Part 28: Serangan Pagi Buta

1.6K 84 6
                                    

Pencet tanda bintang di bawah kiri dulu sebelum baca. Gratis kok nggak bayar. Biar aku makin semangat  hehehe

Biar makin makin semangat jangan lupa tinggalkan komentarnya hehe

Selamat membaca😊😊

Kirana menjerit tertahan di dalam kamarnya. Kedua kakinya bergerak menyentuh lantai secara bergantian. Bayangan saat Arkana menyentuh lembut sudut bibirnya untuk menghapus noda cokelat, membuat Kirana tidak bisa berhenti memikirkan kejadian itu.

Belum cukup puas, Kirana ingat bagaimana berkarismanya Arkana saat mengajarinya fisika sore tadi.

Kirana berteriak semakin histeris, tidak peduli jika ibunya akan mendengar. Berhenti sejenak merayakan ketidakaruan perasaannya saat ini, Kirana melihat ke layar ponselnya. Dia mencari nama Arkana.

Sudah ada keinginan yang ingin dia lakukan sekarang. Ingin mengirim pesan basa basi terima kasih ke Arkana. Kirana mengetik pesan untuk Arkana. Namun, dia berpikir ulang.

"Nggak usah deh. Kan aku udah bilang makasih juga tadi."

"Eh tapi, Arkana udah sampai rumah belum ya?"

"Ih kenapa malah mikirin dia? Bodo ah dia sampai rumah apa belum juga."

"Tapi aku penasaran."

"Dia pasti udah nyampe deh."

Kirana menimang dan merenung. Perkara mengirim pesan ke Arkana saja dia dibuat mikir ribuan kali seperti ini. Kirana sudah mengetik pesan untuk dia kirimkan ke Arkana. Tetapi detik berikutnya dia menghapus pesan itu.

Kirana galau. Jujur dia tidak suka dirinya yang seperti ini. Hingga suara berderit pintu kamar membuat pandangan Kirana beralih.

"Kok anak ibu belum ganti baju?" tanya Tania heran.

"Hehe, Kirana lupa Bu." Kirana menjawab sekenanya.

"Kamu ini masa ganti baju ajah lupa. Itu ada teman kamu di luar." Tania kembali berkata.

"Hah temen? Siapa Bu?" Kirana mengernyitkan kening. Heran dengan kedatangan tamunya malam ini. Bahkan sekarang sudah pukul setengah sembilan.

"Namanya Reifansyah. Udah gih sana temuin dulu! Kasian udah nunggu." Tania menjelaskan. Kirana hanya manggut paham.

Tania keluar dari kamarnya. Kirana buru-buru mengganti baju.

***

Kirana sudah duduk di dekat Reifansyah. Mereka duduk di kursi yang ada di teras. Sebenarnya Kirana sudah bertanya-tanya. Kenapa Reifansyah datang malam ini. Apalagi tanpa memberitahu sebelumnya.

"Kata ibu lo, lo baru pulang ya tadi?" tanya Reifansyah.

"Eh. Hmm, iya. Bukan tadi banget sih. Tadi setengah delapanan," jawab Kirana.

"Yang kata lo ada urusan mendadak itu? Makanya baru pulang?" Reifansyah bertanya. Cowok itu nampak serius melihat ke arah Kirana.

"Iya itu," jawab singkat Kirana.

"Oh iya, gue sebenernya minta ketemuan lo habis pulang sekolah cuman mau kasih ini." Reifansyah menyerahkan tote bag ke Kirana. "Semoga lo suka." Reifansyah melanjutkan.

Kirana terbelalak sempurna. Reifansyah memberikan bunga yang terbuat dari pita. Belum lagi vas bunga itu sangat terlihat cantik.

"Cantik banget Rei. Ya ampun makasih banyak lho."

"Iya sama-sama. Oh iya, baru lihat lagi lo pakai gelang itu. Itu gelang yang waktu itu hilang kan, ya?"

"Oh ini. Iya ini gelang yang waktu itu sempat hilang. Sebenernya ketinggalan di rumah." Kirana terpaksa berbohong. Sudahlah, dia tidak ingin mengingat kejadian penuh drama saat dia harus mengambil gelang itu. "Oh iya Rei aku mau nanya sesuatu." Kirana melanjutkan. Rasa penasaran tentang kenapa Reifansyah dan Arkana berantem saat itu, selalu membuat Kirana bertanya-tanya. Apalagi kata Gadis dan Fara, kedua cowok itu selama ini baik-baik saja. Bahkan keduanya cenderung tidak saling mengenal meski satu sekolah bahkan satu angkatan.

After With You (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang