Jeno sangat terkejut ketika melihat Jaemin lah yang memeluknya sekarang. Kini dia terdiam. Tidak ada satu patah katapun yang terucap. Saat Jeno ingin mengatakan sesuatu, Jaemin langsung mendahuluinya.

"Aku minta maaf... Aku janji tidak akan pernah melakukannya lagi. Tolong berikan aku satu kesempatan lagi! itu—-love bite itu, saat aku di pantai, pria mabuk ingin melakukannya padaku. Aku berlari dan terus berlari tetapi tetap saja. Aku minta maaf... maaf... Selain dirimu, aku tidak bisa mencintai orang lain!"

Jeno menatap wajah Jaemin yang terlihat berantakan dan mendengarkan apa yang diucapkan bibir tipis itu.

Jeno ingin mengatakan sesuatu sekali lagi, tapi dihentikan oleh Jaemin.

"Aku tahu aku mungkin sudah terlambat. Tapi aku ingin mengatakan segalanya padamu, aku sangat-sangat mencintaimu. Lebih dari apapun yang ada didunia ini. Aku benci diriku sendiri. Aku seharusnya tidak selemah ini! Sekarang aku baru mengerti dengan jelas apa yang sebenarnya aku inginkan."

Melihat Jeno yang tidak menunjukkan ekspresi apapun, Jaemin dengan cemas melanjutkan, "Jika kau sungguh membenciku, aku akan pergi sekarang juga."

Jaemin beranjak bangun dari pelukan Jeno, tetapi Jeno langsung memeluknya lebih erat. "Baiklah, lain kali kau jangan hanya mengikuti keinginanmu sendiri."

Jeno mendekap tubuh kurus itu begitu erat. Dia sangat merindukan kelinci nakalnya itu.

"Kau memaafkanku? Kau memaafkanku begitu saja? Cuma seperti itu?" ucap Jaemin tidak percaya.

Tidak ada balasan atas semua kata-kata kasar yang pernah Jaemin katakan padanya. Tidak ada hukuman yang akan membuatnya ketakutan? Jeno memaafkannya begitu saja?

Jeno segera berbalik dan menindihi Jaemin di atas sofa. Jeno menyusupkan kepalanya di sekitar leher Jaemin. Suaranya terdengar berat, "Baguslah akhirnya kau memilih untuk kembali. Kini kau kembali padaku karena keinginanmu sendiri. Mulai sekarang, kau tidak akan bisa pergi begitu saja dariku."

Jaemin menganggukkan kepalanya, "Aku tahu aku salah. Aku tidak akan melakukannya lagi. Walaupun kau ingin menendangku keluar, aku tetap tidak akan pergi!"

"Aku anggap perkataanmu hari ini sebagai janjimu dalam hubungan kita. Jika suatu saat hal seperti ini terjadi lagi, Na Jaemin, aku akan membunuhmu!"

Setelah berkata seperti itu, Jeno segera melumat bibir Jaemin di dalam mulutnya. Kata-kata yang ingin Jaemin sampaikan kini tertelan oleh ciuman Jeno.

Kini ciumannya terlepas, Jeno segera melepaskan kemeja Jaemin dengan sekali tarikan hingga kancingnya berjatuhan. Kemudian dengan liar Jeno memberikan ciuman di sepanjang tubuh putih itu.

Tubuh Jaemin yang sudah lama tidak merasakan kenikmatan mulai bergetar hebat oleh gairah. Jaemin mencoba mendorong sedikit tubuh Jeno.

Jeno yang didorong oleh Jaemin kini menatap tajam tepat dikedua manik hazel Jaemin. Wajah kecil Jaemin merah padam. Jaemin bangun dan berlutut, dia kini berada di antara kaki Jeno.

"Biarkan aku yang melakukannya padamu."

Jeno tidak mengatakan apapun, dia menggigit bibirnya sambil menunggu apa yang berikutnya akan Jaemin lakukan.

Jaemin menurunkan resleting celana Jeno, mengeluarkan penis besar yang terkukung di dalam celana. Memberinya sedikit sentuhan sebelum memasukkan ke dalam mulut. Dengan perlahan, Jaemin mulai menghisap penis itu keluar dan masuk.

Jeno yang sedang bersandar di sofa hanya menatap ke arah Jaemin. Jaemin pun menjadi sedikit salah tingkah karena tatapan itu.

"Kau...kau jangan menatapku seperti itu" ucap Jaemin di sela kulumannya.

[✔️] Boyfriend | NominWhere stories live. Discover now