EMPAT

754 114 47
                                    

Seokjin tiba-tiba kehilangan semangat menonton. Pikirannya juga jadi beralih memikirkan Sojung, mantan kekasihnya.

Pertemuan ini tidak direncanakan, dan itu membuat Seokjin cukup terkejut. Apalagi perihal Lacey, yang baru saja memarahinya.

Dia masih bingung sampai sekarang, Lacey tidak pernah menyukainya. Padahal Seokjin sudah berusaha berperilaku baik pada Lacey.

Yang Seokjin tahu, dia pernah dengar Lacey bilang begini pada Sojung, "aku benci Paman Seokjin! Paman Seokjin selalu mengganggu waktu bermainku dengan bibi!"

Saat itu Seokjin sudah berusaha, untuk membuat Lacey jadi tidak membencinya lagi. Setiap kali dia jalan dengan Sojung, dia pasti juga mengajak Lacey, atau pergi kencan berdua tanpa sepengetahuan Lacey.

Tapi usahanya tidak pernah berhasil, Lacey masih tetap membenci Seokjin. Bahkan sampai akhirnya Seokjin dan Sojung putus. Lacey masih membenci dirinya.

"Kenapa aku jadi memikirkan Lacey? Aku dan bibinya sudah tidak ada hubungan apa-apa, 'kan? Jadi harusnya aku biarkan saja Lacey membenciku."

Setelah bermonolog seperti itu. Seokjin melanjutkan perjalanannya. Pelan-pelan dia berusaha melupakan pikirannya.

๑🔹๑

Sojung dan Lacey akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan mereka, mereka berdua lebih memilih pulang dibanding terus melanjutkan perjalanan dengan suasana yang tidak lagi menyenangkan.

Jessica yang melihat keduanya sudah pulang langsung berkata, "wah, kalian pulang ... lebih awal dari yang aku kira."

Sojung langsung duduk di sofa, membuat Lacey dan Jessica ikut mendudukan tubuhnya juga di sofa.

"Bagaimana tadi? Apa menyenangkan?"

"Menyenangkan apanya? Semua karena Paman Seokjin! Karena dia datang, bibi jadi marah padaku!"

"Lacey!" Sojung menatap tajam keponakannya itu.

"Hei, Lacey ... jangan seperti itu. Paman Seokjin 'kan teman Bibi Sojung, jadi Lacey tidak boleh seperti itu," nasihat Jessica, "harusnya Lacey bersikap baik pada Paman Seokjin."

Lacey menghela napas. "Habisnya Paman Seokjin selalu begitu ... mengganggu waktuku bersama Bibi Sojung."

"Sayang ...,"–Jessica merangkul anaknya–"kau tidak boleh seperti itu. Bunda beri tahu ya, kau itu keponakan Bibi Sojung. Sedangkan Paman Seokjin hanyalah teman bagi Bibi Sojung. Jadi Lacey tidak perlu cemburu. Dari dulu juga Bunda perhatikan kalau Bibi Sojung pergi dengan Paman Seokjin, Lacey selalu diajak 'kan? Bunda tahu kalau kau sayang pada Bibimu, tapi kau tidak boleh cemburuan begitu."

"Memangnya Lacey salah ya kalau bersikap begitu? Lacey 'kan hanya mau bersenang-senang bersama Bibi Sojung, Bunda," ujar Lacey.

"Bersenang-senang bersama sih tidak masalah," kata Jessica, "tapi yang masalah adalah sikapmu yang terlalu mengekang Bibi Sojung. Kau selalu tidak setuju kalau seseorang datang mengajak Bibimu pergi."

Lacey diam, mendengar semua perkataan Ibunya.

Jessica melanjutkan kalimatnya, "begini, ya. Bibi Sojung itu tidak akan selamanya ada untukmu. Nanti dia akan menikah, punya anak dan dia akan mengurus keluarganya sendiri. Lalu Lacey ... Lacey juga akan tumbuh dewasa, dan tidak akan lagi bergantung pada Bibi Sojung."

Rindu; SowjinWhere stories live. Discover now