Part 17: Puncak Frustasi

2K 98 29
                                    

SEKALI LAGI AKU MINTA MAAF ATAS KETIDAKNYAMANNYA KARENA PART DALAM CERITA INI AKU UNPUBLISH

TENANG AJAH, AKU NGGAK AKAN MENGGANTUNG LAMA-LAMA HASIL DARI REVISI CERITA INI

JADI, TERIMA KASIH YANG MASIH MENGIKUTI CERITA AFTER WITH YOU

JANGAN LUPA VOTE

JANGAN LUPA KOMENTARNYA

SELAMAT MEMBACA 😊

Ruangan yang sarat akan bau obatan-obatan ini berbaur dengan kesedihannya. Kirana menarik selimut berwarna biru muda itu. Dia memposisikan dirinya menghadap ke arah kanan. Semangatnya terkikis habis hari ini. Hari yang sempurna buruknya. Kirana menahan sekuat mungkin. Tidak ingin suara tangisannya di dengar orang lain.

Kejadian semalam di kelab malam, foto yang tersebar di grup angkatan dan tindakan kurang ajar Arkana beberapa menit lalu, berputar-putar di ruang kepalanya. Seakan tidak memberikannya jeda untuk bisa menghela napas dengan lega. Kirana mengeluarkan air matanya semakin deras.

Arkana di luar ruangan UKS sudah ancang-ancang akan masuk ke dalam. Arkana tahu Kirana ada di dalam UKS. Hanya saja, saat langkahnya akan memasuki ruangan itu, tangan seseorang menariknya. Arkana dibawa menjauh dari ruangan itu.

"Rik, lo ngapain sih narik-narik gue! Gue ada perlu sama Kirana!"

Erik tersenyum kecut. Dia menatap Arkana tajam. "Lo udah ngapain Kirana? Jawab Ar!"

Erik tidak segan mendorong tubuh Arkana dengan kasar. Tidak hanya sekali, tetapi beberapa kali. Arkana yang akan bersuara tertahan karena dorongan temannya itu. Arkana terdorong hingga membentur tembok samping ruangan UKS.

"Jawab, Ar!" Erik membentak. Menagih jawaban.

"Ini gue mau jawab!" Arkana membalas. Membentak Erik lebih keras.

"Gue—"

"Apa, lo udah ngapain Kirana? Gue lihat dia keluar dari ruangan ganti udah nangis. Lo, nggak habis lakuin hal diluar batas kan sama dia?"

"Gue—"

Erik mencengkeram kerah seragam Arkana. Mencengkeramnya erat. Arkana menatap teman dekatnya itu tidak paham. Erik tidak pernah seperti ini.

"Jawab yang jujur, Arkana!" Erik masih mencengkeram kerah seragam Arkana. Meski begitu, Arkana memilih menerima. Dia tidak memberontak.

"Lo kenapa jadi kayak gini Rik?" Arkana bertanya balik. Dia menatap curiga Erik.

"Kejadian satu tahun lalu, selalu membuat gue takut Ar. Gue takut lo akan kena masalah besar lagi!"

Arkana terdiam. Kejadian satu tahun lalu langsung melesat melewati ruang ingatannya. Dia sudah berusaha melupakan. Nyatanya, masa lalu selalu berada di tempatnya. Ia tidak pergi, meski dicoba dihilangkan.

"Apa yang gue lakuin ke Kirana, nggak ada hubungannya sama kejadian satu tahun lalu!"

Arkana melepaskan tangan Erik dengan kasar. Arkana beranjak, dia ingin menemui Kirana. Perasaan yang amat bersalah begitu menggerogotinya saat ini. Arkana tidak peduli jika Kirana akan menampar atau memukulnya sekalipun. Itu mungkin bahkan tidak setara atas apa yang sudah ia lakukan.

Erik mencegah lagi. Arkana menoleh, dia menatap sengit temannya. "Apa lagi sih Rik?"

"Biarin Kirana tenangin diri dia sendiri! Lo lebih baik balik ke kelas! Dan gue mohon banget sama lo Ar! Berhenti bertindak gegabah. Gue, sebagai teman lo, cuman nggak mau lo kenapa-napa! Gue nggak mau akhirnya lo kena masalah besar atas tindakan gegabah lo itu!"

After With You (Complete)Where stories live. Discover now