Beauty Venus - Chapter 39

8.9K 762 116
                                    

Setelah perjalanan di darat selama 60 menit, akhirnya mereka tiba di Marina Magna Ibiza. Dengan Hugo dan Lesley di belakangnya, Miguel berjalan menuju yacht yang berukuran 30m. Dari jauh ia bisa melihat Jacob berdiri di sana.

Setelah melihat dari dekat wajah Miguel, segala penasaran yang ia simpan akhirnya bisa dijawab. Orang itu tidak pernah ia lihat sebelumnya. Wajah Miguel sangat asing. Namun Jacob sangat cepat merekam wajah Miguel. Jacob menunduk dalam. "Sir."

Miguel tidak menanggapi. Ia melewatinya begitu saja lalu masuk ke kapal pesiar. Begitu juga Hugo. Sedangkan Lesley, wanita itu menyeringai menatap Jacob sebelum menyusul Hugo. Lalu terakhir Jacob ikut masuk.

Kapal berlayar hanya memakan waktu setengah jam karena tempat pertemuan mereka berada di tengah laut. Tepatnya di laut Mediterania.

Sejauh mata memandang, Miguel tidak melihat kapal pesiar Giulianna. Bahkan saat ia berhenti di tempat pertemuan, tidak ada yang datang. Miguel masih berdiri di deck kapal, terlihat sedang menatap kejauhan hanya untuk melihat kapal nelayan yang biasa saja. Namun saat pandangannya ke arah barat ada sebuah periskop keluar dari dalam air. Benda kecil tersebut cukup jauh, tapi mata tajam Miguel bisa menangkapnya dengan jelas.

Hugo keluar dan mendekati Miguel. "Sir, aku akan menghubungi Mrs. White—"

Di tengah-tengah laut yang bergelombang, Miguel menatap Hugo. "Kita dijebak."

Tepat saat ia berkata seperti itu, kapalnya langsung meledak dan terbakar membuat Miguel dan yang lainnya terlempar di laut.

Meledaknya kapal secara beruntun membuat mereka tidak bisa naik ke permukaan laut. Bahkan punggung Miguel terbentur dengan puing-puing kapal.

Tidak ada yang tahu apakah mereka semua hidup atau tidak. Bahkan periskop juga sudah tidak terlihat.

Para nelayan segera mendekat setelah tidak ada ledakan lagi. Mereka melihat-lihat permukaan air yang hanya terdapat puing-puing kapal, tapi tidak ada manusia. Bahkan mereka berteriak memanggil siapapun yang masih selamat namun tidak ada yang mendengar.

Setelah lelah berteriak dan berusaha menghubungi siapapun, akhirnya ada yang datang. Tiga pria berseragam.

"Apakah ada korban jiwa?" Tanya salah satunya.

Sang nelayan menjawab, "Aku rasa mereka masih di bawah air. Tolong panggil tim SAR untuk mencari mereka."

"Berapa orang?"

"Aku tidak tahu pasti..."

"Aku melihatnya, sekitar 3 orang di deck kapal ini. Tidak tahu di dalamnya." Seorang lagi berkata dengan tergesa-gesa.

Pria berseragam itu melihat di sekeliling laut yang tampak tenang lalu melirik orang di belakangnya. "Dari sini, kami yang akan mengurusnya. Kalian bisa melanjutkan pekerjaan kalian, Pak nelayan."

Kapal nelayan dengan perlahan berbelok dan bergerak menuju pulau Palmas. Salah seorang nelayan tersebut melirik ke belakang dimana 3 pria berseragam masih di kapal kecil mereka. Kemudian masuk ke dalam dan melihat 4 orang dibaringkan sejajar oleh beberapa penyelam. Mereka terlalu sibuk dengan metode penyelamatan pertama dengan alat terbatas.

Ia mengenal ketiganya namun satu orang lagi, ia merasa asing. "Bagaimana?"

Salah satu menoleh lalu berdiri. "Keempatnya masih bernafas. Namun pria ini yang memiliki luka paling banyak, Bos."

Nelayan yang dipanggil Bos tadi melirik telunjuk anak buahnya.

"Dia menggunakan topeng kulit."

Topeng kulit? Bos tersebut terlihat berpikir keras seraya melirik pria tidur itu. Ia sangat mengenal wajah orang-orang dari struktur organisasi bisnis Alejandro tingkat atas. Tapi hanya pria ini yang tidak pernah ia temui. Jangan-jangan...

BEAUTY VENUS [#4 VENUS SERIES]Where stories live. Discover now