DUA PULUH TUJUH

454 65 42
                                    

Besok harinya saat Sojung kembali ke kampus, Sojung disambut oleh dua sahabatnya dengan cukup ramai.

"Sojung, pacarmu masuk penjara! Apa kau tahu itu?"

Sojung mengangguk. "Tapi Chungha, Nayeon. Jin Ho itu sudah bukan lagi pacarku. Aku sudah berpisah dengannya sejak beberapa hari belakangan ini."

"Apa? Tapi kenapa secepat itu?" tanya Chungha tidak percaya.

"Ini bukan karena Kak Seokjin, 'kan? Bukan karena dia yang mengganggu kalian berdua?" timpal tanya Nayeon curiga.

"Kenapa kau berbicara dan berpikiran begitu?" tanya balik Sojung.

"Ya karena Kak Seokjin pasti tidak suka atas hubungan yang kau dan Jin Ho jalin," celetuk Nayeon.

Sojung menghela napas. "Nayeon, aku dan Jin Ho putus bukan karena Kak Seokjin," tukas Sojung, "aku dan Jin Ho putus karena Jin Ho yang tidak bisa menghargaiku sebagai perempuan."

Setelah mendengar itu, Nayeon dan Chungha spontan saling menatap. Sementara Sojung berusaha untuk melanjutkan kalimatnya dengan frekuensi suara yang lebih rendah dari sebelumnya.

"Sebenarnya, Jin Ho masuk penjara karena dia yang hampir memperkosaku," cerita Sojung menyesal. "Dia hampir merebut ciuman pertamaku, dan hampir menyentuh tubuhku. Tapi untungnya Kak Seokjin datang saat itu. Dia bilang kalau sebelumnya dia memang sudah curiga karena dia tahu Jin Ho bukanlah laki-laki yang baik. Semua orang sudah tahu kalau dia itu bajingan, hanya kita bertiga yang masih mengenal dia sebagai laki-laki baik-baik."

Chungha dan Nayeon spontan saja terkejut atas cerita Sojung. Mereka tidak menyangka, tidak bisa percaya kalau semua yang terjadi pada Jin Ho berkaitan dengan sahabatnya.

"Jackson pernah bilang kalau Jin Ho itu orang paling berbahaya di kampus ini, tapi aku tidak pernah mau percaya ... Jin Ho benar-benar pintar menipu kita, aku tidak bisa percaya ...."

"Tapi kau tidak apa-apa 'kan, Sojung? Jin Ho tidak berhasil menyakitimu, 'kan?" tanya Chungha setelah Nayeon

Sojung mengangguk, berusaha meyakinkan sahabatnya kalau dia benar tidak apa-apa. "Tapi aku minta tolong. Tolong jangan biarkan mahasiswa lainnya tahu kalau Jin Ho masuk penjara karena perihal dia yang mau memperkosaku. Aku mohon ...."

"Kau tenang saja, mahasiswa lain pasti tidak akan tahu. Kami akan tutup mulut rapat-rapat."

๑🔹๑

Senyuman tipis Seokjin berikan untuk kedua sahabatnya pagi ini. Dia menaruh tasnya di atas meja kemudian mengeluarkan ponselnya sembari memulai pembicaraan.

"Kemarin aku melewatkan apa saja?"

"Jin Ho ditangkap polisi, dia dipenjara," jawab Chanyeol tak begitu peduli.

"Oh ...."

Jackson tidak bisa percaya. "Hanya itu?"

"Lalu maumu aku harus bereaksi bagaimana? Menyayangkan dia begitu? Toh lagipula dia pantas ditangkap polisi, dipenjara dan dihukum seberat-beratnya karena dia orang yang benar-benar tidak baik."

Jackson berdecak dan memutar bola matanya malas.

"Kira-kira karena apa ya dia sampai ditangkap begitu?" tanya Chanyeol penasaran.

"Memangnya masalah apa lagi yang dia lakukan selain menipu wanita dan menganggap wanita itu pantas dan layak disetubuhi kapanpun dia mau?" jawab Seokjin yang setelahnya mematikan ponselnya dan menaruhnya di saku celana.

"Masalah itu lagi? Astaga ... dia mau memperkosa mahasiswi mana lagi?"

"Seokjin, ini sungguhan atau kau hanya menerka-nerka saja?" timpal tanya Jackson setelah Chanyeol.

