Part 44

2.1K 275 31
                                    

"Apa-apaan ini? Apa maksudmu Mark?! Kenapa melacak keberadaan Yoongi jadi sesulit ini eoh?!" teriak Seokjin frustasi.

Bagaimana tidak, mereka semua hanya mencari keberadaan satu orang dan itupun bergantung pada sebuah ponsel. Tapi kenapa mereka harus seperti membobol sebuah jaringan besar? Oh ayolah.. Ini hanya jaringan yang dipasang disatu ponsel asal kalian tau.

"Hyung kau tau sendiri Yoongi hyung itu siapa. Keamanannya sangat diperhitungkan hyung." jelas Jungkook yang berusaha untuk tetap tenang.

Seokjin menoleh "Keselamatan katamu? Asal kau tau kook, jaringan bodoh yang ia pasang itu mampu membahayakan keselamatannya sendiri."

"Hyung tap-

"DIAM!!" teriak Taehyung dengan begitu tegasnya. Untuk apa mereka harus berdebat dalam keadaan seperti ini eoh? Taehyung jelas tak habis pikir dengan apa yang dilakukan oleh kedua saudaranya itu.

"Ada apa dengan kalian?! Yoongi hyung sedang dalam bahaya apa kalian sudah tak memikirkan hal itu hah?! Jungkook! Hyung! Pertengkaran kalian tak akan bisa menyelamatkan Yoongi hyung dari bahaya."

"Tapi kenapa harus sesulit ini?! Kita adalah seorang detektif dan tim peretas. Lalu apa yang salah dengan semua ini hah?!"

"Salah kita sendiri kenapa kita tak pernah menanyakan tentang sistem itu kepadanya hyung!!"

"Terserahmu saja aku akan mencari Yoongi sekarang juga." Seokjin berdiri. Menyambar kunci mobil dan berjalan menjauhi mereka semua.

"Kau mau  mencari Yoongi hyung, hyung?" ucap namjoon dengan tiba-tiba. Namja pemilik lesung pipi itu sama sekali tak menatap wajah Seokjin dan lebih memilih menatap tiga orang namja yang tengah bekerja dihadapannya. Seokjin berhenti ditempat. Namja berbahu lebar itu menoleh. "Nde. Aku akan mecari keberadaan Yoongi tanpa harus menunggu pembobolan itu berhasil."

"Kita adalah tim. Jika kau mencari, kami juga harus ikut mencari bersamamu. Tapi biar ku tanya sekarang, apa jaminannya jika kita gagal mencari keberadaan Yoongi hyung eoh?"

Seokjin bungkam. Ia paham betul dengan apa yang dimaksud oleh Namjoon barusan.

Dilain sisi, Namjoon mulai mengarahkan pandangannya kearah Seokjin. "Nyawa. Jaminannya adalah nyawa. Kau mau Yoongi hyung tak selamat?"

Seokjin menggeleng pelan.

"Bagus. Jadi tetaplah duduk disini. Kita adalah seorang detektif. Sabar adalah kunci keberhasilan kita semua."

***

Sudah hampir satu jam Jimin menunggu Donggun dari dalam mobil. Ia tak takut ketahuan karna mobilnya kini berada diposisi yang sangat strategis. Kini namja bermata sipit itu hanya berharap semoga Donggun kembali keluar dan menuju ketempat dimana saat ini Yoongi berada.

"Apa aku harus masuk kedalam?" monolog Jimin yang sudah tak bisa lagi untuk menunggu. Jimin takut. Jimin takut Donggun merencanakan sesuatu hal yang tak pernah ia duga sebelumnya.

"Aku harus turun." putus Jimin seraya melepas sabuk pengamannya. Tangan putih itu mulai membuka pintu mobilnya sebelum sebuah ingatan menghentikan pergerakannya.

"Tunggu dulu" Jimin terlihat berpikir sejenak.

"Tadi siang pak tua itu bertemu dengan seseorang kan? Atau jangan-jangan... Yak Jimin kau sangat pintar!!"

SKIP

Sudah hampir memakan 2 jam untuk Jimin sampai disini. Nde, didepan sebuah gedung tua diperbatasan kota. Tadi siang Jimin sempat kesini untuk mengintai Donggun. Dan sekarang Jimin berharap semoga Yoongi hyung nya benar-benar ada disini.

SyndromeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang