mengernyitkan alisnya, tidak salah lagi jika gadis itu adalah Anggi. Tapi dengan siapa Anggi saat itu? Dan kelihatannya dia sedang marah-marah. Kelvin mendekati Anggi, hal yang pertama di dengarkan oleh Kelvin adalah. "Jangan ganggu gue lagi, Carl. Belum cukup semua hal yang telah lo lakuin sama gue?"

"Bilang aja jika lo udah dapat yang baru, kan? Gue udah tau semuanya Nggi, lo lagi dekat sama cowok, kan? Kayak cewek murahan, tau nggak?"

Anggi menyirami wajah Carl dengan air, karena masih belum puas Anggi menampar Carl dengan keras. "Udah cukup lo permaluin gue, Carl. Apa belum cukup ini semua?"

Anggi hendak pergi meninggalkan Carl, langkahnya terhenti saat melihat Kelvin yang ada di hadapannya. "Kelvin? Sejak kapan lo di sini?"

Carl yang melihat keberadaan Kelvin langsung meninju rahang Kelvin. "Jadi ini cowok itu? Lo dibayar dia berapa, sih?"

Kelvin memegang rahangnya yang terasa sakit. "Anjing!" Kelvin tidak mau kalah, malahan dia membalas pukulan Carl bahkan jauh lebih kuat. "Bangsat lo anjing!!"

Kelvin menarik kerah baju Carl yang saat ini sedang terkapar di atas lantai. "Apa yang lo bilang tadi? Lo pikir Anggi cewek murahan?" Kelvin berkali-kali memukul wajah Carl bahkan bibir Carl berdarah.

Kelvin melepaskan kerah baju Carl saat cowok itu sudah tidak bergerak lagi. Karena belum puas, Kelvin meludahi wajah Carl. "Sekali lagi gue lihat wajah lo, mati lo anjing!!"

Kelvin menarik tangan Anggi, membawanya keluar dari dalam café. Anggi berutang penjelasan kepada Kelvin.

**

Anggi turun dari motor Kelvin, saat Kelvin memberhentikannya di depan penjual rujak, makanan kesukaan Anggi. "Lo mau yang pedas, kan?"

Anggi mengangguk lemas, karena kejadian tadi membuat tenaganya menjadi hilang, bahkan untuk bersuara saja Anggi tidak sanggup. "Makasih, udah mau tolongin gue."

"Nggak mungkin gue biarin lo di permalukan kayak gitu, Nggi. Hanya cowok bodoh yang mau mempermalukan cewek di depan umum."

Anggi tersenyum kecut. Walaupun Kelvin sering bersikap cuek kepadanya, setidaknya Kelvin memiliki rasa simpati kepada Anggi. "Dia mantan pacar gue."

"Sudah gue duga."

"Gitu doang?"

Kelvin mengisi ulang air dalam gelasnya, lalu meneguknya sampai habis. Rujak yang dia makan sangatlah pedas, bagaimana bisa Anggi yang bertubuh kecil ini bisa memakan yang pedas ini. "Terus gue harus bilang apa? Apa gue harus kena serangan jantung karena kaget?"

Anggi cemburut, sedikit kesal dengan jawaban Kelvin barusan. "Bilang apa aja, agar gue bisa senang. Gue emang nggak mood dengan Carl."

"Jadi nama cowok lo tadi Carl? Eh, bukan pacar tapi mantan."

"Iya, Carl Raditya Putra. Pacar pertama gue." Anggi memasukan rujak ke dalam mulutnya, tidak merasa pedas sedikitpun.

"Kenapa putus?"

Ini adalah pertanyaan yang ditunggu oleh Anggi, kenapa nggak dari tadi nanya hal itu? "Karena dia self centered alias egois. Lo tadi juga udah lihat bagaimana sikap dia sama gue."

"Udah tau egois masih aja dipacarin."

"Nama juga cowok, pas PDKT baiknya minta ampun, pas udah jadian sikap aslinya kelihatan." Anggi terdiam sejenak saat melihat Kelvin yang menatapnya dengan tidak suka. "Kecuali Kelvin, dari awal emang udah cuek sama gue, makanya gue suka."

The Hows Of Us ✓Where stories live. Discover now