Part 23

2.6K 314 12
                                    

"Semuanya dengarkan aku"

Sontak semua pasang mata mengarah pada Yoongi. "Aku tau saat ini ada pembatas diantara kita. Tapi kumohon tetap pertahankan profesionalitas kalian semua. Jangan bawa masalah keluarga disini. Dan jangan sampai anggota lain tau jika kalian dan aku sedang tidak baik-baik saja. Disini hanya ada Min Yoongi sebagai pimpinan kalian. Selebihnya tidak ada apapun diantara kita."

DEG!!

'Apa yang dia katakan..' batin Seokjin kaget.

"Hoseok-ah, ikut aku. Dan Namjoon, kuserahkan urusan disini padamu. Jika ada yang mencariku bilang saja aku sedang keluar sebentar."

"Baiklah"

***

Didalam sebuah mobil hitam yang melesat cepat membelas jalanan kota Seoul, subuah keheningan tercipta didalamnya. Hoseok, sejak 10 menit yang lalu tak tau harus memulai percakapan dari mana dulu. Hatinya yang bergemuruh seolah melarangnya untuk menanyakan sesuatu hal pada hyung disebalahmya itu.

"Ki-kita mau kemana?"

"Kantor polisi." jawab Yoongi tanpa basa-basi. Meski jawaban yang diberikan oleh Yoongi sangatlah singkat namun hal itu mampu membuat Hoseok merasa sedikit lebih tenang. Pasalnya sejak keluar dari kantor tadi namja pemiliki senyum secerah matahari itu terus saja menimang-nimang apakah pertanyaan yang ia lontarkan akan dijawab dengan mudah oleh hyung nya. Dan ternyata begitulah jawabannya.

"Aku mau kau membantuku untuk memecahkan teka-teki yang dulu belum sempat selesai. Disini kita memiliki seseorang yang mungkin bisa diintrogasi."

"Nugu-ya?"

"Park hyungsik."

'Pak tua itu? Hei... Bahkan Park hyungsik adalah seorang kepala polisi dikota ini. Dan sekarang kita akan mengintrogasi seorang kepala kepolisian? Wahh wahh wahhh kau memang hebat hyung.' puji Hoseok dalam hati.

Sebenarnya Yoongi tau apa yang sedang dipikirkan oleh Hoseok sekarang. Ia tau Hoseok tengah memujinya. Tapi karna kekecewaan masih mendominasi perasaannya akhirnya namja dingin itu enggan untuk mengeluarkan sebuah pertanyaan.

"Kita sudah sampai. Ayo turun!"

Dua detektif muda itu turun dari mobil mereka. Dua pasang kaki jenjang terlihat tengah melangkah masuk kesebuah gedung yang mungkin banyak sekali penjahat didalamnya. "Selamat siang Tuan Park Hyungsik."

Hyungsik yang tengah sibuk dengan beberapa berkas dihadapannya dibuat berhenti kala sebuah suara menyapa indra pendengarannya.
"Kalian? Silahkan duduk."

Hoseok tersenyum dan mengangguk. Ia tau betul bahwa pria paruh baya dihadapannya ini sangatlah ramah kepada semua orang. Namun selama Hoseok menjadi seorang detektif dan bolak-balik datang kemari tak sedikitpun ia mendapat informasi tentang anak dari seorang Park Hyungsik. Hoseok tau tentang kasus pembunuhan dikeluarga Park Hyungsik dan ia sangat menyayangkan hal itu. Batin Hoseok, bagaimana bisa anak dari pria paruh baya dihadapannya ini membunuh ibunya sendiri? Mungkin, jika ia memiliki ayah seperti pria dihadapannya ini hidupnya akan jauh lebih baik dari sebelumnya.

"Jadi apa yang membuat kalian datang kesini?"

Yoongi menyamankan posisi duduknya. "Kedatangan kami disini un-

"Tunggu dulu. Dimana Jimin?" potong Hyungsik disela-sela perkataan Yoongi. Hal itu lantas membuat Hoseok menautkan kedua alisnya heran. "Jimin? Kenapa anda mencari Jimin pak?"

"Ani-ya.. Emmm bisa diteruskan sampai mana kita tadi?"

Yoongi menghela nafas pelan. "Kami ingin bertanya padamu."

SyndromeWhere stories live. Discover now