Worth

187 26 1
                                    

Hidup ini aneh, bahkan ketika kau benar-benar merasa dekat. Maka kau akan semakin merasa kehilangan tanpa alasan'

--
Hyeorin melangkahkan kakinya masuk kedalam agensi ternama di Seoul itu dengan sedikit percaya diri.

Seorang staff yang berjaga di lobi melemparkan senyum ramahnya tatkala melihat Hyeorin melintas didepannya, tanpa aba-aba ia pun mempersilahkan Hyeorin masuk begitu saja tanpa berniat menanyakan apa keperluan gadis itu di hari libur seperti ini.

Hari ini, Hyeorin memenuhi permintaan Taehyung untuk datang ke agensi. Entah untuk alasan apa, Taehyung tak mengatakannya sama sekali.

Semalam pria itu menyepam-nya dengan puluhan pesan yang bahkan isinya sama.

😁😁 : 'Don't forget about our promise'

Hyeorin mendengus pasrah mengingat deretan isi pesan yang masuk kedalam ponselnya dan baru ia baca pagi tadi.

Heol, Taehyung pasti meminta Namjoon untuk menerjemahkannya.

Karena setahu Hyeorin, Taehyung tak begitu mahir dengan bahasa internasional itu. Bahkan seluruh dunia pun mungkin tahu.

Dan tentang 'Our Promise?'
Seingat Hyeorin, ia tak pernah memiliki janji apapun pada Taehyung.

😁😁 : Di lantai 5. Cari saja ruang kerjaku.

Sebuah pesan dari Taehyung masuk kedalam jendela chat Hyeorin tiba-tiba yang membuat ponselnya sedikit bergetar. Seolah Taehyung tahu jika Hyeorin sudah tiba di agensi.

😁😁 :  'Ujung lorong belok kekiri. Ruang kerjaku berada disamping ruang latihan.'

Hyeorin melangkahkan kakinya ragu kedalam lift diujung lobi. Ia segera memencet angka 5 pada intercom.

Ada perasaan takut seketika pintu lift tertutup rapat dan perlahan mulai membawanya naik melewati setiap lantai agensi.

'Bagaimana jika seseorang bertemu dengannya lalu mereka menanyakan hal aneh-aneh padanya? Jadi apa yang harus ia jawab?'

'Bagaimana jika ia bertemu dengan member BTS yang lainnya? Dan membuatnya mati seketika?'

'Bagaimana jika ia bertemu Jimin disini?'

Aihh, Park Jimin.

Lagi-lagi wajah pria satu itu yang muncul diotaknya.

Bermacam-macam pikiran negatif berkumpul didalam otakknya yang membuatnya semakin pusing.

Ia menatap wajahnya dari pantulan dinding kaca disampingnya. Kelopak matanya yang mulai menghitam dan berkantung karena pulang terlalu larut dan kurang tidur semalam.

Hyeorin memerinci kembali penampilannya dari pantulan kaca. Tidak ada yang istimewa darinya hari ini.

Pakaian casual seperti biasa, rambut hitam yang ia biarkan tergerai begitu saja dan sebuah totebag cokelat bergambar beruang dipundak kanannya.

Dengan harap-harap cemas Hyeorin terus saja mengamati setiap perubahan angka didepannya.

Tidak lama kemudian,

Tinggg !!

Pintu lift terbuka ketika angka sudah berubah menjadi angka 5.

Tidak ada orang lain yang terlihat, begitu Hyeorin keluar dari dalam lift.

Ia berjalan pelan menyusuri sepanjang lorong sembari sesekali mengamati satu persatu tulisan yang tertempel disetiap pintu ruangan, hingga akhirnya ia menemui sebuah tikungan diujung lorong.

OUR DAYWhere stories live. Discover now