Beauty Venus - Chapter 48

Depuis le début
                                    

Venus saling berpandangan.

"Aku takut, Venus... Aku takut jika suatu saat aku akan menceraikannya. Bagaimana jika aku akan melakukannya?"

"Jika dia tidak melakukan perbuatan kasar padamu, kenapa kau ingin menceraikannya?" Inanna tidak habis pikir dengan pikiran Hera. Well, wanita itu tidak ingin menceritakan permasalahannya, dan mereka menjadi kebingungan.

"Dia mencintaimu dengan tulus. Dari dulu, selalu, dan masih. Aku bisa melihatnya." Diana berujar dengan lembut.

Hera tidak bisa berkata-kata. Ia hanya menggelengkan kepala.

"Apakah kau masih belum mencintainya?" Helena menghembuskan nafas frustasi. "Kau juga tidak membencinya, bukan? Apa salahnya mempertahankan pernikahanmu? Hera, maafkan aku, tapi kau harus memikirkan anakmu. Dia butuh sosok Ayah dan Ibu."

"Aku mencintainya!" Hera berkata dengan keras cukup membuat Venus terperangah antara terkejut dan senang.

"Tapi aku takut." Hera melanjutkan dengan bibir bergetar.

Ia memang terlihat tenang di luar. Namun di dalamnya Hera sangat ketakutan. Ia sudah melihat semuanya di ruang kerja Miguel. Senjata, foto-foto mayat berdarah, dokumen rahasia. Ia menggigil. Bisakah Miguel tetap memegang janjinya untuk tidak menyakitinya secara fisik?

Hera memejamkan mata saat merasakan pelukan hangat Venus. Ia bisa mendengar berbagai kalimat positif dari mereka yang sesungguhnya membuat ia sedikit tenang.

Setelah hari semakin sore, satu persatu dari Venus pamit pulang bersama suami mereka. Dan kembali meninggalkan Hera sendirian.

Saat Hera ingin membaringkan tubuhnya, ia mendengar suara pintu terbuka. Kemudian sekitar 5 orang masuk ke ruangan. Melihat ayah beserta kedua kakak dan istri mereka datang, ia tersenyum.

"Jika ingin tidur, maka tidurlah. Jangan memikirkan kami di sini" Charles berkata.

"Aku baik-baik saja. Apa yang kalian bawa? Aku kelaparan sekarang." Hera duduk tegak saat melihat sesuatu di tangan Nick.

Nick meletakkan bungkus makanan di hadapan Hera. Hera segera membuka dan memakannya walau harus berteriak setiap saat William diam-diam mengambil makanannya.

"Bagaimana kondisimu sekarang?" Tanya Emma.

"Very well."

"Senang mendengarnya." Emma tersenyum hangat.

Hera tidak menanggapi lagi. Ia kembali makan dengan semangat.

Keluarganya menemaninya hingga malam. Mereka mulai meninggalkan Hera hingga menyisakan Charles.

Melihat Charles yang masih duduk membuatnya bingung. "Dad?"

"Aku akan menemanimu sebentar lagi."

"... Um, oke."

Charles menatap lekat anak perempuannya dalam diam. Sedangkan Hera, ia melirik kesana kemari karena terlalu tidak sopan jika ia tiduran saat Ayahnya masih duduk di hadapannya.

"Pernahkah aku mengatakan jika kau adalah wanita yang aku cintai setelah Ibumu?"

Hera menoleh.

"Aku dan ibumu sangat bahagia saat tahu jika kami akan memiliki anak perempuan. Segala macam pemikiran tentang kau yang berumur 3 tahun mulai dari membuat cookies di dapur bersama Ibumu, les balet, mengambil alat rias ibumu diam-diam kemudian memakaikannya untukku saat aku tertidur. Lalu aku akan mengejarmu dan menggelitik tubuhmu hingga suara tawamu hilang."

"Daddy..." Hera memegang tangan ayahnya saat pria itu selesai mengusap pipinya yang basah. Ternyata ayahnya menangis.

