Pintu terbuka semua.

"Loh kok udah sampe aja?" Tanya Rayya, Aydan sudah ada didepan pintu rumah.

"Udah siap-siap kan? Tolong bawa tas aku ke kamar, terus kita berangkat."

Rayya mengerutkan dahinya, "Udah turutin aja kata-kata aku."

Rayya membawa tas Aydan yang berat ke kamar mereka dan kembali masih dengan tanda tanya.

"Loh kok diem, ayo!" Aydan menghampiri mobilnya.

"Mau kemana?"

"Ke kantor polisi lah!" Aydan gemas sendiri.

"Loh?"

"Naik aja dulu."

Rayya masih terdiam didepan pintu, Aydan berdecak.

"Apa perlu aku gendong?"

Rayya mengerutkan dahinya.

Bukannya berjalan masuk ke mobil Rayya masih tetap berdiri didepan pintu. Ia masih bingung.

Akhirnya Aydan turun tangan, ia melangkah mendekati Rayya dan menariknya untuk masuk ke mobil.

Didalam mobil...

"Asli ini mau ke kantor polisi? Emang mau ngapain?" Tanya Rayya, Aydan tak menoleh sama sekali menjawabpun tidak.

"Kak--"

"Kamu sendiri mau ngapain?" Potong Aydan.

"Ngg... Emm..." Rayya mengelus punggung lehernya yang tertutup kerudung abu.

Aydan masih menunggu jawaban Rayya, padahal bisa saja dia jawab jujur, tapi...

"Derril?"

Dengan tiba-tiba Aydan bertanya seperti itu.

"Lah kok ke si Derril Derril sih? Padahalkan mau ketemu Meisya, eh hmmm.... Haha gue kerjain ah!" ucapnya dalam hati

"Iya kenapa? Aku rindu banget sama dia, kan udah lama gak ketemu. Mata dia yang hitam pekat bikin klepek-klepek."

Aydan mengernyitkan dahi. Ia menoleh kearah Rayya yang sudah menahan tawa.

"Mau bikin cemburu? Lawak haha"

"Ya udah bagus! Nanti bareng kesananya." Sahut Aydan dengan enteng.

"Lah kok biasa biasa aja sih? Hemm..." Batin Rayya.

Saat sampai ke kantor polisi, di ruang sel tahanan tingkat tinggi, karena para tahanan ini memiliki kasus yang tak bisa dimaafkan, misalnya Korupsi. Korupsi merugikan negara dan rakyat. Mereka tega makan uang negara dan rakyat, kenapa kita gak tega buat hukum mati mereka? So' keadilan harus ditegakan dizaman yang amburadul ini. Dunia ini tidak kekurangan orang baik tapi kelebihan orang jahat, dan itulah yang dipikirkan Rayya saat ini.

"Ruangan berjejer yang terletak dilantai 2 ini, ruangan bagi tahanan yang ya... Bisa dibilang yang suka pelecehan Agama, kebanyak ya... Agama Islam yang dilecehkan, dibilang Islam itu terorislah, ini lah itu lah, saya saja pusing mbak Ray, seumur umur saya baru nemu kasus begini pas zaman ini saja, dulu? Waduh mbak rukun-rukun, saya banyak punya temen muslim, tapi mereka ok ok aja, alhamdulillah saya jadi mualaf saat karang taruna, mereka tidak pernah meninggalkan saya, saya selalu didukung mereka. Malah saya bingung sama mereka yang bilang teroris, padahal teroris dari mananya? Yang teroris itu pasti Islam KTP, mana mungkin kan muslim yang taat berbuat jahat pada saudaranya? Nabi tidak pernah mengajarkan begitu toh? Saya ini suka kesal dengan omongan mereka yang menyudutkan Islam, bilang jangan terlalu fanatik, lah emang islam biasa aja itu seperti apa? Heran saya sama orang-orang dibumi ini." Pak AKBP Fathur munawar terus berbicara selama perjalanan ke lantai 4. Wah banyak sekali.

Scandal Tomboyish Girl || a Game [Tamat]Where stories live. Discover now