Part 22

2.7K 306 11
                                    

Tokk!! Tokk!! Tok!!

"Siapa?" tanya sebuah suara yang muncul dari sebuah spiker kecil diatas tombol pasword.

Yoongi menekan timbol hijau yang berada tepat dibawah spiker kecil itu. "Min Yoongi." ucapnya singkat.

"Baiklah Min. Paswordnya adalah tanggal kelahiranmu."

Yoongi sempat menautkan kedua alisnya sebelum ia memasukkan beberapa digit angka sesuai dengan apa yang spiker dihadapannya itu intruksikan. Tak lama setelah Yoongi memencet beberapa tombol akhirnya pintu dihadapanya terbuka.

Kaki putihnya melangkah masuk memasuki ruangan itu. Ia dapat melihat ada seorang Namja yang tengah sibuk dengan beberapa berkas yang menumpuk dihadapannya.
"Hyung!"

"Hm.." ucap namja itu berdehem tanpa mengalihkan pandangannya dari berkas-berkas yang menurut Yoongi itu 'terlalu banyak'.

"Setidaknya jika aku memanggilmu lihatlah wajahku sebentar."

Baekhyun meletakkan bolpoinya diatas meja. Kepalanya mendongak menghadap pada sumber suara. "Wae?"

"Apa kau menyukaiku?" tanya Yoongi dengan begitu gamblangnya.

"Mwo?! Menyukaimu? Yakk aku ini masih normal pabbo!!"

Yoongi bergidik ngeri atas pertanyaannya sendiri. Ia tak bisa membayangkan jika Baekhyun benar-benar menyukainya. "Lalu kenapa tanggal lahirku yang kau jadikan pasword?"

"Aku yakin tak sembarang orang tau tentang tanggal lahirmu. Hanya orang-orang tertentu yang mengetahui hal itu. Dan jika kau lupa, tak sembarang orang pula yang bisa masuk kedalam ruanganku ini. Jadi kupikir dengan hanya mengatakan 'Tanggal ulangtahun yoongi' aku bisa tau mana orang yang benar-benar memiliki urusan penting denganku dan mana yang tidak."

"Oh ayolahhh Baekhyun-ssi.. Lagi pula sejak kapan pintu ruanganmu kau pasangi pasword seperti itu eoh?!"

"Apa kau tak menyadarinya? Itu sudah kupasang sejak Yeonjun dan teman-temannya belum bekerja disini."

"Tapi seingatku aku hanya perlu mengetuk pintu untuk masuk kesini."

"Aku baru mengaktifkannya tadi pagi"

Yatuhan... Ingin rasanya Yoongi memukul kepala orang dihadapannya ini. Tapi sayangnya ia harus benar-benar menjaga aura swag nya sekarang. "Terserahmu saja. Aku mau duduk." ucap Yoongi singkat dengan melangkahkan kakinya dan mendudukkan bokongnya diatas kursi yang berada tepat didepan meja Baekhyun.

"Terserah." Baekhyun melanjutkan aktifitasnya bersama tumpukan-tumpukan kertas yang ada dihadapannya. "Kau mau apa datang keruanganku?" lanjut Baekhyun tanpa mengalihkan pandangannya.

"Ani"

"Benarkah?"

"Ani"

"Ck!! Bicara yang jelas kulkas!"

"Aku merasakan sesuatu hal yang aneh."

Baekhyun menghentikan gerakan tangannya. Ditatapnya mata sipit milik namja dihadapannya ini. "Aneh?"

Sebuah anggukan didapatkan oleh Baekhyun."Wae?"

"Ani. Perasaanku hanya tak enak saja"

Baekhyun tersenyum simpul mendengar penuturan yang Yoongi ucapkan. Dari dulu sampai sekarang ternyata Yoongi memang tetaplah sama. Yoongi yang dingin diluar namun sangat lembut didalam. "Aku tak tau apa yang sedang kau pikirkan sekarang. Yang jelas, kau harus bisa menjadi lebih lapang dada. Mengalah lah pada dirimu sendiri. Dengarkan isi hatimu, apapun yang terjadi mereka yang sedang bersamamu saat ini adalah orang-orang yang sangat menyayangimu. Percayalah."

SyndromeWhere stories live. Discover now