Varian(si) Jembatan 20

42 25 23
                                    

Entah Ganteng berhak merasa kecewa atau tidak. Karena mereka pun baru bertemu lagi.

Ah, mestinya Ganteng merutuki diri. Seharusnya dulu ia ikut ketika kakaknya dibawa pergi oleh ayahnya, sehingga mereka tak tinggal berdua saja. Dan ia bisa menjaga kakaknya agar tak tertular.

Namun, bukankah yang Ganteng lakukan setiap hari termasuk menjaga kakaknya? Ganteng mendoakan kakaknya setiap saat, agar tak menjadi psikopat gila seperti ayahnya.

Ganteng menghela napas berat. Kecewa tak bisa ia singkirkan. Apalagi catatan kecil itu terus muncul di kepalanya.

Elang. Seorang pembunuh bayaran. .... Kesukaannya menyiksa korban dengan menusuk perlahan, berkali-kali sampai ada darah yang menyembur ke wajahnya.

Varian(si) XWhere stories live. Discover now