Her : Flashback

183 23 6
                                    

Taehyung's Pov

Semburat warna orange dari pantulan mentari yang baru saja muncul dari persembunyiannya berhasil menarik perhatianku. Angin ikut berhembus pelan menegakkan anak rambutku yang sedikit kecoklatan.

Bibirku tak hentinya mengulas senyum melihat benda yang kini berada ditanganku.

Aku baru menerimanya tadi malam.
Kini aku sedang duduk didepan pintu rumah gadis bermusim dingin, udara pagi tercampur dengan kabut yang menyamarkan cahaya matahari membuatku semakin merapatkan sweaterku.

Tapi dinginnya udara pagi ini tak membuatku buru-buru beranjak dari tempatku.

Hampir satu jam aku berada duduk di tangga depan rumah, menunggu sang pemilik rumah membukakan pintunya.

Kembali kutatap benda ditanganku, selembar kertas yang begitu berarti untukku dan membuatku tersenyum ketika aku melihatnya.

Hampir semalaman aku tidak bisa tidur karena benda ini. Aku bahkan sudah membacanya berkali-kali tanpa bosan.

Kebahagiaanku mengalahkan kebosananku akan isi dari kertas tersebut.

Mataku terasa sedikit berat karena semalam aku hanya tidur dua jam.

Kudongakkan kepalaku begitu aku melihat Raenhee. Gadis bermusim dingin itu akhirnya membuka pintu rumahnya.

Ia terkejut saat melihat kehadiranku disini. Alisnya berkerut menatapku seolah aku ini makhluk aneh yang baru saja jatuh kebumi.

Pagi ini ia mengenakan hoddie putih bergambar kartun kesayangannya dengan celana jeans yang hanya selutut.

"Taehyung-ah, yeogisseo mwohae ?." Ucapnya.

Ia memutarkan bola matanya malas. Sedangkan aku hanya tersenyum melihatnya.

Tanpa pikir panjang aku segera berdiri dan meraih tangannya.

" yaaa. Apa yang kau lakukan pagi-pagi begini ?" Ujarnya yang setengah berteriak kesal karenaku.

Kuberitahu satu hal.

Gadis ini pendiam sekali, ia hanya akan berbicara untuk hal yang menurutnya penting. Ia adalah gadis yang sangat tertutup. Itulah mengapa aku menjulukinya gadis bermusim dingin, ia tak pernah tersenyum dan selalu bersikap dingin pada orang disekitarnya.

Bukan karena sombong, ia memang seperti itu sejak lahir.

Terkecuali denganku, ia akan berubah menjadi gadis cerewet jika bersamaku.

"Aku ingin mengajakmu jalan-jalan pagi ini. Kajja ! " Ujarku lalu kugandeng tangannya.

Ia tak lagi protes ketika aku menggandeng erat tangannya di sepanjang jalan.

Aku menyukai suasana pagi ini. Entah karena aku sedang senang, atau memang cuacanya sedang baik.

Cerah sekali.

Berkali-kali kudongakkan kepalaku sambil bermain dengan uap yang keluar dari nafasku.

"Lihatlah, seekor naga sedang menculik seorang putri " Ujarku kemudian. Ia hanya tersenyum tipis tanpa berniat menanggapi ucapanku.

Sesaat kemudian, kami tiba disebuah taman bermain.

Entahlah. Aku juga tidak tahu kenapa aku mengajaknya kesini, tetapi aku menyukai tempat ini. Taman bermain kami sepulang sekolah.
Padahal kami sudah duduk di bangku sekolah menengah atas. Tetapi kebiasaan kami sejak kecil rupanya tidak bisa hilang.

Mataku mengitar ke suasana disekeliling, suasana di Daegu yang sebentar lagi mungkin akan jarang dapat kurasakan.

Raenhee duduk disebuah ayunan besi lalu menggerak-gerakkannya pelan dan aku pun ikut duduk disampingnya.

OUR DAYWhere stories live. Discover now