27 - Haruskah Berakhir? (New Chapter)

3.3K 242 76
                                    

An:
Hai, Assalamu'alaikum sahabat, BMB😇
Karna kemarin banyak yang minta post 10 Bab terakhir part ending. Jadi, aku kabulin deh..

Hehe, mohon maaf banget yah, kalau lama updatenya. Author nya labil banget, sebenernya ini udah lama tamat, cuman gak aku post, aku simpen sendiri.

Oke, mari kita langsung saja. Buat kalian yang lupa sama Ceritanya boleh baca ulang dulu dari awal.

Happy Reading guys,,,

◉‿◉◉‿◉◉‿◉◉‿◉◉‿◉

Arsyila terdiam di atas tempat tidur, netra coklat terangnya menatap hampa pada dua map yang tergeletak di depannya. Ia masih belum bisa menerima kejadian ini. Penjelasan Myesha beberapa jam yang lalu masih terngiang di kepalanya.

Pernikahan sirih?

Gugatan Pembatalan Pernikahan?

Di Penjara karna pemalsuan identitas?

Lalu, keluar dari penjara menikah kembali?

Arsyila tertawa sumbang, ia menertawakan dirinya yang bodoh dan mau saja diperdaya oleh Fatih. Sehina apa dirinya di mata Fatih, hingga laki-laki yang terlihat baik, shaleh, dan mengerti akan agama itu mempermainkan hidupnya.

Arsyila masih mengingat dengan jelas, bagaimana Fatih berlutut di kaki Ummi Aminah untuk meminta restu menikahi dirinya empat bulan yang lalu di mesjid.

Lagi, Arsyila tertawa sumbang disertai air mata yang mulai berjatuhan. Arsyila menangis untuk kesekian kalinya.

Fatih yang sedari tadi memperhatikan Arsyila dengan berdiri di ambang pintu kamar, perlahan mulai melangkah mendekati Arsyila yang tengah membenamkan wajahnya pada bantal. Meski Arsyila membenamkan wajahnya, isak tagis gadis itu masih dapat terdengar oleh Fatih.

Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, Fatih duduk di hadapan Arsyila. Netra hitam meneduhkannya menyorot sendu pada sosok Arsyila. Ia membiarkan Arsyila untuk meluapkan tangisnya agar gadis itu merasa sedikit lega, sebelum nanti ia mengajak gadis itu berbicara serius.

Lima belas menit berlalu, tangis Arsyila sudah mulai berhenti, perlahan gadis itu menjauhkan wajahnya dari bantal. Netra coklat terang gadis itu menatap tajam saat menemukan sosok Fatih yang duduk di depannya.

Fatih membalas tatapan tajam Arsyila dengan teduh.

Sekian menit berlalu tanpa arti. Atmosfer terasa mencekam, keheningan masih setia menyelimuti sepasang anak Adam dan Hawa. Keduanya masih beradu tatap, menyelami hati satu sama lain untuk mencari sebuah kejujuran.

Fatih menghela nafas jengah, ia memutuskan untuk memulai pembicaraan lebih dulu. "Maafkan saya Arsyila."

"Maaf?" Arsyila tertawa sumbang saat mendengar permintaan maaf terlontar dari mulut Fatih. "Untuk apa meminta maaf?"

"Untuk semua kesalahan saya... Untuk semua luka yang saya goreskan... Saya sungguh meminta maaf."

"Maaf aja nggak bisa mengembalikan hati yang sudah hancur berserakan." Arsyila menatap tajam pada Fatih yang tengah tertunduk saat mendengar ucapannya. "Sejak awal aku udah bisa menebak ada yang nggak beres sama kamu dan ummi. Selama ini aku diam, pura-pura nggak tahu karna aku sangat menghormati dan menghargai kamu dan ummi."

Fatih diam tak menyahut, ia kembali menaikkan tatapannya untuk menatap Arsyila.

"Menggantikan posisi Maheera dengan alasan demi menyelamatkan nyawa seseorang?" Arsyila berdecak kesal. "Lelucon macam apa itu?"

Dibalik QalbuWhere stories live. Discover now