135. Pesta Kembang Api Terakhir -2-

Zacznij od początku
                                    

Tapi jangan berpikir Hanabi adalah gadis bodoh atau penurut seperti kakaknya, sebisa mungkin ia tak akan membiarkan Danzo mengusirnya dengan cepat.

"Ehem...." Saitama sang Pendeta pun batuk dengan disengaja agar keberadaannya dianggap. "Aku sudah memeriksa astronom Hanabi dan Konohamaru, tak ada masalah di awal musim panas."

Hanabi menjulurkan lidahnya pada Danzo, ia merasa menang.

"Hanabi, jaga perilakuku..." Hinata menegur dengan nada lebih tinggi dari biasanya. "Kita sudah tidak memiliki orang tua lagi, bersyukurlah Shimura-sama mau memperhatikan kita."

Danzo tersenyum penuh kemenangan mendengar pembelaan Hinata. "Lalu bagaimana dengan waktunya, pendeta, bukankah pemurnian pernikahan harus diadakan pagi hari?"

"Pemurnian pernikahanku akan dilaksanakan di malam Hanabi Matsuri. Aku lahir di malam Hanabi Matsuri dan akan menikah di waktu yang sama!" Ucap Hanabi mutlak tak terbantahkan.

"Dengar gadis kecil..." Danzo berbicara pada Hanabi seolah tengah berbicara pada anak kecil.

"Aku bukan gadis kecil Danzo-sama, usiaku sembilan belas tahun dan sebentar lagi aku akan menikah!" Hanabi melipat tangannya di depan dada tidak terima disebut gadis kecil.

"Baiklah, Nona Hanabi." Danzo kehilangan kesabarannya. "Orang normal melakukan pemurnian pernikahan di pagi hari."

"Bagaimana pendeta?" Hanabi mencari pembenaran kepada Saitama.

Saitama terkikik kecil. "Begini nona Hanabi, sebenarnya tak harus pagi hari, asalkan jangan waktu malam, karena saat matahari terbenam adalah waktunya para roh jahat berkeliaran, kau tak akan mendapat banyak berkah saat itu."

"Kalau begitu aku akan menikah di tengah hari!"

Kini bukan Danzo atau Hinata yang keberatan dengan keputusan Hanabi, tapi wajah Konohamaru lah yang nampak kecewa berat. Ia harus memakai haori hitam dan tebal di tengah panasnya matahari musim panas di tengah hari.

...

"Tidak bisa kah kita berbicara di ruang kerjamu, Dobe?"

Naruto merapikan haori nya saat panggilan 'kesayangan'nya itu terdengar. Sang kaisar tertawa geli, entahlah akhir-akhir ini ia akan merasa sangat bahagia melihat wajah kesal Sasuke, sama seperti ketika mereka masih mengemban pendidikan di perguruan Shinto Ryu.

"Menjijikkan sekali kau mengundangku ke kamarmu." Gumam Sasuke muak, ia mendudukkan dirinya di kursi marmer di tengah kamar Naruto.

"Paman dan Bibiku membangun jalan rahasia dari kamar mereka ke kamar yang sekarang kau tempati di istana Kamakura, agar bisa dengan mudah mengatur strategi, tanpa diketahui siapapun." Jelas Naruto sambil berjalan kearah meja, Hinata telah menyiapkan sarapan untuknya.

"Katakan apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya Sasuke tanpa basa-basi.

"Hinata sedang ke kuil untuk menentukan hari pernikahan Hanabi, ku kira inilah saat yang tepat untukku meminta bantuan padamu." Inilah alasan Naruto sebenarnya untuk tidak menolak keinginan para tetua itu untuk ikut campur dalam penentuan hari pernikahan Hanabi.

Naruto menyodorkan sepiring gyoza pada Sasuke, namun bungsu Uchiha itu menggeleng menolaknya. "Aku ingin mengetahui kejadian masa lampau. Kau bisa membantuku menggunakan kitsune-bi di luar tubuhku?" Tanya Naruto kembali.

Fox And FlowerOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz