Silly Day

146 14 10
                                    

Hyeorin menghembuskan nafasnya lega tatkala ia berdiri didepan jendela kamarnya.

Bukan!

Ini bukan kamar miliknya sendiri, melainkan adalah kamar Lee Daehyun.

Pria itu sepertinya memang sengaja membiarkan kamarnya ditempati oleh Hyeorin beberapa hari kedepan selama gadis itu berada di Daegu.

Senyum cerah terkembang di bibirnya.

Gadis itu benar-benar bahagia karena akan merasakan hal yang berbeda pada liburannya tahun ini meskipun tanpa Yeonra ataupun Jihyo. Setidaknya ia tidak merasa kesepian karena harus menghabiskan liburannya di Seoul sendirian atau yang lainnya, setidaknya juga, ia akan melupakan masalahnya untuk beberapa hari ke depan.

Ia pikir, ia harus segera menghubungi Yeonra untuk meminta maaf atas pertanyaannya hari itu yang membuat sahabatnya itu mendiamkannya hingga beberapa hari ini.

Hyeorin benar-benar merasa sangat bersalah telah membuat situasi yang sulit diantara keduanya.

Ketika sedang asyik bergumul dengan pemikirannya, tiba-tiba matanya menangkap sosok Daehyun yang kini berdiri dibawah sana.

Pria itu menggerakkan tubuhnya kekanan lalu kekiri seolah sedang melakukan olahraga kecil sembari bersiul-siul pelan.

Lalu beberapa detik setelahnya ia mendongak keatas, sadar bahwa ada Hyeorin yang sedang mengamatinya dari balik jendela kamarnya yang berada di lantai dua.

Hei, kenapa mengamatiku seperti itu? Aisssh.” Pria itu mendesis kesal.

Hyeorin segera menoleh ke sekitarnya, memastikan bahwa Daehyun memang sedang berbicara dengannya saat ini.

“Aku? Siapa yang mengamatimu? Aku sedang mengamati suasana di sekeliling dan kau muncul tiba-tiba disana. Jadi katakan, apa itu salahku?” Balas Hyeorin tak mau kalah.

“Memang jika sudah tertangkap basah, kau selalu mengelak.” Pria itu tersenyum sesaat.

“Tidak pernah melihat pria tampan?” Lanjutnya kemudian.

Aish benar-benar.' Desis Hyeorin lalu buru-buru menjauh dari sisi jendela kamar, menghindari kontak mata dengan pria itu.

“Bagaimana bisa aku tinggal dikamarmu saat ini? Aku bahkan merasa sudah gila setelah beberapa jam bersamamu. Kau tahu?” Gumam Hyeorin kesal sembari mengamati foto Daehyun yang berada diatas meja di sudut ruangan kamar.

“Kau? Bagaimana bisa aku akan tidur disini beberapa hari dan terus mengamatimu berada disitu?”

“Kau harus kusingkirkan!” Ucap Hyeorin tegas lalu segera memasukkan bingkai foto itu kedalam laci meja.

Mata Hyeorin kembali mengitar kesekeliling, barangkali ia bisa menemukan hal lain yang berhubungan dengan pria menyebalkan itu.

‘Sudah tidak ada.’ Gumamnya lalu menjatuhkan tubuhnya keatas ranjang tidur. Diraihnya ponsel yang ia tindih dibawah bantal. Nama Yeonra muncul di deretan daftar kontak miliknya.

Gadis itu menggeser-geser layar ponselnya naik turun, ragu jika Yeonra akan mengangkat panggilannya.

Pesan yang ia kirimkan sejak kemarin bahkan belum dibaca. Kembali ia letakkan ponselnya yang benar-benar sepi beberapa hari ini.

Hyeorin’s Pov

Ketika sedang asyik bergulung-gulung diatas ranjang tidur, tiba-tiba pintu kamar diujung ruangan terdengar diketuk oleh seseorang dari luar.

Aku bergegas bangun dan merapikan penampilanku secepat mungkin, sebelum akhirnya kutarik gagang pintu tersebut.

Kudapati Nyonya Lee, ibu Daehyun berdiri disana dengan senyumnya yang merekah. Ia terlihat sangat cantik dan masih muda. Diluar ekspetasi umur beliau yang sebenarnya.

OUR DAYDonde viven las historias. Descúbrelo ahora