Part 72: Dejavu

126 11 0
                                    

Ayo ramaikan cerita ini dengan komentar kalian

Jangan lupa Vote nya juga

Share ke teman-teman kalian juga ya

Happy reading 😊



Kirana memandangai foto wisudanya. Selain dia berharap ibunya bisa ada di tengah-tengah kebahagiaannya, Kirana sempat berharap Arkana datang di hari wisudanya.

Hari itu, saat Arkana akan berpamitan untuk pulang ke Jakarta, Kirana sempat bilang kalau dia akan diwisuda dua bulan lagi. Dia berharap Arkana bisa datang. Nyatanya, ini sudah tujuh puluh hari berlalu setelah cowok itu pergi ke Jakarta. Jangankan kedatangan Arkana, kabar dari cowok itu pun tidak Kirana dapatkan.

Kirana merasa dalam lingkaran dejavu. Dia ingat saat dirinya dan Arkana masih bersama dulu. Dia pernah dibuat cemas menunggu kabar dari cowok itu. Dan sekarang, dia merasakan kembali bagaimana rasanya menunggu sebuah kabar.

"Apa ini hukuman buat aku yang udah bikin kamu lama nungguin kabar dari aku?"

"Kamu bilang, satu bulan lagi kamu bakalan temuin aku lagi setelah urusan di Jakarta setelai. Tapi ini udah dua bulan lebih Ar, kamu bahkan nggak pernah kasih kabar ke aku. Bahkan kamu nggak pernah balas chat dan angkat telfon aku. Apa kamu sengaja bikin aku berharap dalam ketidakpastian?"

Kirana meletakan kepalanya di atas meja. Dia meraih ponselnya. Melihat lagi pesan-pesan yang dia kirim untuk Arkana. Tidak ada satupun yang cowok itu balas.

"Apa aku tanya lewat Erik?"

"Tapi apa sikap aku ini nggak berlebihan?"

"Mungkin ajah Arkana lagi sibuk banget di Jakarta. Dia sampai nggak punya waktu buat kabarin aku."

"Kamu harus sabar Kirana. Pasti setelah urusan Arkana di Jakarta udah beres, dia pasti kabarin kamu dan datang temuin kamu lagi."

Kirana berkali-kali meyakinkan dirinya. Karena hanya ini satu-satunya cara untuk mengenyahkan segala hal buruk yang selama ini mengganggu pikirannya. Ya, Kirana sempat berpikir kalau Arkana tidak akan kembali lagi menemuinya dan cowok itu sudah menemukan seseorang yang baru.

Kirana meraih ponselnya. Dia membuka media sosial. Padahal sebelumnya dia paling malas untuk bercengkerama dengan kehidupan di dunia maya.

Akun media sosial Arkana adalah tujuan pencarian Kirana. Dia harap-harap cemas, takut saat membukanya, dia melihat hal yang seharusnya tidak dia lihat.

Alasan besar kenapa dia tidak begitu tertarik dengan kehidupan dunia maya, karena semenjak kecelakaan orang tuanya, Kirana selalu dibuat iri dengan banyak hal kebahagiaan yang disebarkan teman-temannya di media sosial.

Bukan hanya itu, semenjak dia gagal masuk ke universitas impiannya, Kirana selalu merasa tidak sehebat teman-teman sekolahnya yang bisa masuk ke universitas impian mereka. Perasaannya selalu dibuat hancur dan dihinggapi rasa iri jika melihat kehidupan teman-temannya dengan segala pencapaian mereka.

Melihat postingan teman-teman sekolahnya, Kirana berkali-kali merutukki kenapa hidupnya tidak seberuntung mereka. Semenjak itu, dia mulai mengurangi bermain media sosial. Hingga dia memutuskan untuk tidak membukanya lagi. Kirana rasa, ini salah satunya cara agar dia lebih fokus dengan kehidupannya dan lebih bersyukur.

Sekarang pandangan Kirana terfokus dengan satu foto yang Arkana unggah satu tahun lalu. Arkana sedang foto berdua dengan seorang perempuan. Kirana belum pernah melihat perempuan itu sebelumnya.

"Cantik banget ceweknya. Mereka berdua kelihatan cocok."

Meski dia memuji, jauh di dalam hatinya dia merasakan sakit. Kirana tidak ingin terlalu lama melihatnya. Kirana mematikan ponselnya.

After With You (Complete)Where stories live. Discover now