[9]

2.6K 275 15
                                    

—

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.









Taehyung mencebik sebal dengan tangan memilin kecil sweater yang tengah ia pakai saat ini. Sedangkan Jungkook di hadapannya hanya bisa menghela napas lelah—berusaha membujuk sahabatnya itu untuk tetap tinggal di Apartemen karena petir bergemuruh kencang dan hujan yang dengan derasnya turun sore itu. Padahal, Taehyung sudah siap dengan sweater berwarna baby blue dan celana jeans hitamnya kala Jungkook masuk ke dalam kamar lalu melarangnya pergi.

"Tinggal saja di Apartemen, Tae. Lihat—" Jungkook menunjuk keluar jendela kamar Taehyung yang sudah berembun, basah oleh air hujan. "Hujannya deras sekali! Suara petirnya juga besar!" Tambahnya lagi saat Taehyung yang duduk di tepi kasur mendongak menghadap Jungkook yang berdiri di antara kaki Taehyung.

Mata Taehyung berkilat sedih dengan bibir yang semakin maju, padahal ia ingin sekali menjemput langsung Hoseok di Bandara. "Ta-tapi—kan hanya hujan. Jemput Hoseok Hyung nya pakai mobil kan?"

Jungkook mengusap rambut depan Taehyung—menyisirnya ke belakang buat sahabatnya itu terpejam menikmati usapannya. "Kau kan tidak kuat dingin, apalagi sedang hujan deras begini. Aku tidak mau melihatmu flu seperti bulan kemarin. Ingat kan ketika kau sulit bernapas karna hidungmu tersumbat? Kau akan terus merengek padaku sepanjang hari."

"Eung—" Taehyung mengerang sebal saat Jungkook memeluk kepalanya hingga wajah Taehyung terbenam di perut keras milik Jungkook yang terbalut kaos hitam. "Kalau aku sakit kan ada Kookie yang merawatku." Lalu terkikik pelan saat Jungkook justru mendelik tajam kearahnya.

"Enak aja! Aku yang tidak mau melihatmu sakit! Minum obat saja susahnya minta ampun." Dumel Jungkook sembari mengacak gemas surai coklat milik sahabatnya itu. Sebenarnya ia juga tak rela meninggalkan Taehyung di Apartemen. "Sudah, ya? Namjoon Hyung menungguku di Ruang TV." Ujar Jungkook saat Taehyung malah memeluk pinggangnya semakin erat.

Taehyung menggeleng kuat saat Jungkook ingin melepaskan pelukannya. "Aku ikut ya, Kookie?"

"Tidak, Taehyung. Aku kan sudah bilang alasannya. Mau aku marah?" Taehyung kembali menggeleng keras saat Jungkook berkata begitu. Jungkook yang marah begitu menakutkan di mata Taehyung. Tidak—Jungkook sama sekali tidak main tangan atau berteriak lantang juga membentaknya. Tapi Jungkook akan mendiaminya berhari-hari. Taehyung akan diacuhkan oleh sahabatnya itu. Pokoknya Taehyung tidak suka. Dia tidak suka diacuhkan—terlebih itu Jungkook.

𝐀 𝐃𝐈𝐅𝐅𝐄𝐑𝐄𝐍𝐓 𝐖𝐀𝐘Where stories live. Discover now