"Setelah Ibumu meninggal, kami para pria Vourou merawatmu dalam versi kami. Berlatih tinju, belajar tentang bisnis, membahas football, dan yang lainnya."

"Aku menyukai semua yang kalian ajarkan kepadaku."

Hera memang menyukai apa yang Charles katakan barusan. Manfaat yang bisa dia dari perlakuan Charles dan kedua kakaknya sangat banyak. Tidak manja, mandiri, bisa menjaga diri sendiri. Bahkan Hera merasa tidak kekurangan kasih sayang. Mereka selalu memberikan perhatian yang berlebihan untuknya walau selalu ada keributan dengan kedua kakaknya. Itu hal yang wajar mengingat penghuni mansion berjenis kelamin laki-laki selain dirinya.

Malahan, Hera akan merasa aneh jika ia harus latihan balet ditemani Ayah atau kakaknya disaat teman-teman yang lain membawa ibu mereka.

"Aku tahu, little girl. Tapi tetap saja kau kehilangan kasih sayang seorang Ibu..."

Charles mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan dengan menumpukan kedua sikunya di ranjang Hera. "Demi Tuhan, saat mendengar bahwa kau pingsan, aku ketakutan. Bahkan aku memiliki pemikiran jelek. Jika harus memilih diantara kalian berdua, aku lebih memilih anak di dalam kandunganmu pergi, bukan kau. Aku tidak ingin melihat anak tanpa figur Ibu lagi. Aku tidak mau dia kehilangan sosok ibunya."

"Miguel bisa mencari penggantiku." Hera bercanda tapi tidak dengan Charles. Pria itu menatapnya tajam.

"Menurutmu pria yang memiliki cinta besar terhadapmu akan menikah lagi? Tidak, Nak. Saat aku melihat Miguel, saat itulah aku melihat pantulan diriku dimasa dulu. Dia tidak akan melakukannya."

Hera menatap mata merah Ayahnya dengan sedih. "Dad, kau terlalu emosional. Aku baik-baik saja, lihat! Anak di perutku sangat kuat. Jadi kau tidak perlu khawatir. Lagipula... Lagipula Miguel selalu menjagaku. Aku terlalu banyak pikiran mengenai pekerjaan makanya aku harus di rumah sakit."

"Kau sedang cuti panjang kenapa masih memikirkan pekerjaanmu?!"

"Karena aku tidak terbiasa hanya di rumah, tidak tahu apa yang ingin kulakukan."

Charles menghembuskan nafas lelah. Ia beranjak dari kursi kemudian menatap anaknya. "Aku lupa kau butuh istirahat. Sekarang, tidurlah. Sebentar lagi Miguel pasti akan datang. Aku akan berada di luar hingga suamimu datang."

Hera mematung. Setelah berhari-hari di rumah sakit, Miguel baru menjenguknya. Belum sempat berpikir terlalu jauh, ia kembali mendengar celotehan Ayahnya.

"Dia selalu kemari larut malam dan menjagamu. Kemudian paginya ia akan kembali bekerja. Dia sedang menangani kasus besar di pengadilan. Jadi, jangan bersedih jika kau tidak melihatnya setiap hari. Aku, Nick, dan William akan mengunjungimu bergantian supaya kau tidak terlalu bosan."

"Jika ada yang kau inginkan teriak saja. Aku akan berada di luar." Charles mengecup kepala Hera sebelum pergi meninggalkan Hera yang mematung.

Rupanya Miguel menjaga Hera setiap malam tanpa ia sadari. Memikirkan jika malam ini Miguel akan kembali menjaganya, ia mencoba menahan kedua kelopak matanya tetap terbuka.

Tapi, setelah beberapa jam kemudian ia kalah dengan kantuknya.

Hera terbangun saat kandung kemihnya terasa penuh. Ketika ia membuka kedua matanya, mata mereka bertemu. Miguel duduk di kursi yang tadi Charles gunakan, duduk di hadapannya.

BEAUTY VENUS [#4 VENUS SERIES]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant