Part 53: Awal Sebuah Rencana

1.3K 38 0
                                    


HAI AKU KEMBALI LAGI

MAAF AGAK LAMA UPDATENYA HEHE

AYO YANG BELUM VOTE KASIH VOTE NYA. SANGAT BERARTI BUAT AUTHORNYA 😁😁

KASIH JEJAK KALIAN JUGA DENGAN KOMENTAR

HAPPY READING😊


Kirana tidak kuat menahan senyuman jika ingat hal manis yang terjadi semalam. Belum lagi, Arkana semalam bertingkah sangat konyol. Untungnya, ayah dan ibunya tidak tahu hal ini.

Semalam, Kirana melihat Arkana susah payah menaiki pagar rumahnya. Dari jendela kamar Kirana tertawa-tawa melihat Arkana yang kesusahan. Sebenarnya mudah saja dia membuka gerbang rumahnya dan membiarkan cowok itu keluar dari halaman rumahnya dengan mudah. Tapi saat Kirana memberikan ide itu, Arkana menolak. Katanya, datang panjat pagar, pulang pun harus demikian biar adil. Entahlah, itu teori dari mana.

Pagi ini, pikiran Kirana penuh tentang kejadian semalam. Dia bahkan dibuat sulit tidur karena ulah Arkana. Entah berapa lama juga dia semalam memandangi Arra, boneka beruang pemberian Arkana.

"Kirana, kamu ini sarapan kok sambil melamun terus senyum-senyum?" ucap Tania. Kirana tersadar karena ucapan ibunya.

"Hehe nggak apa-apa kok Bu. Kirana cuman ingat obrolan lucu teman-teman Kirana ajah. Jadi suka pengin senyum-senyum sendiri." Kirana membalas. Dia lalu melanjutkan menyantap sarapannya.

"Tahu nggak sih Bu? Anaknya Ginan berantem di klub malam? Aduh aduh, untung ajah ya anak kita udah nggak berhubungan lagi sama Arkana."

Kirana tersedak karena mendengar ucapan ayahnya tadi. Suasana sarapan mendadak menjadi tidak nyaman karena ayahnya yang tiba-tiba membahas Arkana.

"Maksud ayah Arkana?" tanya Tania.

"Iya Arkana. Siapa lagi? Aduh, ayah benar-benar nyesal dulu pernah menyamakan dia sama ayah. Kalau ayah kan nakalnya berkelas. Nah si Arkana nakalnya nyeremin. Mabuk, berantem, mana pernah bawa pergi anak gadis orang sampai malam lagi! Pak Adhitama padahal orang baik-baik. Kok bisa yah cucunya begajulan kayak gitu? Kasiah banget Pak Adhitama, pasti namanya tercoreng gara-gara ulah cucunya."

Kirana dibuat sempurna tidak mood makan. Dia langsung menyudahi aktivitas makannya. Sebelum beranjak dari ruang makan dia meminum air putih satu tegukan.

"Kok nggak dihabisin sarapannya Kirana?" tanya Tania berseru. Kirana sudah berjalan menuju kamarnya.

"Kirana baru inget harus piket Bu." Kirana membalas lantang. Setelah itu dia kembali lagi ke ruang makan.

"Yah ayo! Nanti keburu kesiangan! Kirana harus piket dulu nih!" Kirana mengajak tidak sabaran.

"Kamu pakai dulu sepatunya. Sebentar, Ayah habisin dulu sarapannya. Ini tinggal sedikit lagi."

"Makanya Yah, kalau lagi makan jangan sambil ngomongin orang."

Kirana berlalu dari ruang makan setelah itu. Kirana berlalu seraya memasang wajah jutek. Hendra dan Tania yang melihat hal ini bertanya-tanya. Padahal tadi Kirana terlihat baik-baik saja. Bahkan terlihat sumringah.

***

Kirana memang sengaja menyuruh Arkana untuk tidak menjemputnya. Saat cowok itu bertanya kenapa, Kirana hanya jawab sedang ingin diantar ayahnya. Arkana setelah itu tidak banyak bertanya lagi.

Kirana sudah sampai di sekolah. Padahal hari ini dia tidak piket. Tadi dia saat di rumah memang sengaja ingin buru-buru ke sekolah karena sudah panas telinga mendengar ucapan ayahnya tentang Arkana. Kirana memang masih menyembunyikan fakta bahwa dia masih berhubungan dengan Arkana. Entah, akan dia sembunyikan sampai kapan.

After With You (Complete)Where stories live. Discover now