"Sebenarnya, yang dia incar selama ini adalah ... Sojung. Waktu itu dia hampir berhasil menyetubuhi Sojung ... tapi untungnya aku sempat datang dan menggagalkan niat buruk Jin Ho pada Sojung," jawab Seokjin dengan frekuensi suara yang cukup rendah.

Chanyeol ikut menurunkan frekuensi suaranya. "Jadi, kali ini Jin Ho berniat untuk memperkosa Sojung dan Sojung berhasil membuat Jin Ho mempertanggung jawabkan perbuatannya?"

"A-apa? Jadi ... Jin Ho benar-benar kurang ajar! Aku harap dia mendapat hukuman yang berat!" Jackson lanjut bertanya, "Apa kau juga tahu berapa lama Jin Ho mempertanggungjawabkan perbuatannya di penjara?"

"Berdasarkan hukum yang berlaku, ayahku bilang bahwa Jin Ho dipidana penjara selama dua belas tahun," terang Seokjin.

"Ayahmu ikut serta tahu tentang masalah ini?" tanya Chanyeol.

Seokjin mengangguk. "Dia yang membantu Sojung, mendampinginya dalam kasus ini."

"Jadi ayahmu menjadi pengacara Sojung dalam kasus ini?" tanya ulang Jackson.

"Iya ...."

"Jadi, usahamu untuk move on dari Sojung berujung sia-sia begitu, ya?"–Chanyeol tertawa dengan satu sudut bibir–"setelah ini hubungan kalian akan jauh lebih baik, 'kan? Sojung merasa hutang budi padamu, kau yang masih belum bisa benar-benar move on dari Sojung akhirnya akan membuka hati lagi, kemudian kau kembali memintanya untuk jadi kekasihmu dan Sojung karena rasa hutang budi tadi, pelan-pelan mulai membuka hatinya kembali ... dan kalian sama-sama menjadi seorang pecundang karena kembali pada masa lalu!"

Seokjin tidak bisa percaya atas apa yang Chanyeol ucapkan. Kalimat laki-laki itu barusan jelas saja menyinggung Seokjin. Seokjin yang tadinya berusaha tenang, sekarang justru jadi kacau. Dia langsung bangun dari duduknya kemudian menunjuk Chanyeol dengan telunjuknya. "Maksudmu bicara seperti itu apa? Kau tahu 'kan ini kehidupanku? Jadi ini bukan kehidupanmu! Kau tidak bisa mengatur kehidupanku, apalagi menilaiku sebagai seorang pecundang!"

Chanyeol menepis tangan Seokjin di hadapannya. Lagi-lagi dia tersenyum satu sudut. "Ini ... adalah salah satu ciri pecundang sejati. Seokjin, secara tidak langsung kau itu mengakui bahwa kau adalah seorang pecundang!"

"Chanyeol!"

Buk

Bukan Seokjin yang meninju Chanyeol, bukan juga Chanyeol yang meninju Seokjin, tapi itu adalah tinjuan dari Jackson untuk Seokjin atas nada tinggi yang baru saja Seokjin keluarkan.

"Jangan memulai perkelahian, Seokjin!"

Seokjin memegangi pipinya yang berdenyut nyeri. "Kau bilang aku yang memulai perkelahian?"–Seokjin tertawa satu sudut–"justru kalian yang memulai perkelahian! Chanyeol dengan mulut kurang ajarnya, dan kau Jackson dengan tindak kekerasan yang kau lakukan padaku!"

"Aku melakukan itu karena aku tahu kalau kau itu pasti akan meninju Chanyeol! Daripada yang meninju, kau itu lebih pantas untuk ditinju!" tukas Jackson.

Seokjin mengepalkan kedua tangannya, menahan api kemarahannya. "Oke, aku salah ... dan memang selalu salah di mata kalian berdua! Setelah ini terserah! Aku tidak mau peduli lagi!"

Seokjin buru-buru mengambil tasnya, kemudian pergi berjalan meninggalkan kelas serta Jackson dan Chanyeol.

Seperti yang dia bilang, setelah ini terserah ... dia tidak mau peduli lagi dengan dua temannya yang selalu memaksanya untuk melupakan Sojung.

๑🔹๑

Catatan:
Aku masih blm yakin Rindu tamat di part berapa, tapi aku usahain Rindu bakal tamat di part 35, yeay! *kalau ga nambah, sih😌
Jangan lupa tekan bintangnya!🌟⭐

Rindu; SowjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang