Varian(si) Jembatan 15

52 28 44
                                    

"Kamu ... anaknya demit ya, hah?"

Cantik tertegun saat lelaki itu berdiri lalu membentaknya, tapi hanya sesaat. "Dikasih solusi malah marah-marah." Cantik menuduh, tapi dialah yang terlihat lebih marah.

"Nyuruh bunuh dosenku itu kamu sebut solusi?"

"IYA. KALO NYEBELIN YA MENDING BUNUH SAJA."

"Wah, anak demit nih, nggak heran, datangnya saja tanpa suara." Matanya melirik ke arah dada kanan Cantik

Cantik mendelik, lalu mengembuskan napas perlahan untuk mengontrol emosi.

"Jadi, kenapa anak sekolah keluyuran di sini? Mending pulang dulu, ganti seragam baru main-main."

"SIAPA KAMU NGATUR-NGATUR?"

"Sensitif amat sih, kayak emak-emak lagi hamil aja."

Plak.

Napas Cantik memburu, menatap lelaki itu dengan sengit. Ia mengalihkan wajah sebelum mendudukkan diri di tempat lelaki itu duduk sebelumnya.

Laki-laki itu menggeser buku-bukunya dan ikut duduk di samping Cantik.

"Namaku Aras. Maaf, sudah buat kamu tersinggung." Aras mencolek pipi Cantik dengan pulpennya. "Cantik!"

Cantik menjauhkan pipinya. "Makasih pujiannya."

Aras terkekeh. "Aku bukan memuji."

Cantik mendengkus, baru ingat papan nama sialan di dadanya belum dilepas.

"Kalau ada masalah cerita saja, itu lebih baik daripada dipendam sendiri, Cantik Saja?"

"Saja itu Satya Praja." Cantik menatap Aras sesaat, menunduk lagi, sebelum menceritakan kegalauannya, masalah yang sampai mengganggu sekolahnya. Entah mengapa, Cantik tak ragu.

"Lalu?"

"Aku hamil."

"Hah?"

"Pak guru sialan itu ngatain aku hamil di depan adek-adek kelas. Kan microchiriptera."

"Kamu hamil beneran?"

Sontak Cantik menarik sebelah telinga Aras sebagai jawaban. Ia tersenyum, untuk pertama kalinya pada orang yang baru ditemui.

Itu kenangan 6 Februari.

Dan sudah seminggu ini, Cantik selalu tersenyum mengingat hari itu. Mengingat Aras, mahasiswa semester tujuh yang punya tampang biasa saja, tapi sukses membuat Cantik merasa nyaman dan aman pada pertemuan pertama.

"Ganteng! Besok hari sabtu. Mungkin nggak ya kalau kak Aras main lagi ke hutan kota? Aku rindu cinta pertamaku." Cantik tersenyum sangat cerah. Senyum yang sudah sangat lama tak muncul di wajahnya.

Varian(si) XWhere stories live. Discover now