Beauty Venus - Chapter 6

13K 909 137
                                    


Helena dan Inanna tertawa bagaimana dramatisnya Diana. Tapi tawa Helena terhenti saat melihat di belakang Hera. Hera yang menyadarinya dengan segera menoleh dan mendapati pria yang ia tunggu sejak kemarin.

Jacob.

Dia masih sama seperti beberapa tahun yang lalu. Terlihat seperti bad boy dengan tindikan di sepanjang garis daun telinga dan juga alis. Hera bertanya-tanya apakah Jacob masih memakai tindikan di lidahnya?

"Jangan lagi, Beauty. Dia tidak pantas untukmu." Helena mengingatkan.

"Dia masih menjadi seorang brengsek." Inanna menambahkan.

Hera seolah tidak mendengar. Ia meminum minumannya dua hingga tiga teguk, maju beberapa langkah lalu terhenti saat melihat Leslie memeluk pinggang Jacob dan mereka tertawa bersama. Tidak hanya itu, Jacob dengan berani menyentuh pantai kecil si rubah itu. Dan mereka mengakhiri keromantisan menggelikan mereka dengan sebuah ciuman.

Leslie Vixen Renee. Nama tengah yang pantas untuk seorang minion yang menikungnya.

Hera benar-benar hilang kesabaran. Bagaimana bisa ia pernah tergila-gila dengan pria brengsek seperti Jacob?! Well, Jacob dulu juga seperti ini tapi disaat itu terlihat keren! Dan Jacob sekarang terlihat... Brengsek.

Saat Hera ingin memutar tubuhnya, Jacob menatapnya. Pria itu terlihat terkejut dan senang bersamaan. Mungkin karena mendapatkan mainan lama? Dengan satu nafas, ia menghabiskan minumannya di depan tatapan Jacob. Jacob melepaskan Leslie dan mencoba mendekati Hera. Namun Hera dengan cepat membalikkan tubuhnya dan menjauh membuat pergerakan Jacob terhenti. Hera mengambil gelas baru lagi di dekat Venus.

"Ingatkan aku untuk membuat Leslie Vixen Renee menderita setelah malam ini." Hera bergumam pada Helena dan Inanna yang masih setengah sadar lalu pergi keluar dari ruangan pengap itu.

"Aku tidak tahu Leslie memiliki nama tengah yang manis." Ucapan Diana membuat Inanna dan Helena hanya terkikik geli. Jelas, Leslie pasti akan mendapatkan masalah besar setelah malam ini.

Hera berhenti di lorong sekolah yang menghadap ke hutan. Di lorong ini tidak ada siapapun dan cukup gelap karena hanya mengandalkan sinar bulan. Ia meminum minumannya hingga habis, ini merupakan gelas keduanya. Saat seseorang melewatinya, Hera merampas minuman tersebut yang masih baru dan kembali meminumnya hingga habis, lalu membuang gelas tersebut sembarangan. Wanita itu hanya menatap Hera dengan dongkol sebelum meninggalkan Hera di sana. Hera menyelipkan rokok di mulutnya dan bergelut dengan pemantik.

"Come on..." Sepertinya pemantiknya sudah harus diganti. Hera hampir mengumpat kembali saat sebuah pemantik mengeluarkan api di depan wajahnya. Ini bukan miliknya.

Hera mendekatkan rokok di bibirnya ke api dan berhasil. "Thank you." Ia menghisapnya dengan frustasi.

Orang itu tidak menjawab. Ia hanya ikut mengeluarkan rokok dan mereka merokok bersama dalam diam.  Hera tidak melihat wajah di sebelahnya, ia hanya melihat jemari besar menggunakan jas hitam dan Vacheron Constantin keluaran terbaru. Hera mencium aroma aftersave yang familiar membuatnya mengerutkan dahi.

"Drink?" Pria misterius itu memberikan gelas plastik merah dan Hera menerimanya masih dengan kerutan di dahinya.

Ia kembali merasa familiar. Aroma dan suara pria di sebelahnya sungguh membuatnya penasaran. Hera meminum satu teguk sebelum mendongak untuk menatap pria di sebelahnya. Wajah pria itu terhalang pilar yang menutupi sinar bulan hingga tidak adil bagi Hera untuk tidak tahu siapa pria di sampingnya ini.

"Apa aku mengenalmu?"

Pria misterius itu menyandarkan bahu kirinya di pilar dan menghembuskan asap rokok di depan Hera. Oke. Apa Hera harus sering menggunakan kata misterius untuk pria asing ini?

BEAUTY VENUS [#4 VENUS SERIES]Where stories live. Discover now