27. Na Jaemin sedang Diet

Start from the beginning
                                    

"Pliss..."

"Tidak."

"Bisa?"

"Tidak."

Setelah hampir satu jam terus seperti itu, akhirnya Jeno pun menyerah. Dia setuju untuk menemani Jaemin jogging besok pagi.

🐁🐁🐁

Esok pagi, Jaemin terlihat begitu bersemangat. Dia bangun lebih cepat dari biasanya dan menyeret Jeno untuk bangun.

Jeno mengeluarkan sepeda motornya dari dalam garasi. Motor yang sudah lama tidak dia gunakan.

Ketika Jaemin melihat benda itu, dia merasa sedikit kesal. "Kenapa kau mengendarai motor? Bukankah kau bilang ingin menemaniku jogging?"

"Hanya ini yang bisa kulakukan untukmu. Jika kau tidak suka, aku akan melanjutkan tidurku." ucap Jeno dingin.

"Jangan begitu. Lihat dirimu, kau mudah sekali marah. Aku hanya menyampaikan pendapatku."

Jeno segera naik ke atas motornya, dengan satu tangan di atas kemudi. "Ayo!"

"Aku akan mulai lari kemana?"

"Lari menuju rumahmu."

"Kenapa? itu sangat jauh."

"Bukankah kau bilang kalau aku bisa memberikan mu semangat? Jika aku sampai dirumahmu duluan, aku akan mengatakan pada Papamu bahwa kau sudah berbuat curang saat ujian dan gagal dimata kuliahmu." setelah berkata seperti itu Jeno segera melajukan motornya.

Jaemin mencoba mengejar Jeno dari belakang. "Ayo duduk dan kita bicarakan soal ini! Kau jangan berbuat konyol!!"

Jeno mengabaikan Jaemin, dia memakai mp3 playernya dan terus melanjutkan berkendara.

🐁🐁🐁

Saat Jaemin sampai di rumahnya, dia nyaris saja kehabisan napas. Jaemin mengambil tempat minum di atas meja dan mulai meneguk minumannya.

Kini Jaemin menjatuhkam dirinya di atas sofa. Sedangkan Jeno sudah terlebih dulu duduk disana sambil menonton TV. Mama Jaemin terlihat sedang membawa sepiring buah-buahan sambil berjalan menuju ruang tamu.

"Kau bocah konyol! Apa yang salah denganmu? Jeno bilang kau terus mengomel ingin diet. Kau hanya bertulang besar, coba di bagian mana lemakmu?"

Jaemin merasa tidak setuju. "Mama, kau tidak mengerti. Jangan ikut campur."

"Seperti itu sikapmu saat sedang berbicara dengan Mama? Sana mandi! Kau bau keringat!"

Tubuh Jaemin merosot menempel di atas sofa. "Nanti, aku mau istirahat sebentar. Aku sangat lelah."

"Kau akan membuat sofa itu kotor! cepat pergi mandi"

Akhirnya Jaemin pun dipaksa Mamanya untuk mandi. Lalu Mama Jaemin sambil terkikik duduk disebelah Jeno.

"Silahkan cicipi buahnya, Jaemin kecil kami sudah merepotkan. Dia bahkan tidak bisa mengurus dirinya sendiri. Di waktu liburan musim panas seperti ini pun dia masih menganggu mu untuk mengajarinya."

"Bibi, tidak apa-apa. Itu sudah merupakan hal yang wajar jika mahasiswa yang pintar membantu mahasiswa yang kurang pintar."

"Ah, Jaemin kecilku beruntung sekali mempunyai seorang teman yang baik sepertimu. Sungguh sangat beruntung. Apa kau akan ikut makan siang disini? Jaemin sudah lama tidak makan dirumah. Ayolah, biarkan bibi memasakan sesuatu untukmu."

Jeno memberikan senyuman cerah. Sangat cerah hingga nyaris membutakan mata Mama Jaemin. "Baiklah, terimakasih Bibi."

Mama Jaemin beranjak menuju dapur dan mulai sibuk memasak. Tetapi beberapa saat kemudian dia kembali lagi ke ruang tamu.

"Jeno, Bibi lupa untuk mengingatkanmu sebelumnya. Jaemin terus merongrongku untuk mengajarinya memasak. Bibi beritahu padamu, jangan pernah makan makanan yang Jaemin masak. Masakkannya bisa mengambil nyawamu setelah dimakan."

Lalu Mama Jaemin kembali masuk ke dapur. Jeno tertawa. Tetapi ketika Jaemin muncul dari kamar mandi, dia cepat-cepat menghentikan tawanya.

"Kau sudah selesai?"

