Part 30: Jebakan di Pesta

1.8K 75 8
                                    

Part ini mengandung serangan tiba2 dan ketegangan guys

Sekali lagi aku ingetin buat tinggalkan jejak kalian dengan kasih komentar dan vote nya 😁

Selamat membaca 😊

Untuk pertama kali dalam hidupnya, Kirana memberikan hadiah ke cowok seperti ini. Ralat, Kirana tidak ingin menyebut apa yang dia berikan ke Arkana adalah hadiah. Ini lebih tepatnya sebagai ucapan tanda terima kasih.

Kirana bingung harus meletakkan kotak makan yang berisi nasi goreng buatannya itu di atas meja atau di kolong meja. Ataukah memberikan langsung ke orangnya lebih baik?

Masih sangat pagi. Belum ada murid yang datang memasuki ruang kelas. Hingga Kirana mendengar langkah seseorang masuk, barulah Kirana beranjak dari bangku Arkana. Akan sangat malu jika sampai ada yang memergoki.

Melakukan hal seperti ini saja dia dibuat kesulitan. "Tau gitu aku nggak usah ngasih nasi goreng ke Arkana. Kan aku udah bilang makasih juga ke dia!" Kirana resah. Dia mengetuk kedua sisi kepalanya. Kesal dengan dirinya sendiri yang bertindak jauh seperti ini.

Kirana menatap ke kotak makan yang akan dia berikan ke Arkana. Dia sedang bimbang sekarang. Menyerahkan atau tidak!

Murid yang datang semakin banyak. Hingga Kirana melihat Arkana masuk ruang kelas dan disusul Erik setelah itu. Kirana melihat ke arah Arkana. Langkah cowok itu semakin mendekat ke bangkunya.

Tadi Kirana sudah memikirkan, memang lebih baik menyerahkannya langsung. Daripada nanti ada yang berpikiran dirinya merupakan fans diam-diam Arkana. Ini sungguh memalukan!

Kirana bangkit. Dia berjalan menuju ke bangku Arkana. Cowok itu sepagi ini sudah mengeluarkan lelucon dengan bahasa kasarnya ke Erik.

"Ini buat kamu." Kirana akhirnya melakukannya. Dia sudah menyodorkan kotak makan itu tepat di hadapan wajah Arkana.

"Buat gue?" tanya Arkana.

"Iya. Sebagai tanda terima kasih karena udah mau ajarin aku fisika," ucap Kirana malu-malu.

Arkana nampak bingung. Kirana tidak ingin berlama-lama. Dia langsung meletakkan kotak makan itu di hadapan Arkana. Cowok itu mungkin masih terkejut.

"Makasih ya nasi gorengnya. Gue terima. Tapi bukan berarti gue mau makan pemberian lo!" Arkana berkata dengan lantang. Seperti sengaja menyombongkan diri.

Kirana di seberang bangku Arkana menunduk. Rasa malunya sangat luar biasa saat ini. Apalagi karena tingkah Arkana yang menyombongkan diri.

"Nih Rik nasi gorengnya buat lo!" Arkana berkata lantang lagi. Kirana melirik, ternyata Arkana benar memberikan kotak makan berisi nasi goreng itu ke Erik.

Ada perasaan kecewa dalam diri Kirana. Padahal Kirana sangat berharap Arkana yang akan memakannya.

"Nggak apa-apa Kirana. Yang penting kan kamu ngasihnya ikhlas." Kirana berkata pelan. Menasihati dirinya. Jangan sampai perasaan kecewanya saat ini membuatnya harus murung. Padahal hari masihlah pagi.

***

Jika yang lain fokus berlari di lapangan seperti intruksi dari Pak Apri, tetapi Kirana lain lagi. Dia terdiam dan tatapannya tercuri oleh pemandangan menyebalkan di sudut kanannya.

Arkana sedang berbincang dengan adik kelas yang kemarin Kirana lihat. Sekarang hanya ada satu. Dia adik kelas centil yang kemarin sempat Kirana lihat. Bahkan suara cewek itu setiap bicara ke Arkana diimut-imutkan.

"Ra, lari! Kok malah melamun?" Fara menyadarkan lamunan Kirana. Dia semula menepuk bahu Kirana pelan.

Kirana memilih melanjutkan lariannya. Tetapi pandangannya tetap ingin melihat ke arah dimana Arkana berada saat ini.

After With You (Complete)Where stories live. Discover now