Beauty Venus - Chapter 31

6.9K 732 27
                                    

Seperti pagi biasanya, Miguel dan Hera akan sarapan di meja makan bersama. Namun setelah menunggu waktu yang cukup lama, Hera belum juga turun. Baru saja ia hendak berdiri dari kursi, suara langkah kaki yang tidak asing mendekat.

Miguel melirik Hera tanpa ekspresi. Wanita itu menggunakan atasan polos lengan panjang berwarna abu-abu, rok kulit kecil berwarna coklat kemerahan, stoking gelap dan ankle boots hitam 5 senti. Tidak lupa juga syal kotak-kotak, kacamata hitam di atas rambutnya, dan sling bag hitam.

Miguel memperhatikan saat Hera duduk di hadapannya. Lalu bertanya, "Kau tidak pergi bekerja?"

"Aku harus ke dokter kandungan. Pengecekan awal. Setelah itu aku akan ke kantor."

"Dengan pakaian seperti itu?"

Hera memiringkan kepalanya dengan bingung. "Apa yang salah dengan pakaianku?"

Miguel kembali fokus pada sarapannya. "Kenakan mantel. Sekarang musim hujan, terlalu dingin hanya mengenakan itu di luar."

Tanpa disuruh dua kali, Jo memerintahkan pelayan lain pergi ke atas untuk mengambil salah satu mantel terbaik Hera.

Hera yang melihat itu cukup mengangguk puas. Setidaknya pelayannya tidak mengambil mantel yang tidak cocok untuk pakaiannya hari ini. Jadi, dia hanya diam dan melanjutkan makannya.

Beberapa menit kemudian, mereka selesai sarapan. Miguel berdiri seraya mengenakan jas. "Ayo."

Hera mengerutkan dahinya halus.

"Aku akan menemanimu pergi ke rumah sakit."

Hera tertawa. "Itu tidak perlu. Yang dibutuhkan dokter hanya aku dan perutku."

Tidak menunggu Hera selesai tertawa, Miguel berkata dengan jelas, "Aku ingin melihat anakku."

Seketika tawa Hera lenyap.

***

Sampainya di rumah sakit, Miguel dan Hera duduk dalam diam di ruang tunggu. Entah kenapa Hera merasa suasana tersebut sangat canggung. Namun berbeda dengan Miguel di sebelahnya, pria itu terlihat tenang, santai dengan pandangan ke depan.

Ponsel Miguel berdering dan Hera meliriknya. Melihat nama yg tertera, Miguel menyuruh Hera menunggunya sebentar kemudian pergi ke area yang lebih sepi.

Setelah mengangguk, Hera memandang kepergian Miguel hingga berbelok ke lorong lain. Setelah itu ia menyibukkan dirinya dengan ponsel. Merasa banyak yang memperhatikannya, Hera segera melirik mereka. Terlihat beberapa orang yang juga sedang menunggu bertingkah seperti sedang membicarakannya,

Tertangkap basah, seorang ibu muda tersenyum. "Kalian pasangan serasi. Sangat jarang suami menemani istrinya di jam kerja."

Hera terdiam. Ia bahkan tidak tahu ingin menunjukkan ekspresi apa yang tepat. Serasi di bagian yang mana?! Teriaknya di dalam hati.

"Apakah ini anak pertama kalian?"

"Ya." Hera menjawab singkat.

"Kau pasti sangat menantikannya." Wanita itu berkata seraya mengusap perut besarnya.

Hera melirik perut wanita di depannya lalu bertanya, "Kau akan melahirkan?"

"4 Minggu lagi." Wanita itu terlihat sumringah.

"Dimana suamimu?" Tanya Hera hati-hati.

"Aku menyuruhnya membeli sesuatu. Seharusnya dia sudah—" Wanita itu melirik di ujung lorong dan tersenyum. "Itu dia!"

Hera tidak memperhatikan suami wanita di depannya. Ia terlalu malas melihat pria beristri. Jadi, ia hanya tersenyum.

"Bagaimana denganmu? Sudah berapa Minggu?"

BEAUTY VENUS [#4 VENUS SERIES]Where stories live. Discover now