Jaemin melihat-lihat sekeliling ruangan kemudian dengan suara pelan dia bertanya pada Jeno. "Kau sungguh tidak mengatakan apa-apa soal itu kan?"

"Papamu sudah pergi bekerja."

"Ah... bagus kalau begitu. " Jaemin mengeringkan rambutnya dengan handuk. Lalu dia melihat Mama nya yang sibuk memasak didapur. " Kita makan siang di sini hari ini?"

"Ya."

Jaemin merasa sangat senang. Ini pertama kalinya Jeno makan di rumahnya. Dan juga makan bersama dengan Mamanya.

Ketika Mama Jaemin melihat Jaemin yang sudah selesai mandi, dia segera memanggil ke dapur. Mama Jaemin sempat melihat Jeno yang masih duduk di sofa, kemudian dengan perlahan bertanya pada Jaemin. "Apa Jeno sudah putus dengan pacarnya?"

"Siapa yang mengatakan hal seperti itu pada Mama?!" Jaemin mulai emosi.

"Terakhir kali saat Nancy kesini, dia bilang bahwa tidak lama lagi Jeno akan putus dengan pacarnya. Mama dengar gadis itu sangat bodoh, tidak sopan, dan juga selalu berkata kasar."

Mama Jaemin menyendok masakan yang sudah matang ke atas piring. Dia tidak memperhatikan wajah Jaemin yang tertekuk karena kesal dan marah.

"Mama penasaran apa yang membuat Jeno menyukai gadis seperti itu? Coba kau katakan, mungkin gadis itu tahu sesuatu tentang Jeno hingga dia mengancam Jeno untuk bersamanya. Kau tinggal dengannya begitu lama, apa kau tidak penah mendengar kabar apapun?"

Mama Jaemin ingin terus melanjutkan bergosip, tetapi Jaemin sudah berlari dari dapur menuju rumah Nancy.

Ketika dia menemukan Nancy, Jaemin memberikan tatapan tajam pada gadis itu. "Aku kutuk kau! Kauㅡ percaya atau tidak, suatu hari aku akan menggunakan pedang kayu dan menusukmu hingga mati! (pedang kayu yang biasa digunakan untuk membunuh setan dalam drama kungfu cina) Atau aku akan menggunakan paku dan memakukannya tepat di dadamu!"

Nancy meletakkan kedua tangannya di pinggang. "Apa yang sedang kau gonggongkan?"

"Baru saja aku pulang ke rumah dengan Jeno. Mama mengatakan padaku bahwa kau berkata Jeno sudah putus dengan pacarnya. Kau---"

Jaemin menunggu Nancy untuk menjelaskannya sendiri. Tetapi tetangganya itu malah berlari menuju rumah Jaemin.

"Kenapa kau tidak memberitahuku lebih cepat?! Jeno!! Aku dataaaang...!!"

Jaemin diam membeku.

Pada akhirnya makan siang hari itu hanya terlihat dua orang wanita yang terus mengambilkan makanan untuk Jeno. Jaemin tampak menggigiti sumpitnya dan dia juga duduk disebelah Mamanya. Menatap mangkuk Jeno yang sudah penuh dengan makanan, kemudian beralih menatap mangkuknya sendiri yang masih kosong.

🐁🐁🐁

Disaat perjalanan pulang, Jaemin ikut menaiki sepeda motor bersama Jeno. Jaemin duduk dibelakang. Aroma detergen dari baju Jeno tercium di hidung Jaemin. Jaemin menempelkan kepalanya di punggung dan sibuk mengendus aroma Jeno. Yah... setidaknya Jeno miliknya saat ini.

Saat tiba dirumah, Jaemin terus memohon pada Jeno untuk menemaninya Sit Up. Jeno duduk diujung kaki Jaemin dan mulai membaca berkasnya. Jaemin terlihat kepayahan untuk melakukan Sit Up.

"30, 31, 32, 33, 36, 37, 42 "

Jeno menggunakan jarinya menunjuk ke arah Jaemin. "Hitung ulang mulai dari 33."

"Kau...kau menyadarinya?" Jaemin kembali berbaring di atas lantai dan dengan kesusahan melanjutkan Sit Up lagi.

"Jika kau tidak ingin aku menyadarinya, maka jangan menghitung begitu keras."

Setelah dua hari, Jaemin tidak pernah bangun pagi lagi. Dia bahkan sudah 3 kali ketahuan oleh Jeno sedang memakan cokelat di dalam gudang. Jadi rencana diet Jaemin pun akhirnya gagal.



Tbc~





[ piceboo & Angelina, 2020 ]

[✔️] Boyfriend | NominWhere stories live. Discover now