Part 4: Pertolongan Kedua

2.4K 146 79
                                    

NGGAK PERNAH BOSEN NGINGETIN, JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTARNYA YA

SELAMAT MEMBACA 😊



Menelan ludah pun susah. Apa yang Arkana ucapkan berhasil membuat seluruh tubuh Kirana terkunci. Logikanya berkata untuk segera kabur. Tetapi tubuhnya terdiam, membiarkan deru napas yang hangat itu semakin menyapu seluruh wajahnya.

"Ngarep!" ucap Arkana seraya mendorong kening Kirana dengan telunjuk kanannya. Kirana terhuyung. Dirinya tidak mampu menyeimbangkan tubuh. Dia jatuh terduduk. Hampir saja tercebur. Sedangkan Arkana, cowok itu pergi seraya mengeluarkan tawa bahagianya.

Kirana mengusapi pantatnya. Terasa nyeri. Arkana yang semula pergi dan memasuki sebuah ruangan, lalu kembali. Dia membawa sesuatu. Benda berbentuk persegi panjang yang sudah Kirana inginkan dari semula.

"Lo mau ini balik kan? Ambil tuh!" ucap Arkana meremehkan. Dia melempar buku catatan harian Kirana ke kolam renang.

"Arkana!" Kirana memaki kesal. Bergerak cepat dia segara mengambil buku miliknya. Tangan kanan dan kirinya meraih sebisa mungkin buku itu.

Arkana menuju ke suatu ruangan kembali—ruangan ganti laki-laki. Cowok itu tertawa dengan begitu lantang. Tawanya menelusup ke berbagai ruangan, berisik dan mengusik.

Kirana masih meraih-raih, dia semakin mendekat ke kolam renang. Tangannya sudah bersentuhan langsung dengan air kolam renang. Gadis itu mencari cara lain. Mulai celingukan mencari benda apapun yang bisa membantunya sekarang.

Melihat Arkana yang sudah keluar dari ruangan ganti dan sudah sempurna memakai seragamnya kembali, Kirana mendelik tajam. Tetapi tidak ada gunannya melempar kekesalan ataupun marah ke cowok itu. Hanya akan menguras energi.

Arkana menoleh, dia menatap remeh ke arah Kirana. Melihat Kirana yang kelimpungan rasanya sangat membuatnya puas. Cowok itu setelahnya berlalu. Tidak memedulikan Kirana yang kebingungan kesana kemari.

Tidak ada yang bisa membantunya, selain dirinya sendiri. Jika sudah panik, otak pun tidak bisa menemukan ide terbaik. Seolah di dalam sana sudah padam karena kepanikan. Kirana memainkan air kolam renang dengan kedua tangannya, berharap buku catatannya mendekat.

Gadis itu tidak memperhatikan jarak. Maju sedikit lagi, terceburlah dia. Tubuhnya yang terlalu semangat, justru membuatnya jatuh di dalam perangkap.

Kirana gelagapan. Inilah akhirnya. Dia berakhir di dalam genangan air kolam renang. Dia meraih buku catatannya, mendekapnya. Seolah benda itu adalah anaknya yang baru saja dia temukan. Gadis itu berenang ke tepian. Lalu dia bangkit seraya memeluk buku catatan hariannya.

Gadis itu menangis. Wajahnya yang basah menutupi air matanya yang kini berjatuhan menimpa pipi. Kirana duduk bersimpuh. Menatap nasib buku catatan harian dan dirinya sendiri. Sama-sama berakhir tragis. Semua gara-gara Arkana.

"Hiks, tulisannya banyak yang nggak kebaca."
"Ini aku gimana kembali ke kelasnya? Basah kuyup gini."
"Kenapa sih Arkana sejahat ini?"

Kirana memeras baju seragam yang dia kenakan. Berharap akan kering seketika dengan dia melakukan itu. Dia melihat sekitar, masih sepi seperti semula. Ini lebih baik, dibandingkan ada yang melihatnya dalam keadaan memalukan seperti ini.

Kirana bangkit. Kedua tangannya mendekap buku catatan. Gadis itu teringat Gadis dan Fara. Dia mengeluarkan ponsel dari saku rok abu, hendak menghubungi Gadis dan Fara. Dan yang berakhir tragis ternyata bukan hanya buku catatan harian dan dirinya saja. Ponselnya pun demikian.

Kirana semakin menangis. Tangisannya memecah hening. Ada seseorang yang berjalan mendekat ke arahnya pun tidak Kirana sadari.

Cowok itu berjalan mendekat. Dari kejauhan dia sudah menatap heran gadis di ujung pandangannya. Gadis itu menangis tersedu dan berceracau.

After With You (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang