Fight

154 18 14
                                    

>> Play on music :
🎶 Day6 -
Goodbye Winter <<

“Baiklah, jika memang itu maumu. Jangan menyukaiku, jangan mempercayaiku, jangan berharap lagi padaku, kita masih tak mengenal satu sama lain. Kau tidak mengerti aku, kau tidak mengerti bagaimana perasaanku. Kau bahkan mencoba membuatku melupakanmu. Baiklah, mulai sekarang aku akan melupakanmu, jadi jangan menemuiku lagi setelah ini!“ Ucap Taehyung kasar.

Nafasnya mulai tak teratur, ia bahkan tak menatap kearahku.

Ini adalah kali kedua Taehyung berteriak padaku. Ia bahkan tidak sadar jika luka yang kurasakan kemarin sore sama sekali belum berkurang dan ia membuatku semakin merasakan sakit pagi ini.

“Tae,“

“Jangan memintaku mengusirmu lagi  Hyeorin-ah. Jangan membuatku semakin membencimu.“ Ujar Taehyung sesaat memotong ucapanku.

“Aku ingin mengatakan sesuatu. Kau sungguh tidak ingin  mendengarku?”

“Kau ingin mengatakan bahwa kau memintaku melupakanmu dan hubungan kita. Jadi apa kau pikir aku tidak bisa melakukannya? Kau bahkan dengan percaya diri aku akan mempertahankanmu setelah ini? Kau benar-benar keterlaluan sekarang.“ Ujar Taehyung panjang lebar.

Hatiku terasa ngilu, mendengar ucapannya yang begitu kasar bagaikan ratusan anak panah yang menghujaniku tanpa jeda.

“Kenapa lagi? Kau ingin menangis? Menangis saja. Kau bilang aku tidak perlu mengkhawatirkanmu. Jadi jangan menarik ucapanmu itu, kau ingat?“

Taehyung bahkan tak memelankan volume suaranya sedikitpun.

Dia terus berteriak tanpa menatapku.

Tubuhku serasa hampir roboh sebentar lagi. Aku tidak percaya Taehyung akan mengulang ucapannya yang begitu menyakitkan siapapun yang mendengarnya itu.

Ahh, Benar-benar. Kenapa aku bisa menyukai wanita sepertimu? Kau bahkan tak punya rasa,“

“Berhenti meneriaki ku, kau bahkan tak tahu perasaanku.“
Sambungku karena tak ingin mendengarkan kalimatnya berlanjut.

“Perasaan? Kau mulai berbicara perasaan? Kau bicara seolah-olah kau yang menderita? Kau paling menderita Yoon Hyeorin? Eoh. Kau benar aku tidak perlu mengkhawatirkanmu karena pria itu akan melindungimu setelah ini bukan? Kau bicara seolah aku yang salah disini.“ Taehyung masih belum menyelesaikan ucapannya.

Aku terisak mendengar setiap kalimat yang ia lontarkan dan menyayat-nyayat hatiku untuk kesekian kalinya.

Sesaat Taehyung menolehkan kepalanya kesamping tanpa berniat menatapku yang kini berdiri tepat dibelakangnya.

“Seharusnya kita memang tidak bertemu, kau tetap menjadi seorang yang tak kukenal, kau hanya sebatas penggemar kami. Salah satu dari jutaan penggemar kami. Kau tahu?“ lanjutnya untuk yang terakhir kali.

Kali ini nada bicaranya terdengar begitu menyesal.

Taehyung kembali mengacak surainya kasar. Ia terlihat begitu frustasi. Entah pada dirinya sendiri atau padaku.

Sesaat semilir angin menerpa wajah kami, membuat beberapa helai rambutku bergerak-gerak menutup wajahku.

“Seharusnya seperti itu, aku tetap menjadi penggemarmu. Menjadi seseorang yang mengagumimu.  Hanya itu. Mianhae.“ Ucapku yang sedikit terpenggal karena tangisanku yang tidak bisa kubendung lagi.

Aku seharusnya tahu diri.

Taehyung tidak akan mengingikan keberadaanku lagi.

Kuputuskan untuk segera berlalu darinya. Meninggalkan Taehyung yang masih berdiri pada posisinya yang membelakangiku sejak tadi.

OUR DAYNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