40

68 28 0
                                    

Juna meletakan sepiring nasi goreng dan segelas orange juice di hadapan Acha. "Makan yang banyak, ya. Tenang, saya bayar kok, nggak ngutang."

"Terima kasih."

"Vin, bisa nggak bersikap romantic kayak Juna?" tanya Anggi yang merasa iri melihat sikap Juna begitu baik kepada Acha.

"Gue nggak mau kebanyakan modus, karena orang yang kebanyakan modus suka ninggalin pas lagi sayang-sayangnya," jawab Kelvin tanpa dosa.

"Kayaknya lo udah berpengalama, ya Vin?" tanya Acha sebelum Juna buka suara. "Sepertinya udah banyak korban yang telah lo modusinin."

Kelvin mengernyitkan dahi, menatap Acha dengan bingung. "Hahaha, iya. Salah satunya lo."

Semua yang ada di kantin terkejut bukan kepalang, apalagi Juna. "Lo nggak lagi bercanda, kan?"

Kelvin menjitak kepala Juna. "Iya, gue bertcanda. Masa gue serius. Gila banget gue."

Acha menarik nafas lega. Tadi dia sudah berpikir jika Kelvin akan mengatakan hal yang sebenarnya kepada Juna, ternyata dia salah. "Jadi kita mau latihan di mana?" tanya Acha mengalihakn topic pembicaraan.

"Rumah gue aja."

"Emang di rumah lo ada alat music, Nggi?"

Anggi yang awalnya begitu semangat akhirnya terdiam. "Gitar ada, sih. Tapi piano dan drum nggak ada."

"Kalau begitu percuma aja. Di rumah lo aja, Vin."

"GUE SETUJU," ucap Anggi, bahkan menabok lengan Kelvin karena terlalu bersemangat. "Gue belum pernah ke rumah Kelvin, hehehe."

"Nggak, Acha gak mau," kali ini Acha buka suara. Jika latihan diadakan di rumah Kelvin. Maka Acha akan bertemu dengan Mikha, jika yang lainnya tau jika Acha pernah berpacaran dengan Kelvin pasti bisa bahaya.

"Kenapa nggak mau, Cha? Di rumah kelvi seru loh. Ada banyak buah-buahan."

"Serius? Oke kalau gitu, fix kita latihan di rumah Kelvin," ucap Anggi tanpa meminta persetujuan dari yang lainnya.

"Acha nggak akan datang jika di rumah kelvin."

"Pacar kenapa? Berangkatnya pasti bareng saya, kok. Jadi nggak usah cemas," ucap Juna sedikit bingung dengan sikap Acha yang rada aneh menurutnya.

"Tapi Juna..," nggak mungkin Acha bilang yang sebenarnya kepada Juna. Jika Juna tau pasti dia bakalan marah.

"Di rumah gue aja. Lagian nenek gue nggak ada di rumah kok," ucap Kelvin. Tau apa yang di cemaskan oleh Acha.

"Terus kalau mertua Anggi pada ke mana?"

Kelvin memutar bola mata, bosan dengan sikap Anggi yang begitu menyebalkan. "Lagi bikin surat nikah buat kita berdua."

Wajah Anggi bersemu merah, karena merasa malu dengan perkataan Kelvin barusa, Anggi menabok tubuh Kelvin dengan kuat. "Sejak kapan lo bisa seromantis ini?"

Kelvin mengusap tangannya yang baru saja di tabok oleh Anggi, lumayan perih. "Sejak gue tau kalau lo itu hamil."

Brian memukul meja kantin dengan kuat, menatap Anggi dan Kelvin tidak percaya. "SEJAK KAPAN? ASTAGA TEMAN GUE SUDAH TIDAK SUCI LAGI, TUHAN!"

Kelvin menarik tangan Brian, menyuruhnya untuk duduk. "Nggak usah ngegas juga, setan."

"Sejak kapan lo hamilin anak orang?" Brian menoleh ke Anggi yang sedang menahan tawa. "Dengan cewek ini? Kerasukan apa lo, Vin?"

Kelvin mencitak kpala Brian, bahkan jitakan itu membekas di kening Brian. "Gue hanya bercanda, jangan bawa serius."

Brian menarik nafas lega. "Syukur, gue pikir teman gue ini emang udah nggak suci lagi."

"KAMPRET!!"

💐💐💐

Jangan lupa untuk vote dan comment. 🎃🎃🎃

The Hows Of Us ✓Where stories live. Discover now