Part 26

2.3K 295 14
                                    

Didalam kamar yang begitu luas, Jimin terlihat tengah tertatih menggendong seorang namja yang besarnya hampir sama dengannya. Ia meletakkan tubuh mungil itu diatas ranjang dan melepas kedua sepatu yang namja dihadapannya ini kenakan. Meski dalam keadaan terpejam, dapat Jimin sadari bahwa hyung nya tengah menahan rasa sakit yang begitu menyiksa. "Hyung... Teriaklah jika itu menyakitkan.. Jangan begini hyung.. Kau membuat ku takut.." ucap Jimin seraya menggenggam salah satu tangan hyung nya.

"YOONGI!!" teriak seorang namja yang tiba-tiba saja muncul dari arah pintu. Seokjin mendekat, sudah 30 menit yang lalu sejak Jimin memberitahunya tetang keadaan Yoongi. Namja berbahu lebar itu segera melesat pergi meninggalkan tempatnya berkerja. Disentuhnya dahi Yoongi pelan.

"Yatuhan.. Kenapa panas sekali? Jim tolong ambilkan air hangat dan kompres"

"Nde hyung."

Jimin pergi meninggalkan kamar itu. Selang beberapa menit, namja yang tak kalah mungilnya dengan Yoongi itu masuk dengan membawa seember kecil air hangat ditangannya.
"Cha!!" ucap Jimin seraya menyodorkannya pada Seokjin.

Seokjin menerima ember pemberian Jimin. Namja berbahu lebar itu duduk disebelah dongsaeng nya dan memasukkan sebuah kain kedalam air hangat seraya menempelkannya ke dahi putih Yoongi.

Pukk.. Pukk.. Pukk..

"Tidurlah saeng.." ucap Seokjin lirih seraya menepuk-nepuk pelan pinggang Yoongi.

"Kenapa bisa begini? Apa yang terjadi?"

Jimin gugup. Apa yang harus ia katakan pada Seokjin. "A-aku.. Aku tadi kerumahnya.."

Mendengar hal itu lantas membuat Seokjin menaut kan kedua alisnya. "Kerumahnya? Untuk apa?"

"Ta-tadi... Tadi Donggun ahjussi memanggilku."

"Benarkah begitu?"

Jimin mengangguk. Dalam benaknya, semoga Seokjin tak curiga dengan alasan yang ia berikan.

"Lalu bagaimana bisa dahimu itu berdarah?" tunjuk Seokjin menggunakan dagu tirusnya.

Jimin meraih dahi nya sendiri. Dapat ia rasakan ada sesuatu yang mulai mengering disana. Astaga..
"Ah ini? Tadi aku membentur pintu. Habisnya kan hyung tau sendiri kalau tubuh Yoongi hyung itu hampir sama denganku. Jadi ya beginilah imbasnya" bohong Jimin pada hyung pertamanya.

"Ada-ada saja. Yasudah kalau begitu. Cepat kembalilah ke kantor. Pekerjaan kita belum selesai."

"Nd-nde hyung"
Jimin melenggang pergi sebelum sebuah suara menghentikan langkahnya.

"Jim!!"

Namja bermata sipit itu membalikkan badan. "Nde?"

"Obati lukamu dulu"

Jimin tersenyum cerah "Ayay kapten!!" ucapnya seraya pergi meninggalkan kedua hyung nya.

Disisi lain, Seokjin yang melihat tingkah lucu Jimin hanya bisa tersenyum sendu. Sungguh, keenam dongsaeng nya mampu membuat hari-hari nya menjadi begitu berwarna. Seokjin berharap semoga kebahagiaan selalu menyertai langkah mereka.

Belum buyar akan lamunannya, sebuah lenguhan mampu mengagetkan namja pamilik bahu lebar itu.

"Eunggghhh..."

Seokjin reflek menoleh pada sumber suara. Dapat dilihatnya bahwa Yoongi tengah terpejam erat seraya mengerutkan dahi.

"Saeng.. Kau sudah bangun hm.." ucap Seokjin seraya mengelus surai lembut sang empu.

SyndromeWhere stories live. Discover now