Rain

302 47 25
                                    

Hyeorin's Pov

Terkadang kita tidak tahu, bahwa kehidupan yang kita miliki sekarang adalah kehidupan yang diinginkan oleh orang lain.

Ya, seperti itulah hidup.
Manusia akan selalu merasa kurang dan bahkan lupa untuk bersyukur, atas apa yang dimilikinya sekarang.

_ _

Jika dipikir-pikir memang benar,

aku merasa lebih beruntung dari Jihyo.

Ya karena aku berasal dari keluarga berkecukupan. Aku hanya tinggal meminta dan semua yang kuinginkan akan kudapat. Aku bisa pergi kemanapun yang kumau, dan aku bisa membeli apapun yang kusuka.

Bukankah itu hal sempurna ?

Jika dihitung hitung sebenarnya tabunganku cukup untuk membeli 2 tiket, tapi apa jihyo mau menerimanya begitu saja. kurasa tidak.

Oh God .. aku benar-benar bingung kali ini.

Aku mulai membenahi rambutku yang tertiup oleh angin. Ujung sepatuku menendang-nendang pelan daun-daun yang berguguran disepanjang jalan. Ini bukan musim gugur, tapi angin berhasil menerbangkan daun-daun kering yang awalnya masih asyik bergantung di ranting-ranting pepohonan.

Manikku terus menatap langkah kakiku yang mulai pelan, hingga aku tak menyadari bahwa butiran cairan bening mulai turun bergantian begitu cepatnya hingga berhasil menciptakan titik-titik di sepanjang jalan yang kulewati.

Kurasa sebentar lagi hujan akan turun dengan derasnya.

Entah kenapa, tapi aku menyukai hujan. Ia membawa kedamaian.

' I love the rain, i love how it softens the outlines of things. The world becomes softly blurred. And i feel like i melt right into it.'

Dan aku menyukainya.

Tetapi kali ini aku berharap dewi fortuna berpihak padaku. Karena aku tak membawa payung pink bertelinga panda kesayanganku.

Tapi sepertinya tidak !

Karena beberapa detik kemudian hujan turun dengan derasnya.

Mataku menangkap sebuah kedai coffe yang berada di ujung perempatan. Kurasa aku harus berlari kesana karena tidak ada tempat lain lagi yang bisa kugunakan untuk berteduh sekarang.

Tanpa pikir panjang, aku segera berlari kecil menuju kedai coffe yang tidak begitu jauh didepanku sebelum aku benar-benar basah sekarang. Dengan langkah kakiku yang tidak begitu lebar ini aku mencoba mencapai tempat tersebut. Kulepaskan tas yang sedari tadi berada dipunggungku dan kini kupindahkan dalam pelukanku.

Aku tidak tahu apakah aku akan basah kuyup atau tidak, karena aku merasa berlari dengan cukup lambat.

Tiba-tiba seseorang berlari denganku dengan jaket yang ia kenakan sebagai payung.

Lebih tepatnya ia berbagi jaketnya denganku.

Aku hampir menghentikan langkahku saat itu, tapi ia mendorongku dengan siku lengannya yang terangkat karena ia tengah memegangi ujung jaket diatas kepala kami. Memberi tanda bahwa kami harus berlari lebih cepat.

Aku tidak peduli siapa dia, seseorang yang berlari bersamaku dibawah derasnya air hujan ini.

Kueratkan pelukanku agar tas yang berada didalam lenganku ini tidak basah. Ada laptop didalamnya, aku tak bisa membiarkannya basah begitu saja.

OUR DAYDonde viven las historias. Descúbrelo ahora